chapter 34 - tunggu sebentar lagi

209 15 0
                                    

"kamu gapapa?" tanya gian ketika mereka sudah sampai di depan rumah niki.

"aku gapapa, cuma sedikit shock aja." ujar niki dengan lemas

"aku ngerti perasaan kamu.. begitupun juga aku," ucap gian sambil menerawang langit "dari awal aku gak pernah mau persahabatanku dengan rian jadi seperti ini."

"maafin aku, selama ini aku gak pernah tau kalian jadi seperti ini gara-gara aku." lirih niki dengan raut wajah bersalah.

gian mengangkat dagu niki dengan lembut. "ini semua bukan salah kamu, ini salah ego aku dan rian  yang sama besar, sama halnya ketika rian melakukan berbagai cara agar aku tidak bisa bertemu bahkan untuk menghubungimu kembali, semua yang ia lakukan adalah rasa egonya yang sangat ingin memiliki kamu seutuhnya, mungkin caranya yang licik, tapi seseorang yang jatuh cinta akan melakukan apapun caranya agar kamu membalas cintanya."

niki hanya terdiam mendengar hal itu, anehnya meski niki kecewa pada rian, niki tidak bisa membenci rian, ada rasa bersalah bergelayut dihatinya, seperti yang dikatakan gian barusan, seseorang yang jatuh cinta akan melakukan segala cara agar mendapatkan hati itu, dan niki tidak bisa menyalahkan perasaan rian, cinta tak pernah salah, namun hati yang tak dapat menerimanya.

"besok lusa kamu mulai kerja lagi kan?" tanya gian membuyarkan lamunan niki.

"iya kenapa?"

"sama seperti kamu, cutiku sudah berakhir hari ini."

"k-kapan kamu akan berangkat lagi ke jogja?" raut wajah niki tampak kecewa.

"mmm.." gian berpikir sejenak "mungkin besok sore, kenapa?"

"kamu udah janji kan sama aku, kalo kamu bakal jawab semua hal yang ingin aku tanyakan selama ini, kamu harus memberiku kepastian." niki tersipu ketika mengatakan hal itu.

"kepastian apa?" goda gian tampak gemas melihat niki tersipu malu.

"iiiihh gian."

"iiiiihh apa?" goda gian lagi.

"ehh mulai berani ya sekarang."

"aku emang berani kok."

"berani apa?"

"ng..." gian menatap manik niki dengan lekat, membuat niki berdegup kembali hanya dengan ditatap gian seperti itu.

suara pintu dari rumah niki terbuka lebar. "oh kalian udah pulang? cepet ternyata acaranya?" bunda niki keluar menghampiri mereka berdua.

"acaranya masih berjalan kok tante, sekitar jam 9 baru selesai, tapi kita pulang duluan aja." jawab gian dengan sopan.

"kalo gitu, mending kamu istirahat dulu ki, wajah kamu tampak lelah," ujar gian pada niki.

"ta-tapi."

"besok kita bicarain lagi, aku janji bakal nepatin janji itu." jawab gian dengan cepat,

niki menghela nafas, sebenarnya ia masih ingin berbicara dengan gian, entah kenapa menunggu besok rasanya terlalu lama bagi niki. tapi mau tidak mau niki akhirnya menuruti perintah gian.

"kalo gitu aku masuk yah.. sampai jumpa besok." niki menyunggingkan senyuman manisnya sebelum akhirnya masuk duluan kedalam rumah.

"makasih udah nganterin niki ya nak gian."

"sama-sama tante."

*****

matahari menerobos tirai jendela kamar niki yang berwarna putih, membuat niki terbangun dari tidurnya yang lelap semalam.
niki menggapai HP yang berada di meja rias samping tempat tidur, dan betapa kagetnya niki ketika melihat belasan notif dilayar Hpnya, 10 kali panggilan tak terjawab dari gian pukul 5 shubuh tadi, sekitar 2 jam yg lalu.

Message love [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang