Bersama Bahagia

4.4K 199 0
                                    

Kehidupan rumah tanggaku tak selalu berjalan bahagia seperti yang ku inginkan. Pertengkaran terkadang terjadi, tetapi bang Rafa tak pernah membentakku apa lagi berkata kasar. Semua pusat masalah sebenarnya bersumber dariku yang sekarang lebih agresif dan selalu curiga kepada bang Rafa. Seorang wanita mungkin bisa menutupi rasa suka bertahun-tahu, tapi seorang wanita tak bisa menutupi rasa cemburunya.

Langit sudah mulai gelap, tapi bang Rafa belum juga pulang. Pikiran curiga mengitari kepalaku, ditambah lagi berita seorang ustadz nikah sirih tanpa sepengetahuan istrinya. Aku mulai memikirkan hal itu, jika itu dilakukan bang Rafa, bagaimana dengan Mekka. Aku belum siap bercerai dengan bang Rafa

Seseorang mengetuk pintu.
Aku berjalan menghampiri pintu depan.
"Assalamu'alaikum" ucap bang Rafa sambil mengecup keningku
"Wa'alaikumussalam" aku sambut dengan senyuman
"Kok mukanya sedih gitu?" Tanya bang Rafa sambil berjalan dan duduk di sofa
"Sheeqa ambilin minum dulu ya sayang" ucapku dengan nada manja

Aku menuangkan air putih di gelas, pikiranku masih memikirkan ustadz-ustadz yang menikah lagi. Seorang Aisyah saja memiliki rasa cemburu, apa lagi aku yang keimanannya jauh di bawah Aisyah.
"Ya Allah, semoga bang Rafa merasa cukup dengan satu istri" ucapku sambil memandang gambar buah-buahan di dinding
"InsyaAllah cukup" ucap bang Rafa yang tiba-tiba berada di belakangku, dia meletakkan dagunya di bahuku
"Alhamdulillah" ucapku tenang
"Jangan marah-marah lagi ya sayang, abang capek banget harus meladeni rasa cemburu sayang, awal-awal si seneng di cemburuin. Tapi lama-lama abang sedih karena Sheeqa gak percaya dan yakin sama abang"
"Ya udah Sheeqa gak mau cemburu lagi"
"Jangan gitu, boleh cemburu tapi jangan keterlaluan"
"Oh jadi abang merasa selama ini Sheeqa keterlaluan?"

Bang Rafa memejamkan matanya dan melerakkan kedua matanya di bahuku. "Abang selalu sayang Sheeqa"

Tiba-tiba bang Rafa terjatuh di lantai
"Astaghfirullah, abang, abang kenapa?. Abang kecape'an?. Bang bangun bang!" ucapku sambil menepuk-nepuk pipi bang Rafa "abang jangan mati dulu, abang. Iya deh iya Sheeqa minta maaf kalau akhir-akhir ini Sheeqa marah-marah terus dan cemburu buta. Abang bangun dong bang, jangan tinggalin Sheeqa. Nanti Sheeqa sama siapa?. Nanti bayi dalam kandungan Sheeqa gak sempet ketemu abang"

Tiba-tiba bang Rafa bangun "kamu hamil lagi?" Ucapnya dengan  wajah kaget dan dengan mata bersinar penuh harapan
"Enggak" ucapku sambil menahan tawa
"Jadi Sheeqa bohong?..bercandanya gak lucu ah"
"hahahha. biar abang bangun, sebelum abang ngerjain Sheeqa ya lebih baik Sheeqa duluan yang ngerjain abang."
"Curang" ucap bang Rafa sambil mencubit hidungku.

Tiba-tiba aku merasakan mual yang tak dapat ku tahan lagi.
Aku pergi berlari ke kamar mandi, kepalaku tiba-tiba pusing.

"Ada apa sayang?"
"Gak tau. Rasanya kepala Sheeqa pusing?"
"Mungkin Sayang hamil?"
"Enggak tau juga"

Bang Rafa mengantarku ke kamar dan menelpon dokter kandungan.

Tak lama menunggu akhirnya Dokter Eko datang.

Setelah menjalankan pemeriksa'an, dokter Eko menyarankan agar aku melakukan USG.

Keesokan harinya bang Rafa mengantarku ke rumah praktik Dokter Eko, dokter Eko menyambut kami dengan wajah hangat.
Setelah pemeriksaan, Dokter Eko mengatakan bahwa aku memiliki kista di rahimku dan harus segera di operasi sebelum semakin membesar.
Aku kaget dan hanya bisa terdiam. Bang Rafa memandangku dengan senyumannya yang terlukis di wajahnya. Tak banyak kata yang terucap.
"Kapan istri saya bisa operasi dok?"
"Kalau mau cepat, bisa minggu depan. Kistanya masih kecil, jadi insyaAllah akan berjalan lancar"
"Tidak bisa di percepat dok?"tanya bang Rafa
"Tidak bisa ustadz Rafa, tenang saja ustadz semua akan baik-baik saja"
"Baik dok, minggu depan berarti saya langsung kerumah sakit"
"Iya ustadz"
"Kami pamit ya dok, "Assalamu'alaikum" ucap bang Rafa
"Terimakasih dok" sambungku

Sampainya di mobil bang Rafa memandangku
"Sayang mau makan es krim?"
"Enggak"
"Kalau gitu maunya apa?"
"Gak tau"
"Tenang saja, semua akan baik-baik saja" ucap bang Rafa sambil memegang tangan kiriku
"Kalau Sheeqa gak hamil lagi gimana bang?"
"Abang nikah lagi hahaha" ucap bang Rafa sambil tertawa
"Ya udah nikah aja" ucapku datar
"Hei hei heeeei..jangan pasang muka gitu dong, abang cuma bercanda" bang Rafa mencubit hidungku
"Lepaskan!" ucapku sambil melepaskan tangan bang Rafa dari hidungku
"Yah, ngambek lagi deh"
"Biarin"
"Mau belanja?"
"Enggak"
"Yakin?, ada baju dan sepatu terbaru loh"
"Enggak"
"Ya udah kita liburan aja gimana?. Kita ajak Mekka. Kita ke pantai"
"Enggak, disana banyak cewek nanti semua cewek ngeliatin abang...iz males banget"
"Hahhahahahahaaaa.. ya udah abang pakek topeng aja"
"Iya pakek topeng serangga" ucapku dengan nada manja
"Hahahhahaa"
"Jangan tertawa!"
"Dah ayo kita pergi, pasti Mekka nyari'in kita. Kasian juga nenek dan kakeknya ngurusin anak seaktif Mekka"
"Sama kayak yang ngomong"

Bang Rafa menatapku sambil tersenyum dan sesekali menggelengkan kepalanya
"Hadu Sheeqa Sheeqa, rasanya abang mau nikah lagi. Satu istri saja dah rasa bahagia apa lagi kalau ada dua istri ya pasti bahagianya pakek banget"
Aku menatapnya "Ya udah nikah aja lagi, kalau perlu Sheeqa cari'in. Yang sudah janda dan umurnya 40 tahun ke atas..udah ah yuk pulang, kalau Sheeqa meninggal boleh kok abang nikah lagi"
"Baiklah bidadariku"
"Baiklah nikahnya kah?" Tanyaku dengan nada kesal
"Maksud abang baiklah sayang kita pulang"

Aku tersenyum kecil sambil memandang ke arah jendela mobil.

ASHEEQATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang