chapter 1 - ekskul sekolah

515 31 0
                                    

pagi itu niki dan riska sudah berada di kelas niki yang masih sepi, mereka berbeda kelas ketika masuk SMA ini, tapi masih selalu bertemu tiap sebelum bel masuk, istirahat dan jam pulang, dimana ada niki disitu pasti ada riska.

niki menepati janjinya pada riska menceritakan tentang gian, seseorang yang niki perhatikan di lapangan basket kemarin, dan yang cekatan mengobati luka niki kemarin.

"Oke, jadi gimana ceritanya kamu bisa tau sama gian? Apa jangan-jangan kamu kemarin mesem mesem sendiri gara gara ngeliatin dia iya?"

"Oke oke.. aku jawab satu satu dulu, santai oke?"

Riskapun langsung mengangguk dan menatap wajah niki dengan serius.

"Tapi, janji loh jangan heboh dan jangan bilang sama siapa-siapa oke."

"Iya bawel.. kaya ke siapa aja elah.." rutuk siska sudah tidak sabar mendengar cerita sahabat dari SMP nya ini.

"Jadi gian itu tetangga didepan rumah aku."

"WHAT???? SERIUS KAMU KI???" Mata riska sampai melotot saking kagetnya.

Plaak.. niki memukul paha riska dengan gemas "tuh kan dibilangin jangan ribut."

"Trus trus gimana?" Tanya lagi riska menghiraukan pukulan niki.

"Yaaa gitu.. aku liat dia pertama kali pas keluarga gian pindahan rumah sebulan yang lalu, gak taunya ternyata dia juga sekolah disini, tapi kita belum pernah kenalan atau ngobrol kok."

"Terus, kenapa dia bisa tau nama kamu kemarin?"

"Naahh itu juga aku masih kepikiran sampe sekarang, padahal kita belum pernah kenalan, atau mungkin dia tau nama aku pas perkenalan di ospek.."

"Oh iya bisa juga sih." Riska mengangguk angguk

"Jadi benerkan pertanyaan aku kemarin kamu senyum senyum sendiri karena lagi liatin gian?" Tanya riska lagi dengan kekepoannya yang hakiki.

"Eummmhh itu.. kemarin aku senyum senyum gitu? Emang keliatan yah?"

"Keliatan banget dodol.. orang aku panggil panggil kamu malah gak denger, malah sibuk mesem mesem sendiri, apalagi pas kemarin di tolong gian, ekspresi kamu gampang ketebak kalau suka sama gian."

"Hah? Serius ka? Keliatan banget gitu?" Niki tampak panik.

"Gotcha.. kena kamu niki.. wkwk." Riska terpingkal pingkal, akhirnya ia dapat jawabannya secara tidak langsung dari mulut niki.

Merasa terjebak oleh perkataan riska, niki kembali memukul lengan riska.

"Ahhh riska nyebelin banget astaga."

"Bentar bentar aku mau bersyukur dulu."

"Buat apaan?"

"Bersyukur ternyata sahabat aku normal, bisa suka cowok." Riska kembali terkikik seperti orang yang bahagia karena ulang tahun.

"Dari dulu aku juga normal kaa, ampun deh." Niki mengunyel ngunyel pipi riska dengan gemas.

"Gini gini.. dengerin dulu, kitakan udah temenan dari SMP, dan kamu kaya yang anti sama cowok apalagi kalo ada yang ngedeketin langsung kamu judesin, sedangkan aku gonta gonti cowok tiap bulan, jadi ini suatu keajaiban donk."

Niki cuma bisa geleng-geleng kepala mendengar ocehan riska. well yeah meski fakta yang riska sebutin tadi ada benernya juga, dulu niki menjaga jarak dengan para cowok karena ia memang belum berminat untuk pacaran dan ingin fokus untuk belajar, berbeda dengan riska yang sampai pernah kena cap playgirl waktu zaman SMP, tapi yahh sekarang riska sudah bertobat ketika sudah berpacaran dengan kak doni dan setia padanya.

Message love [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang