Aku Bahagia

4.2K 215 2
                                    

Ketika kekahwatiran tak bisa dielakkan lagi, maka saat itu juga kebimbangan menyapa hati. Kehilangan sesuatu dalam hidup mungkin dapat membuat kita belajar untuk ikhlas tapi apakah setiap orang mampu untuk ikhlas..

Ponselku berbunyi
"Assalamu'alaikum Sheeqa"
"Wa'alaikumsalam"
"Lagi apa?"
"Lagi duduk aja di kamar, ada apa?"
"Enggak aku cuma mau denger suara kamu aja"
"Dasar..kirain ada apa"
"Sheeqa, jika aku sudah pergi jauh meminggalkanmu. Aku harap ingatanmu tentangku tak akan ikutan hilang ya"
"InsyaAllah"
"Aku boleh bertanya satu hal?"
"Silahkan Ma, mau tanya apa?"
"Kapan kamu mandi?"
"Apa'an si..resek banget..aku udah mandi"
"Pantesan wanginya sampai ke sini"
"Dasar"
"Dasar apa"
"Dasar Negara Republik Indonesia,..udah ah...aku mau baca buku"
"Ok..oh iya bang Rafa besok mau liburan ke sini loh..."
"Emangnya kenapa?"
"Gak mau main-main ke rumah?..kan udah lama gak ketemu sama bang Rafa"
"Males.udah ah..aku mau baca buku...plis jangan ganggu"
"ok..jadi gak kita nikah?"
"Kamunya aja gak dateng-dateng"
"InsyaAllah"
"Jaga diri baik-baik..kalau capek..istirahat ya"
"Iya...jaga diri baik-baik ya Qa...jangan lupa makan, minum, mandi"
"Apa'an sih..gak jelas banget..udah ah..udah jam 10 pagi ni..aku mau nganter bunda ke rumah temennya"
" ok Assalamu'alaikum cinta"
"Ih gak jelas banget. Nama aku Asheeqa...iya Wa'alaikumsalam"
"Oh udah ganti ya sekarang"
"Mungkin"
"Ya wes lanjut bacanya gih"
"Hem"
Darma menutup telponnya..

***
Aku dan bunda menyusuri keramaian jalan yang sesak oleh padatnya kendaraan.
"Bunda kita mau kemana sih?"
"Rumah temen bunda...tapi kita singgah dulu kerumah tante Nirmala ya?"
"Uminya kakak Nafisah?"
"Iya dong, emangnya siapa lagi?"
"Ngapain?"
"Ikut aja!"
"Kan cuma nanya bunda. Ngapai coba kerumah tante Nirmala kalau gak ada kepentingan"
"Anak bunda bawel banget, ya Allah sayang. Bunda mau nganterin titipan barang, sekalian kamu ketemu Darma"
"Ih bunda resek, apa'an sih"
"Yah pipi anak bunda merah kayak telur rebus"
"Bunda, kalau Sheeqa nikah sama Darma gimana?"
"Gimana apanya?"
"Iiii bunda setuju gak?"
"Kalau itu membuat Sheeqa bahagia ya pasti bunda setuju"
"Tapi ayah??"
"Ayah si ngikut apa kata bunda"
"Bunda yakin?"
"Kenapa nanyain kayak gitu?"
"Nanya aja, emang gak boleh?"
"Boleh, mau sekarang nikahnya?, sekalian ni. Kita kan mau kerumah Darma"
"Iiiii kok sekarang, seharusnya yang cowok dong yang dateng kerumah"
"Kirain Sheeqa mau nikahnya sekarang"
"Enggak, entar aja nikahnya"
"Emang udah siap?"
"Tau deh"

Mobil bunda memasuki halaman rumah tante Nirmala
Aku dan bunda menuju pintu masuk, ternyata tante Nirmala sudah menunggu kedatangan aku dan bunda
"Assalamu'alaikun"
"Wa'alaikumsalam"
"Darmaaaaaa ada Sheeqa ni dateng" ucap tante Nirmala sedikit berteriak
"Iya mi..entar" saut Darma
"Silahkan duduk, ada barangnya say?" Tanya tante nirmala sambil menatap kearah bunda
"Ada ini" bunda memberikan kotak kecil kepada tante Nirmala "kami gak bisa lama, cuma mau nganter barang ini aja"
"Cepet banget, air minum aja belum di suguhkan. Gak usah buru-buru"
"Soalnya mau ke rumah yang lain lagi ni" ucap bunda
Darma datang dengan penampilan cool nya
"Assalamu'alaikum" ucap Darma sambil bersalaman dan mencium tangan bunda
"Wa'alaikumsalam Darma, gimana kabarnya?sehat?"
"Alhamdulillah sehat selalu, bunda?"
"Alhamdulillah sehat juga sayang"
"Hai Qa"
"Hai" sapaan yang formal
"Kamu cantik"
"Makasih, kamu jelek"
"Fitnah itu"
"Ya udah serah" ucapku jutek
"Kalian ni ya kalau bertemu gak sah kalau gak adu kata-kata, coba akur."
"Udah akur mi, Sheeqa nya aja yang gak peka"
"Maaf tante, udah terbiasa sejak SMA, jadi gak bisa hilang. Soalnya Darma kalau ngomong nyeleneh tante" jelasku
"Nyeleneh tapi ngangenin kan?
"Ih boro-boro ngangeni. Buat muak iya"
"Aduh jadi gak pulang-pulang. Kami pulang dulu ya" ucap bunda "oh iya gimana kalau Sheeqa pulang sama Darma aja!" Pinta bunda
"Enggak ah bunda"
"Gak apa, bunda lama loh..ntar Sheeqa gak betah, gak apa kan nak Darma tolong anter Sheeqa pulang"
"Dengan senang hati"
"pulang dulu ya" peluk bunda sambil menempelkan pipi kiri dan kanannya bergantian ke pipi tante Nirmala

Selang waktu 1 jam setelah asyik ngobrol bersama tante Nirmala akhirnya Darma mengajakku pulang
"Nanti datang lagi ya sayang, biar Darma yang jemput!"
"Iya tante"
Akhirnya aku pamit pulang

"Pakai mobil atau motor?" Tanya Darma
"Serah!"
"Ok deh mobil, jadi kalau hujan gak basa"
"Tumben pinter"
"Dari dulu kalik, kamunya aja baru nyadar. Aku ini ganteng dan pintar, keren pula"
"Ya weslah yang waras mah ngalah"
"Maksudnya?"
"Au ah gelap, udah ayo pulang!"
"Kemana?"
"Kerumahku lah"
"Gak mau jalan-jalan dulu"
"Enggak!, capek!"
"Aku gendong"
"Enggak"
"Pakai kursi roda?"
"Emang ada?"
"Enggak"
"Terus?"
"Ya nawarin aja. Toh kamu juga bakalan jawab enggak"
"Kalau gitu ngapain nanya?"
"Suka aja buat kamu kesel, lucu aja"
"Dasar"
"Dasar apa?"
"Dasar jelek"
"Iya aku tau aku ganteng gak usah di perjelas"

Aku dan Darma masuk kedalam mobil. Darma menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi.Rasanya aku kembali ke masa SMA, masa yang penuh dengan perasaan jengkel dan sebel lihat tingkah Darma ditambah perkataannya yang sering membuatku jengkel, aku jadi ingat saat dia menggendongku di Perpustakaan saat ku mintai bantuan mengambil buku.
"Kenapa senyam-senyum?"
"Mulut-mulut siapa?"
"Mulut mu lah"
"Ya wes serah aku dong mau ngapain aja, mau senyum mau ketawa mau manyun, wong ini mulutku"
"Tapi yang mandang siapa?"
"Gak tau"
"Gak tau apa?"
"Au ah gelap"
"Terang kayak gini di bilang gelap, kita ke dokter mata yuk!"
"Ngapain?"
"Periksa hidung,hahaha..ya periksa matalah"
"Siapa yang sakit mata?"
"Kamu"
"Kamu nyumpahin aku sakit mata?"
"Enggak, cuma kahwatir aja, kamu suka bilang au ah gelap, padahal ini kan masih terang banget"
"Kamu bisa gak si serius!"
"bisa"
"Bisa apa?"
"Bisa membuatmu bangun cinta kepadaku"
"Ih..bukan bangun cinta tapi jatuh cinta"
"Ogah ah..aku gak mau jatuh, jatuh itu sakit Qa"
"Hahahah...iya ya"
"Ketawa lagi dong"
"Enggak"
"Kenapa enggak"
"Ya aku cuma mau bilang enggak, masalah?"
"Enggak"
"Enggak apa?"
"Enggak akan bukain kamu pintu, kita udah sampai dirumah mu Qa"
"Oh iya jadi gak sadar udah nyampe ternyata"
"Aku gak di tawarin masuk?"
"Mau masuk?"
"Enggak"
"Nah ditawarin juga gak mau kan?"
"Maksud aku enggak nolak"
"Dasar"
"Dasar apa?"
"Dasar jelek"
"Fitnah"
"Biarin...udah ah ayo masuk!"ajakku

Aku dan Darma masuk kerumah, Darma duduk diruang tamu
"Mau minum apa?"
"Ekstrajos susu ada?"
"Lagi kosong, emang rumah aku warung?"
"Ya udah yang ada aja"
"Yaudah air putih aja ya?"
"Yah yang lain dong, air putih mah rumah aku juga ada. Banyak malahan"
"Ya udah aku ambilin air yang lain aja?"
"Ok"

Aku mengambil secangkir air di dapur

"Ini" ku letakan air di meja tepat dihadapannya
"Ini sih air putih"
"Bukan"
"Kok bukan?"
"Ini 7up tanpa gas, gak boleh ada gasnya ntar kamu sakit lagi"
"Kamu perhatian ya?"
"Enggak kok biasa aja"
"Terimakasih ya"
"Untuk apa"
"Untuk tempat duduk dan mejanya"
"Dasar gak waras"
"Oh iya besok Bang Rafa ada datang loh"
"Terus?"
"Gak mau ketemu?"
"Enggak"
"Kok enggak?"
"Ya males aja?"
"Takut di cuekin?"
"Enggak"
"Terus ngapain gak mau ketemu?"
"Karena ada kamu"
"Santai aja kalik"
"Gak bisa santai"
"Kenapa?"
"Entar kamunya cemburu"
"Pede banget"
"Bukan PeDe tapi yakin"
"Dasar"
"Dasar apa?"
"Dasar cantik"
"Hahahhahaa"..aku menepuk keningku "udah ah.pulang gih!"
"Ngusir?"
"Enggak"
"Tuh ngapain akunya disuruh pulang?"
"Itu bukan nyuruh, tapi saran!"
"Hahahaha. Iya ya. Orang tua kamu mana?"
"Bunda belum pulang deh kayaknya, ayah ya kerja"
"Kapan ayahmu pulang"
"Enggak tau. Emang ada apa?"
"Aku mau ngelamar kamu"
"Serius?"
"Becanda"
"Ow"
"Kecewa?"
"Enggak"
"Enggak apa?"
"Enggak mau dibecandain, maunya serius"
"Iya deh.nanti kabari aja ayahmu adanya kapan"
"Serius?"
"Iya"
"Gak pakek bo'ong"
"Iya bawel"
"Dasar jelek"
"makasih cantik..hahhaa"

Darma tertawa. Aku melihat kebahagiaan di dirinya, aku tak bisa berbuat banyak. Aku juga harus mempersiapkan diri jika suatu saat nanti wajahnya takkan lagi menemani hari-hariku.

ASHEEQATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang