chapter 26 - menunggu

139 14 0
                                    

1 bulan berlalu, akhirnya kelas 12 mampu melewati semua ujian dengan lancar, semua siswa berdebar karena besok adalah pengumuman kelulusannya, hasil akhir dari perjuangan mereka selama 3 tahun terakhir.

malam itu niki melipat kertas origami sambil sesekali bersenandung. jika memikirkan besok hatinya terasa berdebar, ada 1 hal lagi yang membuatnya berdebar selain kelulusan. besok adalah hari dimana ia akan menyatakan perasaannya pada gian, ya meski niki tak tahu apa jawaban gian, tapi ia sudah bertekad perasaannya harus tersampaikan apapun yang akan terjadi.

*****

hari menjelang pagi, niki melangkah gugup ketika ia masuk ke sekolah, lututnya seolah bergetar lemas, perasaannya sibuk tak karuan padahal ia belum bertemu gian, apalagi jika nanti ia menyatakan cinta pada gian, bisa-bisa niki gagap seketika.

memikirkan hal itu niki langsung tersenyum. dan memberanikan hatinya lagi bahwa ia tidak akan mundur untuk hari ini, hari yang akan menentukan perasaannya dimasa mendatang akan seperti apa, yang niki inginkan hanya sebuah kepastian itu.

*****

setelah kepala sekolah mengumumkan jika semua siswa kelas 12 LULUS lewat pengumuman, semua siswa bersorak gembira, akhirnya mereka bisa bernafas lega, perjuangan mereka tak sia-sia meski harus bergadang untuk belajar berbulan-bulan, menjalani try out 1-3, tapi terbalas oleh kelulusan itu adalah suatu anugerah yang luar biasa.

mata niki menyapu sekeliling tapi tak terlihat gian daritadi. tadi pagi mereka sempat mengobrol seperti biasa, lalu ketika pengumuman kelulusan tiba gian menghilang bersama teman-temannya.. gian tidak berniat untuk konvoi kan? karena sekolah melarang keras untuk konvoi atau arak-arakan setelah kelulusan. pikir niki

niki berjalan dikoridor dan hanya menemukan soni teman sebangku gian sedang terburu-buru sepertinya hendak menuju toilet,

"eiiittts tunggu tunggu son, liat gian ga?"

"dia ada dilantai atas lagi nongkrong sama yang lain, bentar ya ki aku mau ke toilet nih."

"eh bentar, aku cuma mau nitip ini ke gian."
niki menyodorkan sebuah amplop biasa kesoni

"oh iya deh nanti aku kasih ke gian."

"tapi jangan bilang dari aku."

"iya iya."

"jangan diliat lho isinya awas kamu soni."

"iya iya bawel deh, udah aku mau ke air dulu," katanya sambil memegang perutnya.

"hehehe makasih son."

"iya sama-sama." ucapnya sambil ngacir meninggalkan niki.

*****

ketika ditoilet soni dicegat seseorang yang daritadi menguping pembicaraan niki dan soni.

"son, tadi niki nitip sesuatu buat gian yah?"

"iya kenapa?"

"sini gue aja yang ngasih ke gian, kebetulan sekarang mau ke atas ngumpul sama anak-anak."

"oh yaudah deh kalo gitu, nih." soni langsung memberikan amplop itu padanya

"yaudah aku ke WC dulu, thanks yah."

"yoi masama."

seaeorang itupun lalu beranjak pergi keluar dari toilet.

*****

niki dan riska kini sedang di kantin sambil sibuk menyantap baso mereka.

"kok kamu titipin ke soni sih ki?"

"abis gian lagi ngumpul diatas sama yang lain, gak mungkin kan aku ngasih langsung ke gian."

"iya juga sih."

"lagian juga itu bukan surat utama, masa juga sih soni gak ngasih surat itu ke gian."

"kalo surat itu gak nyampe ke gian gimana?"

"hmmm paling nanti aku telpon aja, kalo gak salah gian bawa HP hari ini."

riska mengangguk mengerti "okelah kalo begitu, semangat, aku dukung kamu 100% ki, awas aja kamu kalo nanti sampai mundur."

"hehehe iya iyaa.. tenang, aku ga akan mundur buat hari ini, kamu percaya sama aku kan?"

"1000%" riska membentuk tanda oke dengan tangannya.

"semoga gian juga punya perasaan yang sama sama kamu."

"semoga aja.. makasih ka."

riska tersenyum sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

*****

niki melirik jam tangannya waktu menunjukan jam 2 siang, beberapa siswa mulai membubarkan diri setelah urusan mereka disekolah sudah selesai. masih ada juga beberapa siswa yang berada di sekolah untuk sekedar nongkrong dan bercanda bersama dengan guru-guru yang masih ada disekolah, karena gerbang sekolah masih dibuka sampai jam 5 sore.

niki duduk dikursi lapangan belakang kelas, karena sekolah niki mempunyai 2 lapangan yang 1 adalah lapangan utama yang biasa dijadikan upacara, dan lapangan ini sering digunakan untuk olahraga.

"gian kemana yah? kok belum datang juga." sudah satu jam ia menunggu disana dan belum ada tanda-tanda kehadiran gian.

niki mengambil HP di saku rok nya lalu mulai mencari kontak gian dan menelponnya, tapi anehnya tidak ada nada tersambung diujung sana, panggilan langsung diakhiri dengan sendirinya. niki mencoba lagi menelpon gian beberapa kali tapi hasilnya tetap sama.

'kenapa ya? aneh, apa HP gian gak aktif? tapi kalo gak aktif bakal ada suara operator.'
niki bergumam sendiri

'apa sinyalnya jelek?' niki mengecek sinyal di HPnya yang tampak full, berarti bukan sinyalnya yang jelek.

'apa gian sudah pulang? apa dia gak baca suratnya? atau sudah baca tapi sengaja gak kesini. masa sih?' niki terus bertanya-tanya dalam hatinya.

'baiklah aku akan nunggu gian 1 jam lagi, kalo dia ga ada, berarti dia emang gak akan datang kesini'
niki menarik nafas menghembuskan nafasnya dengan berat.

waktu masih terus berjalan, niki masih setia menunggu gian datang, dan sesekali mondar mandir disekitar lapangan, lalu ia meraih sebuah bola basket yang menganggur disana, untuk membunuh waktu niki mendrible bola itu perlahan lalu iseng memasukkan bolanya ke ring, dan gagal masuk. niki tersenyum geli sepertinya ia tidak berbakat bermain basket.

niki ingat ia sangat sering melihat gian bermain basket ketika kelas 1, melihat gian menggiring bola dengan lincah lalu ketika ia berhasil mencetak score senyum keberhasilannya selalu terpatri jelas diingatan niki.

senyuman yang bisa membuat siapapun jatuh cinta pada pandangan pertama. itulah gian yang niki sukai.

awan hitam berarak menutupi langit, niki menengadah keatas sepertinya akan turun hujan sebentar lagi, terasa dari atmosfer yang mulai terasa dingin.

niki segera mengambil jaket yang ada didalam tas nya. dan melirik jamnya lagi, hampir pukul 4 ia menoleh kearah koridor, tapi gian belum datang juga.

angin mulai berhembus kencang, langit semakin pekat menandakan awan akan segera memuntahkan isinya, diselangi gemuruh-gemuruh kecil. dibanding memperhatikan cuaca niki masih diam termenung bertanya-tanya dalam hati kenapa gian tidak datang juga.

*****

disisi lain gian tengah berusaha menghubungi menelpon seseorang, tapi selalu gagal tersambung karena sinyalnya yang jelek karena cuaca yang mendung.

"gian, tenang dulu, mungkin nanti ada seseorang yang lewat ini." ujar nurul mencoba menenangkan gian yang sedikit panik.

"gian bisi kesini sebentar? ada sesuatu yang pengen aku bicarain sama kamu."

"ada apa?" gian menghampiri nurul yang sedang duduk di ranjang UKS.

"gian, aku suka sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?"

*****

Message love [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang