chapter 7 - senja

258 22 0
                                    

setelah sekolah nusa bakti tampil dengan lkbbtnya. dan di akhiri dengan tepuk tangan yang meriah dari penonton karena gerakan yang kompak penuh energi yang memukau dari awal sampai akhir.

setelah tampil dilomba lkbbt tersebut semua berkumpul kembali kelas untuk istirahat dan makan siang.

"ki, boleh bicara sebentar keluar?" tanya roni langsung menghampiri niki yang tengah asik memainkan ponselnya seorang diri.

"oh ada apa kak?" tanya niki .

"diluar yah." roni lalu berjalan keluar kelas lalu diikuti niki dari belakang.

beberapa saat kemudian.
"ron, roni." panggil kak deden ketika memasuki kelas.

"barusan tadi kak roni keluar kak." jawab seseorang dikelas itu.

"bisa tolong cariin bentar, kakak ada perlu sama roni." pinta kak deden

"biar saya yang cariin kak." kata gian menawarkan diri.

"ok makasih gian."

gian lalu bergegas keluar kelas untuk mencari roni keluar.

setelah berkeliling santai dikoridor, gian tak sengaja melihat roni dan niki sedang berdiri berhadapan di kelas ujung yang sedang kosong.
tapi sebelum gian akan memanggil roni, mulutnya tertutup ketika niki mengatakan sesuatu.

"maafin aku kak."

gian segera mundur beberapa langkah kebelakang secara perlahan.

"yang aku butuh jawaban kamu, bukan kata maaf." ujar roni berkata lembut.

"aku.."

"ki, kakak suka kamu dari pertama kamu masuk ke sekolah ini, menjadi panitia kamu saat MOPD sekolah, kakak mohon ki, pertimbangkan perasaan kakak, kamu boleh jangan menjawabnya sekarang."

niki terdiam, kepalanya tertunduk tanpa berani menatap orang yang sedang menyatakan cinta padanya saat ini, ini memang bukan pertama kali niki menerima pernyataan cinta dari seseorang, tapi tetap saja niki selalu merasa shock setiap kali ia 'ditembak' seseorang.

"ki.." panggil roni sambil hendak meraih tangan niki, dengan cepat niki menarik tangannya sebelum roni menyentuhnya.

"maafin aku kak, tapi bagiku kakak ga lebih dari seorang kakak kelas yang baik sama adik kelasnya, maaf.. tapi aku ga bisa membalas perasaan kakak." jawab niki dengan hati-hati sambil masih tertunduk.

tanpa sadar gian mendengarkan penolakan halus niki pada roni di balik dinding kelas itu sambil terdiam.

*****

siang haripun berlalu begitu cepat, dan waktu yang ditunggu-tunggu semua peserta telah tiba yaitu pengumuman pemenang lomba hari ini, piala piala dari juara 1 sampai juara peserta harapan dan medali-medali dari setiap lomba tertata didepan panggung dengan rapih.

sorak sorai gembira pecah ketika SMA nusa bakti disebutkan untuk juara lkbbt terfavorit. dan roni selaku danton lkbbt mewakili pengambilan piala tersebut keatas panggung berikut piagam yang mereka menangkan dengan penuh bangga.

*****

"saya selaku kakak pembina sangat bangga pada kalian, terimakasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini." kata kak.deden ketika semua sampai disekolah.

"meski kita ngga menangin semua lomba, kakak yakin kalian udah ngasih yang terbaik hari ini, yang penting kita dapet pengalaman yang berharga." lanjutnya

"roni ada yang mau disampaikan ke anak-anak."

"cukup kak." singkat roni dingin tanpa senyum ramah seperti biasanya.

gian menoleh ke arah niki yang tengah menunduk murung.

"kalo gitu kalian boleh pulang, jangan sampai ada barang kalian yang tertinggal. dan hati-hati dijalan." pungkas kak deden.

*****

hari semakin sore, langit senja menyuguhkan warna jingganya nan indah menawan dikelilingi awan yang keunguan, nuansa senja yang membuat siapapun senang melihat langit meskipun hanya berlangsung untuk beberapa menit.

gian mengekor dibelakang niki yang berjalan lunglai.
"anter aku ke minimarket depan ya ki bentar, aku mau beli minuman." ujar gian memecah keheningan.

"oh oke." jawab niki

ketika mereka sampai di minimarket.

"aku nunggu diluar aja yah." kata niki.

"oh iya, mau nitip minuman ngga?" tanya gian.

"ngga usah kamu aja."

gian hanya menganguk lalu bergegas masuk kedalam minimarket dan memilih minuman soda kesukaannya.

niki menjadi lesu ketika penolakannya pada roni. rasa bersalah merasuki dirinya, apalagi ketika tadi ia ingat raut wajah kak roni yang berubah, yang biasanya tersenyum, menjadi dingin seperti itu.

tiba-tiba..
psssshhh.
gian dengan jail menempelkan kaleng sodanya yang dingin dipipi niki.

niki sontak kaget dan langsung memegang pipinya..
"aaaa..gian dingiiin." ringis niki menggosok-gosok pipinya yang jadi basah dengan tanganya., gian tertawa renyah.

"abis dari tadi kamu ngelamun sih, lagi ngelamunin apa pau?" goda gian.

"iiih pau itu panggilan riska aja tauuuu."

"terus aku ga boleh gitu?"

"oh yah kamu dipanggil bakpau juga?"

niki hanya mengangguk.
gian kembali tertawa "abis pipi kamu itu kaya bakpau empuk empuk kenyal gimanaaaa gitu yah, kaya minta ditampol." ujar gian sukses membuat niki tertawa lepas.

"kok ga enak ujungnya gitu yah. hahaha. nih kalo berani tampol." tantang niki menggembungkan pipinya ke arah gian.

"hehehe canda ki, candaa."

"nyebelin." niki masih menahan tawanya.

"nah gitu donk senyum, bukannya muka cemberut kaya tadi, wajah kamu ga pantes kalo cemberut."

niki kembali terdiam.

"nih." gian menyodorkam plastik yang berisi es krim cone pada niki "aku traktir es krim"

"hah? yang bener nih?"

"iyaaa bneran, yuk makannya sambil jalan, nanti keburu cair es krim nya."
niki menerima es krim dari gian dengan ragu.

"thank's gian." kata niki tersenyum.

"iyaaa sama sama."

gianpun berjalan lalu diikuti niki dari belakang.
niki memakan es krimnya perlahan sambil berjalan di samping gian,

"udaaah ga usah mikirin soal kak roni siang tadi." ucap gian tiba-tiba sontak membuat niki terhenti.

"kok, kok kamu bisa tau?" mata niki seolah hampir keluar saking kagetnya. matanya melotot meminta alasan dari gian.

gian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "maaf tadi siang pas aku disuruh nyari kak roni, gak sengaja aku denger pembicaraan kalian dikelas itu, abis daritadi kamu keliatan banget terus ngelamun kaya orang yang ngerasa bersalah juga tiap kali kamu liat kak roni,"

"...." niki hanya terdiam

"kalo kamu suka kenapa kamu ngga terima saja pernyataan kak roni tadi?"

niki menghela nafas "aku punya alasan sendiri kenapa aku menolaknya." jawab niki sambil menatap ke arah lain.

"karena aku menyukai seseorang." lanjut niki tanpa berani melihat wajah gian saat itu.

"boleh aku tau siapa?"

"....." niki terdiam tak mampu berkata apa-apa, 'bagaimana mungkin aku bisa bilang, kalo orang yang aku sukai itu adalah kamu gian'

"aku gak maksa kamu kok ki, jangan masang wajah serius gitu." gian terkekeh lalu mengacak-ngacak rambut niki lagi seperti tadi siang.

"yaudah yuk jalan lagi." ajak gian, niki masih memasang wajahnya yang lesu, lalu hanya mengangguk.

*****

Message love [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang