niki tengah serius menyalin buku bahasa indonesia kedalam catatannya, kelas 12 benar-benar penuh dengan tugas ini itu, 3 bulan menjelang ujian akhir kelulusan. tapi seseorang yang berada didepan niki hanya sedang sibuk memperhatikan niki mencatat dan sesekali merenung, wajahnya tampak gelisah matanya tampak mengedarkan ke segala arah di perpustakaan itu. ya mereka sedang ada diperpustakaan sekarang.
TAKK niki mengetuk bulpoinnya ke buku yang ada di depan gian, membuat gian menoleh kaget dibuatnya.
"bukannya nulis malah ngelamun aja dari tadi." dumel niki yang sedari tadi sadar kalo gian sedang tidak fokus hari ini.
"aku ngantuk." gian terkekeh
niki mendehem, ia tau gian sedang menyembunyikan sesuatu darinya,
"ng.. ki."
"hmm?"
gian tampak sedang berpikir sesuatu, tapi seolah ragu dengan yang akan ia ucapkan.
"ngga jadi deh, nanti aja." akhirnya kata-kata itu yang hanya dapat keluar dari mulut gian.
"kok gitu?" niki mengerutkan dahinya penasaran
"ada yang mau kamu omongin? omongin aja gi, jangan bikin aku penasaran.""ciyeeee yang penasaran.." goda gian lalu terkekeh geli.
"kalo diluar udah aku jambak rambutmu." ancam niki dengan kesal. yang tidak ingin membuat orang lain diperpus ini terganggu karenanya.
"eiiitts.. ampun ki ampun. hehehe."
"terus tadi kamu mau bilang apa?"
"ngga, tadinya aku cuma mau bilang aku nyatetnya nanti di rumah aja deh, ga tau kenapa aku kurang fokus hari ini."
"ada yang lagi kamu pikirin?"
"ng.. ngga ada, mungkin mumet aja sama tugas yang numpuk akhir-akhir ini,"
niki kembali mengerutkan kening, rasanya aneh orang yang rajin seperti gian bisa berkata seperti itu, niki semakin yakin sedang ada yang gian pikirkan, tapi biarlah nanti gian yang mengatakan sendiri nanti padanya.
"oh iya gi, aku mau tanya kemarin kok aku liat tante mira sama om dendi berangkat pake mobil, kaya yang berkemas banyak banget emang mau kemana?"
"oooh itu, ayahku ditugaskan di kantor diyogyakarta buat sementara, sekitar sebulanan kalo gak salah,"
"hah? jadi kamu di rumah sendirian donk? kenapa tante mira juga ikut, kalo om dendi ditugaskan buat sementara?"
seingat niki gian pernah cerita kakak gian juga kuliah di yogyakarta, mungkin sekarang sudah semester akhir.
"soalnya udah sebulan kemarin ayah sakit typus sebenarnya, ibu udah maksa ayah jangan ambil tugas itu, tapi ayah masih keukeuh ngambil tugas ke luar kota itu.. katanya tuntutan perusahaan, cuma ayah yang bisa mereka percayakan buat tugas itu.. yaah aku juga kurang ngerti sih."
"intinya ibu aku setuju ayah ngambil kerja diluar kota itu, dengan syarat ibu ikut sama ayah, ibu masih khawatir ayah belum sembuh total dari typus kemarin, akupun ga keberatan ditinggal sendirian, cuma sebulan kok ga akan lama."
"dan mereka juga bisa sekaligus menengok kak dika yang kamu tau sendiri kan, dia jarang pulang ke bandung, kecuali kalo libur semester."
niki masih terdiam mendengarkan cerita gian,
"heyy jangan menunjukkan wajah kasian seperti itu padaku. aku bisa kok hidup mandiri, aku ini juga jago masak tau."
"iya gitu?" niki melotot ngga percaya.
"beneran, oke deh lain kali aku bakal bikin bekal masakan aku buat kamu,"
"janji yaaahhh."
"iya janji."
"oh iya mulai besok kamu bisa gak ke rumah aku 10 menit lebih awal?" tanya niki, karena memang kebiasaan mereka sekarang adalah hampir setiap hari berangkat dan pulang sekolah bareng. bahkan ada desas desus gosip yang bertebaran kalo mereka berdua pacaran, tapi niki dan gian tidak peduli akan hal itu.
"boleh sih, tapi emang kenapa?"
"yaaa biar kita bisa belajar dulu buat persiapan ujian nanti,"
gian hanya mengangguk setuju. "oke deh kalo gitu."
*****
tok.. tok.. tok..
"assalamu'alaikum.. niki." ucap gian sambil mengentuk pintu. biasanya niki sudah bersiap di depan rumah jika berangkat sekolah, tapi kali ini niki belum muncul juga terpaksa gian mengetuk pintu rumah niki, bukannya niki sendiri yang bilang kemarin 10 menit lebih awal, tapi niki sendiri sepertinya belum siap sekarang."wa'alaikumsalam." jawab seseorang dari dalam, niki membuka pintu dan mendapati gian berada di depan dengan wajah yang sudah siap menggerutu.
"udah sarapan belum?" todong niki tiba-tiba
" belum sih, emang kenapa?"
"sarapan dulu yuk disini."
"eh ga usah gapapa."
"ayooo cepatan masuk dulu,"
"nanti aja aku sarapan di kantin."
"gian, ayo masuk cepet kita sarapan dulu." ajak bunda niki datang dari dapur.
"niki udah cerita sama tante katanya kamu sendirian yah di rumah, kemarin tante kayanya ga sempet ketemu sama ibu kamu pas berangkat, soalnya tante lagi di luar rumah 2 hari kemarin, kalo ketemu mira pasti bakal nitipin kamu ke tante, kamu kalo butuh apa apa jangan sungkan yah minta sama tante.. kalo bisa kamu sarapan aja tiap hari disini, kan sekalian berangkat bareng juga."
"jangan tan, gapapa, saya takut ngerepotin tante."
"ahh ngga kok, tante ga merasa di repotin.. yuk cepetan masum keburu telat kalian berangkat sekolah, sarapannya udah tante siapin di atas meja makan."
"ma..makasih tante." ucap gian sambil tersipu,gianpun mulai melepas sepatunya, niki hanya bisa cengengesan disamping gian.
gian lalu mencubit gemas pipi chuby niki yang tengah tersenyum lebar.
"awas ya kamu ki." bisik gian ketika bunda niki sudah kembali ke dapur
"aw aw aww.. ampun ampun." niki meringis kesakitan. gian akhirnya tersenyum puas,
"itu balasannya karena kemarin udah bohong pake alesan biar bisa belajar dulu."
"hehehe. udah yuk sarapan dulu." niki menarik lengan gian, yang hanya bisa mengikuti dengan pasrah di belakang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Message love [ COMPLETED ]
Romance[ PROSES REVISI ] kata orang cinta pertama adalah cinta yang paling sulit untuk dilupakan, karena cinta pertama punya kenangan manis tersendiri yang membekas dalam memori, tapi apa jadinya jika kamu bertemu kembali dengan cinta pertamamu, disaat ha...