Hampa

3.5K 197 0
                                    

Aku membuka laci meja belajar, sebuah foto ku ambil dan ku tatap dengan sesekali tersenyum
"Tia, bang Rafa, Darma. Kalian apa kabar ya. Tia aku kangeeen banget sama kamu, seandainya kita satu kampus pasti seru. Waktu cepat banget berlalu dan karena kamu juga aku jadi bisa ngaji. Bang Rafa sekarang lagi apa?. Kamu udah lupa mungkin sama aku, sekarang mungkin kamu udah jadi ustadz. Dan kamu Darma, janjinya dulu hanya setahun ke Singapur, tapi kenapa sampai sekarang gak ada kabar?. Gimana kalau nanti aku suka sama orang lain?."
Air mataku menetes, tanpa kusadari hati memerintahkan otakku untuk membuat mataku menangis.
-cekrek-
"Asheeeqaaaaaaaa" teriak Ita memasuki kamarku.
Aku terkejut dan langsung memasukkan kembali foto kedalam laci
"Ets...ada apa Qa?. Kok kamu gugup gitu?" Tanya Ita
"Em enggak ada apa-apa"
"Kamu habis nangis ya??"
"Enggak"
"Jangan bo'ong!"
"Mata aku kelilipan tadi"
"Drama banget sih..kelilipan kok sampai merah tu hidung?"
"Ah udahlah gak penting juga..ngapain ke sini?"
"Aku mau kasi tau kamu kabar gembiraaaa"
"Apa?. Ya udah duduk dulu yuk! Gak enak ngobrol sambil berdiri"
Aku dan Ita duduk di tempat tidurku
"Pak Satya itu ternyata masih jomlo, dan dia itu suka sama kamu Qa. Nice gak tu?"
"Dasar gila"
"Bener. Kan abang aku itu ternyata temennya pak Satya, dan Pak Satya cerita."
Tiba-tiba ponselku berbunyi
"Sabar ya aku angkat telpon dulu"

"Assalamu'alaikum" sapaku
"Wa'alaikumsalam"
"Siapa?"
"Kamu lupa sama aku Qa?"
"Siapa ya?, soalnya nomor baru jadi aku gak tahu"
"Aku teman terbaikmu"
"Ih siapa sih gak jelas banget deh"
"Aku Darma"
"Darma mana?"
"Secepat itu kah kamu ngelupain aku?"
"Oh Darma adiknya bang Rafa, ada apa?
"Iya, Aku cuma ingin tahu kabar kamu"

"Asheeqa" teriak bunda
"Iya bunda, tunggu!" Sautku
"Ini ambil cemilan untuk temen kamu sayang"
"Iyaaa bundaaaa"

"Sabar ya aku mau ke bawah dulu, bunda manggil"

"jangan pegang HP ku ya Ta, aku mau ambil kue dulu"
"Ok. Aku juga masih baca majalah ni, dah turun sana!. Bawa kue yang banyak ya"
"Dasar"

Aku turun kebawah dan mengambil cemilan yang sudah di siapkan bunda
"Bunda.Sheeqa bawa ke atas ya"
"Iya. Kalau kurang ambil aja lagi"
"Iya"

Aku menapaki tangga dan sampainya di kamar aku langsung menyuguhkan cemilan ke hadapan Ita
"Jadi Qa, kamu kira-kira kalau di tembak pak Satya gimana?..kamu terima gak?"
"Apa'an sih. Gak jelas deh"
"Qa, Ya Allah Qa. Kalau aku jadi kamu, udah pasti langsung aku terima"
"Ya udah suruh pak Satya nembak kamu aja!"
"Tapi dia sukanya sama kamu Qa, kalau kamu tolak nanti kamu nyesel Qa. Udah pinter, baik, ganteng, lemah lembut, pokoknya sempurna"
"Hem iya sih"
"Nah kan, em aku penasaran deh, kamu beneran gak ada rasa suka gitu sama pak Satya?"
"Gimana ya, dia sih lumayan sering ngubungi aku, tapi apa gak bahaya kalau aku terlalu dekat sama dosen. Entar dibilang mencari kesempatan di dalam kesempitan. Entar aku dibilang sengaja deketin pak Satya supaya nilai aku tinggi"
"Em, jangan pedulikan kata orang"
"Pusing dah jadinya aku"
"Cie, jadi sebenarnya kamu juga suka kan sama Pak Satya, udahlah ngaku aja"
"Apa'an sih, aku jadi malu tau"
"Hahahhaa..dasar, hahhaa...mukamu merah tu kayak udang rebus"
"Ah yang bener?"
Aku berlari menuju cermin dan memegang kedua pipiku

"Enggak merah, oh ya Ta HP aku mana ya?"
"Di atas meja tu"
"Oh iya"
Aku mengambil HP ku yang tergeletak di atas meja

"Asraghfirullah kan tadi ada yang nelpon aku" ucapku terkejut

"Halo" ucapku
"Hai" saut Darma
"Maaf aku lupa, ya Allah nunggu lama ya?"
"Gak apa. Kan lagi ngobrol sama temannya"
"Maaf ya"
"Santai aja"
"Apa kabar?"
"Aku baik, kamu?"
"Baik juga"
"Nampaknya kamu bahagia di sana?"
"Enggak. Biasa aja"
"Seres di wajahmu masih ada?:
"Enggak. Aku sudah kembali cantik kok"
"Ya elah tetep seperti dulu, gak berubah ya"
"Oh"
"Kamu lagi sibuk?"
"Enggak"
"Kamu lagi bosen?"
"Iya. Udah dulu ya, ada temen aku. Gak enak telponan..da Assalamu'alaikum"
"Maaf mengganggu Wa'alaikumsalam"

Aku mematikan ponselku, entah kenapa rasanya hampa saat berbicara dengannya lagi. Mungkin sudah terlalu lama tidak berkomunikasi, atau karena telah hadir sosok yang menggantikan posisinya di hatiku

ASHEEQATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang