chapter 32 - reuni (part 1)

178 13 0
                                    

"apa apaan kalian nyudutin gue kaya gini?" tanya riki mulai tidak nyaman dengan obrolan gian dan soni seperti tengah menuduhnya.

"kita cuma nanya sama lo, lo bener kan pinjem HP nya gian pas kelulusan?" ucap soni dengan wajah serius.

"iya emang gue pinjem HP nya gian.. emangnya ada yang salah?" tanya riki sambil nyolot,

"apa aja yang udah lo utak atik di HP gue?" kini giliran gian yang menatap riki dengan tajam.

"kenapa lo nanya kaya gitu lagi?  dulu gue kan udah bilang gue pinjem hp buat main game, astaga kenapa sekarang masih ditanyain sih.. itu udah 5 tahun yg lalu."

"misalnya lo gak sengaja buat ngotak ngatik FB gian, trus ngelog out Fb nya, sama ngeblokir nomor nya niki.. oh oh apa jangan jangan lo di bayar seseorang buat ngelakuin hal itu?" tuduh soni tanpa aba-aba

tiba-tiba wajah riki mulai pucat ketika soni berkata hal itu.

"apa maksud lo hah? mau fitnah gue yang ngga ngga?" sembur riki menutupi rasa gugup nya.

"tapi ekspresi lo yang tadi bilang, lo bener-bener ngelakuin yang gue bilang tadi." ucap soni menyelidik

"gimana kalo kita damai aja? gue gak mau sampai ada kekerasan karena obrolan ini, sekarang lo harus jawab dengan jujur, sama siapa lo di suruh ngelakuin hal itu? karena kita gak akan lepasin lo dari sini sebelum tau jawabannya."

*****

waktu menunjukan pukul 18.30 reuni sudah berjalan 2 jam yg lalu, tapi niki baru saja ingin berangkat sekarang karena meskipun ia memakai makeup, tetap tak dapat menutupi matanya yg tampak sembab dan bengkak.

tapi ia juga rindu teman-teman SMA nya yang sudah lama ia tidak ia temui, kapan lagi kalo bukan hari ini, mungkin berada diantara keramaian teman-temannya dapat mengobati hatinya yang saat ini tengah tak menentu.

hari ini niki menggerai rambutnya yg panjang dan memakai dress berwarna hitam selutut dengan memakai jas cardigan berwarna putih, karena dress code untuk reuni kali ini adalah "black and white"

riska sudah menunggunya dibawah, dan mereka segera berangkat ketika niki sudah selesai berdandan, sebenarnya riska sudah disuruh duluan oleh niki, tapi riska tetap ingin pergi bareng niki, melihat kondisi niki yang seperti tadi tak mungkin jika riska harus membiarkan niki berangkat seorang diri.

*****

musik akustik mengalun merdu dari arah panggung, suasana lapangan sekolah tampak sudah di ubah sedemikian rupa oleh panitian reuni, gemerlap lampu menghiasi sekeliling lapangan, kursi-kursi berjajar di depan panggung, dan meja yang berbalut kain putih berisikan makanan-makanan berjajar di sebelah samping kanan dan kiri.

sudah banyak orang yang berkumpul disekolah ketika niki dan riska sampai disana. syukurlah lampu tidak terlalu terang disana, karena lapangan masih berselimut langit malam yg lumayan cerah. sehingga mereka mungkin tidak dapat melihat wajah niki secara jelas..

"niki ayo kita kesana." ajak riska yang sangat bersemangat ketika melihat teman-teman seangkatannya tengah berkumpul menikmati makanan yang sudah disediakan.

niki hanya mengangguk mengekori riska dari belakang.

"heloooo guysssss.. selamat malam." teriak riska dengan ceria.

"woow.. riska, niki, kok baru kesini jam segini sih. kita udah dari tadi tau." ujar lisa teman sekelas niki dan riska

niki dan riska menyalami mereka satu-satu dengan cipika cipiki pada teman-teman cewek mereka.

"gimana kabar kalian?" niki mulai bercakap-cakap riang bersama teman-temannya, dan diselingi candaan khas mereka yang membuat niki sedikit melupakan kegelisahan dihatinya .

1 jam berlalu, niki mengedarkan pandangnya kesekumpulan orang-orang, ada seseorang yang niki harap berada disini.

"sedang mencariku?" seseorang langsung menggenggam tangan niki dari samping.

niki terkesiap dan refleks melepaskan tangannya dan menjauh. dan mulai melihat orang itu.. tubuh pria terbalut jas formal berwarna hitam.

"ri-rian?" niki tergagap kaget, karena ia kira oranglain.

"hei kenapa kamu keliatan kaget, kamu gak seneng melihatku ada disini hari ini?"

"bukan begitu. tapi kenapa kamu gak bilang kalo kamu pulang hari ini?"

"gimana aku mau bilang, kalo kamu sendiri jarang bales chat dariku."

niki terdiam. ia tak mampu berkata apa-apa soal itu, niki memang merasa ia selalu mengabaikan semua pesan dari rian, tanpa ingin membalasnya.

"maaf." hanya kata itu yang terlontar dari mulut niki.

"gapapa aku udah terbiasa, jangan merasa bersalah, salahku sendiri yang terlalu mencintaimu."

niki tertunduk sambil mengepalkan tangannya, sebenarnya niki ingin mempertanyakan tentang suratnya yang tidak pernah sampai ditangan gian, tapi sepertinya niki sudah tau kenapa rian sampai berbuat seperti itu dulu.

"hai niki dan rian apa kabar?" tanya seorang gadis cantik dengan gaun hitam panjangnya yang sangat anggun.

"nurul?" gumam niki.

"eh mm-hai nurul, kami baik, terimakasih." jawab rian sungkan

"wahh aku iri, cuma kamu aja yang berhasil rian," ucap nurul sambil tersenyum getir.

"yah walaupun aku gagal, aku turut bahagia melihat kalian berdua, semoga cepat sampai ke pelaminan yah."

"makasih nurul."

"kalo gitu aku duluan mau kesana yah." nurulpun pergi dengan senyuman yang membuat niki tidak nyaman.

"apa maksud nurul barusan?"

"aku juga gak ngerti."

"sejak kapan kamu akrab sama nurul?"

"kamu cemburu?"

"buat apa aku cemburu? cuma aneh aja orang yang sama sekali gak akrab sama kamu, tiba-tiba basa-basi kaya gitu."

"ya mungkin dia cuma mau bilang say HAI ke kita."

niki memang tidak terlalu suka dengan nurul semenjak kejadian kelulusan dulu. tapi perkataannya barusan membuatnya ambigu, seolah pernah nurul dan rian pernah curhat 1 sama lainnya.

"sepulang dari ini, ada hal yang ingin aku obrolin sama kamu." ucap rian mengalihkan pembicaraan.

"aku juga." timpal niki tanpa melihat mata rian.

"oke."

"selamat malam semuanya."

suara seseorang dari arah panggung mengalihkan perhatian niki, suara yang sangat familiar ditelinga niki.

seseorang itu sudah duduk di kursi yang sudah disediakan dipanggung, ia tengah memegang stand mic dan gutar akustik ditangan kirinya,
semua orang bersorak ketika orang itu akan menyumbang lagu.

'gian?'

Message love [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang