chapter 27 - kenyataan pahit

166 15 0
                                    

silakan play multimedia yang diatas.
Bunga Citra Lestari - kecewa
*****


niki melirik jam ditangannya lagi, sama sekali tidak ada tanda gian akan datang menemuinya.
niki menghela nafas, dadanya sedikit sesak, dan hatinya terus bertanya-tanya kenapa gian belum datang juga?

niki merogoh HPnya yang berdering daritadi, ternyata riska menelpon.

"hallo?"

"kamu masih disekolah?"

"i-iya aku masih disekolah."

"cepet pulang sekarang juga ki,"

"emangnya kenapa ka?"

"udah kamu pulang aja, kamu gak perlu lagi nunggu orang yang nyebelin itu, sampai kapanpun gian gak akan pernah datang buat nemuin kamu." teriak riska berapi-api menahan kesalnya.

"tunggu maksud kamu apa ka? aku gak ngerti.. kenapa kamu bisa tau kalau gian gak akan kesini."

"aku bakal cerita nanti."

"ngga, jelasin sama aku sekarang!"

riska menghela nafas. "liat FB , kamu bakal tau jawabannya, ki.."
belum sempat riska menyelesaikan kalimatnya, niki langsung memutuskan panggilan, dan langsung membuka FB,

mengecek beranda menggesernya sampai bawah, untuk melihat apa yang dimaksud riska barusan. kenapa riska bisa tau kalo gian ga akan datang menemuinya disini. banyak status teman-temannya tentang kelulusan mereka hari ini, lalu ketika ia sampai dibawah, mata niki membulat sempurna, nafasnya tertahan, ketika melihat sebuah status yang langsung membuat hatinya pecah berkeping-keping, status itu adalah sebuah tautan relationship yang berbunyi.
'nurul dan gian mulai berpacaran hari ini.'

awan mulai memuntahkan isinya secara perlahan tapi pasti, semakin lama semakin deras  membasahi sebagian permukaan bumi dengan pasti, niki masih mematung ditempat, tak peduli hujan deras kini telah mengguyur tubuhnya.

niki merogoh sesuatu didalam saku rok nya lalu meremasnya. "jadi ini alasan kamu gak dateng gian?" gumamnya dengan suara tercekat, matanya terasa panas, tak terasa air matanya jatuh kepipinya bersatu dengan hujan, niki menangis dalam diam.

*****

"ki kamu gapapa kan?" niki membaca pesan riska tanpa ingin membalasnya,

niki memeluk lutut sambil menahan air matanya kembali jatuh, tapi ia tak sanggup menahannya, ia masih memikirkan dengan bodohnya ia masih menunggu gian sampai sore, padahal gian sama sekali tidak akan datang, mungkin tadi sore ia sedang berduaan dengan nurul, karena dilihat dari statusnya tadi siang yang baru mereka resmikan di FB, mengingat hal itu niki kembali menangis dikamarnya yang gelap seorang diri.

bunda mengetuk pintu lalu langsung masuk kedalam kamar niki.

"kenapa lampunya belum dinyalakan sayang?" ucap bunda lalu ketika ia menekan stop kontak ia melihat putrinya tengah terduduk di tengah ranjang dengan mata sembab.

"ya ampun kamu kenapa sayang?"
bunda langsung menghampiri niki lalu mendekapnya, tanpa menjawab pertangaan bunda niki malah menangis semakin kencang.

"bundaa.." lirih niki ditengah isaknya.

"kamu kenapa sayang? cerita sama bunda? badan kamu panas gini ki."

tangisan niki malah semakin menjadi, dan hanya memeluk bundanya, menangis dibahu bundanya sejadi-jadinya. tanpa bertanya lebih dalam lagi, bunda terdiam membiarkan putrinya mengeluarkan beban dihatinya. meski ia masih belum mengerti apa yang membuat satu-satunya putri yang ia miliki menangis sampai seperti ini.

Message love [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang