chapter 33 -reuni (part 2)

188 17 0
                                    

note author : *coba bacanya sambil dengerin musik yang terlewatkan dari sheila on 7.

*****

hari ini aku akan membawakan lagu yang mewakili perasaanku saat ini.. semoga kalian suka." ujar gian sambil tersenyum hambar diatas panggung itu.

ketika masih SMA gian pernah  beberapa kali menunjukkan skill bernyanyi dan bermain gitarnya ketika kelas 1, itulah yang membuat gian semakin populer dikalangan cewek-cewek sekolah.. tapi semenjak kelas 2 dan 3 gian jarang sekali menunjukkan skillnya itu.

'kemana kau selama ini?
bidadari yang kunanti
mengapa baru sekarang
kita di pertemukan

sesal takkan ada arti
karena semua t'lah terjadi
kini kau tlah menjalani du du du du du
sisa hidup dengannya

mungkin salahku melewatkanmu
tak mencarimu sepenuh hati
maafkan aku..
kesalahanku melewatkanmu
hingga kau kini dengan yang lain
maafkan aku..

jika berulang kembali
kau tak akan terlewati
segenap hati kucari du du du du du
dimana kau berada..

walau..ku terlambat
kau tetap yg terhebat
melihatmu mendengarmu
kaulah yang terhebat..

mata gian dan niki bertemu ketika lagu berakhir,  tak terasa air mata niki jatuh ke pipinya, lalu dengan cepat niki memalingkan wajahnya berharap gian tak melihatnya menangis.. lagu yang gian bawakan tadi membuat tubuh niki bergetar, setengah mati niki menahan agar ia tidak menangis.

melihat hal itu, rian dengan kasar menarik lengan niki "ikut aku sekarang juga."

"aw rian." niki meringis ketika rian menyeret lengan niki dengan paksa.
"tunggu rian, lepasin tangan aku." ucap niki sambil berontak berusaha melepaskan genggaman tangan rian. tapi tenaga rian lebih besar dibanding niki, sehingga niki akhirnya hanya bisa pasrah di bawa rian.

"rian lepasin." teriak niki ketika mereka sudah berada di tempat yang sepi di sebuah taman dekat sekolat. rian melepaskan cengkramannya pada niki lalu menggaruk kepalanya dengan frustasi.

"kenapa kamu kasar banget sih, kalo kamu mau bicara, gak perlu nyeret-nyeret aku kaya tadi." teriak niki sambil memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit.

tanpa menghiraukan niki, rian membelakangi niki sambil menatap ke atas langit, diam untuk beberapa saat, lalu membalikkan tubuhnya dan menatap niki lekat-lekat.

"kamu tau? tadinya sepulang dari bekasi, aku berencana untuk membuat sebuah surprise lamaran yang indah untukmu.. karena kamu udah janji padaku untuk memberiku jawabannya ketika aku balik ke bandung."

"aku tau kita gak pacaran, kita gak punya sebuah ikatan yang pasti, karena kamu selalu menolakku dari dulu, kau bilang tak ingin menginginkan status pacaran. bahkah untuk memegang tanganmu aku harus meminta izin darimu terlebih dahulu."

rian menghela nafas. "aku sempat mengira, mungkin suatu saat nanti hatimu akan luluh perlahan setelah bertahun-tahun aku berusaha untuk mendapatkan hatimu. bahkan setelah aku melamarmu, tidak ada hal yang berubah."

mata niki berkaca-kaca, semua perkataan rian membuat hatinya bercampur aduk tak karuan.

"aku seperti orang bodoh yang menanti seseorang yang bahkan tak dapat membuka hatinya sedikitpun untukku." rian tertawa getir.

"rian." panggil niki berharap rian berhenti mengatakan hal yang menyakitkan itu.

"orang yang bahkan mengambil cuti ketika aku dinas di luarkota, kamu pikir aku tidak tau apa yang kamu lakukan selama seminggu ini?" rian mulai menaikkan nada suaranya.

niki terkesiap mendengar ucapan rian, itu artinya rian mengawasinya selama ini.

"iya, aku membayar seseorang untuk mengawasimu, aku liat kayanya kamu bersenang-senang yah bareng gian, selama aku gak ada disini?" rian tertawa getir, menahan emosi yang sudah berada dipuncak kepalanya.

"lo itu, egois tau ngga ki, gue udah bertahun-tahun nungguin lo, tapi senyuman dan hati lo cuma buat gian." teriak rian mulai frutasi.

"maafin aku rian." ucap niki mulai takut dengan rian.

"maaf? segampang itu lo minta maaf? lo gak sadar , kalo lo gak ngehargain gue ki, gue udah ngorbanin semua waktu, perhatian dan perasaan gue cuma buat lo." sentak rian penuh emosi

"berhenti, lo cuma buat niki takut sama lo." teriak gian dari belakang, lalu menarik niki menjauhi rian. untuk di tenangkan riska yang juga ada disana.

"gue lagi bicara sama niki, apa-apaan lo ikut campur urusan gue?"

"karena semua salah gue, gue yang udah balik lagi ditengah-tengah kalian, jadi gue berhak ikut campur urusan ini." jawab gian dengan tenang.

"sadar diri juga lo ternyata."

"kalo lo sayang sama niki, gak kaya gini caranya ian,"

"apa maksud lo hah?"

"bukannya lo sendiri yang bilang dulu, kalo kita adalah rival? tapi gue gak tau kalo lo rival terlicik yang pernah gue punya ian."

"apa maksud lo ngomong kaya gitu?"

"sama yang lo bilang tadi, lo bilang.. kalo lo bayar seseorang buat ngawasin niki disini, lo dulu juga pernah bayar riki buat ngebajak fb gue agar menerima permintaan relationship sama nurul, ngelogout FB gue, dan ngeblokir nomor niki di HP gue."

"gak usah fitnah lo yah." wajah rian mulai tampak gugup.

"bukan fitnah, riki sendiri yang bilang semuanya sama gue, apa perlu gue tunjukkin rekamannya ke lo sekarang?" gian mengambil HP disaku celananya.

"dan lo juga ngambil surat niki yang harusnya buat gue. lo cegah gue buat ketemu sama niki, dengan bikin rencana sama nurul, ngejebak gue di UKS sama nurul waktu kelulusan, seolah kecelakaan alami pintu UKS stuck gak bisa kebuka sampai sore, sampai semua orang ngegosipin kalo gue sama nurul pacaran, biar niki ngejauhin gue, itu semua rencana lo kan?"

rian tampak pucat "kalo ngomong jangan sembarangan lo." bentak rian menyembunyikan rasa gugupnya.

niki dan riska tampak kaget mendengar semua hal yang dikatakan gian barusan.

"kamu bener-bener ngelakuin hal itu rian?" tanya niki tampak kecewa. mata niki memerah menahan amarah dan tangisannya yang hampir meledak.

melihat niki yang tampak sangat kecewa padanya, rian menekan semua amarahnya dengan menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya dengan kasar.

"iya lo bener, gue yang ngerencanain itu semua."
ucap rian akhirnya mengalah.

"gue ngelakuin itu semua karena gue cinta sama niki, apapun bakal gue bakal lakuin demi mendapatkan niki, walau gue harus bohongin gue sendiri dengan masih terus berharap, niki bisa melihat gue, kaya dia selalu melihat lo gi. berharap cinta bakal tumbuh karena terbiasa."

"tapi nyatanya itu semua gak terjadi. senyuman niki selalu buat lo, selalu ia simpen buat lo. gue gak pernah bisa buat niki bahagia saat ia disamping gue, gak seperti  saat niki bersama lo gi.. maaf gue udah jadi orang yang egois selama ini, gue selalu nyingkirin kalimat kalo cinta gak bisa di paksakan, tapi kali ini gue akan mundur.."

"sekali lagi maafin gue ki."

*****

Message love [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang