Cie yang udah finish SL tapi SF nya nunggu update :(
Enjoy! Jangan lupa support dengan vote dan komentar, siapa tahu beberapa jam lagi aku update next chapter :D (awas, tukang php di mana-mana)
Semoga suka! :D :D
Semua orang menatap ke arah Adrian seolah kalimat yang Adrian lontarkan adalah sebuah lelucon. Tapi tidak. Adrian tidak bercanda. Ia tidak membawa Delia ke sini untuk sebuah permainan. Cepat atau lambat Ryan pun akan tahu. Adrian pun memilih untuk menghadapi semua lebih awal. Kehamilan Delia tidak bisa lagi dianggap remeh. Adrian tak mau mengulangi kesalahannya di masa lalu. Ia tak mau menyembunyikan ini terlalu lama. Adrian ingin semua orang tahu bahwa dia akan menjadi orang tua bersama Delia.
"Ya sudah." Dave berkata enteng. Kemudian ia melanjutkan sarapannya.
Adrian lebih mengkhawatirkan Ryan yang hanya terdiam ketika mendengarnya. Ryan seketika menghentikan kegiatan mengunyahnya, namun tatapannya pun tak mau berpaling pada Adrian.
"Ryan—"
"Bukankah kepindahanku akan menjadi keputusan yang tepat?" Ryan memotong Adrian dengan nada datar. "Toh aku tidak mau mengganggu hubunganmu dengan dia." Ryan menekankan kata itu seraya menatap sinis pada Delia.
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan." Entah bagaimana Delia punya nyali untuk menyahut putra Adrian yang satu itu. Adrian tahu betul bahwa wanita itu tidak bisa menutupi kegugupannya ketika tiba di ruang makan. "Aku dan Adrian belum melangkah sejauh itu."
Adrian tersentak. Ia menatap Delia yang hanya mengangkat bahu sementara kegelisahan yang menyebabkan kerut di dahi wanita itu terlihat jelas.
"Kau tak tahu apa yang kau lakukan," bisik Delia pada Adrian.
"Aku tahu betul apa yang kulakukan. Ini yang kuinginkan dan inilah hal yang benar," desis Adrian.
Delia menghela napas. "Kau punya masalah serius denganku kali ini." Kemudian ia kembali ke pada orang-orang di meja makan. "Omong-omong, senang bertemu dengan kalian."
"Selamat datang, Delia," sapa Talitha. "Kau tentu sudah tahu Ryan. Ini suamiku, Dave. Aku Talitha. Lalu ini putriku, Angela."
"Halo, Bibi Delia," sapa Angela dengan nada ramah.
"Tamu harus disambut dengan baik," ujar Talitha. "Kau ingin memakan roti atau nasi? Aku akan mengambilkannya untukmu."
Delia tersenyum. "Roti saja. Terima kasih. Aku bisa mengambilnya sendiri." Ia beralih pada Adrian. "Kau pilih yang mana?"
Adrian tersenyum. "Sepertimu."
Delia meraih roti dan mengoleskan selai. Delia telah berusaha untuk bertingkah sewajar mungkin meski Dave mengacuhkannya dan Ryan sama sekali tidak terlihat ramah. Namun Adrian bersyukur Talitha mampu memperbaiki suasana yang kacau atau Adrian akan merasa sangat tak enak hati pada Delia.
"Jangan harap aku memanggilmu Bibi seperti Angela," kata Ryan ketus. Delia membeku ketika menyodorkan roti kepada Adrian. "Kau bahkan bukan bibiku. Dan kau hanya bermimpi jika aku memanggilmu Ibu setelah kau menikah dengan Adrian—"
"Ryan!" potong Talitha dengan tegas. "Demi Tuhan, kumohon."
Adrian hanya menggenggam tangan Delia lebih erat. Bukan hanya Delia, dirinya juga kesakitan. Seharusnya Adrian tahu ini akan terjadi dan sulit untuk dihindarkan mengingat hubungannya dengan Ryan pun belum juga membaik.
Meski begitu, Delia masih sanggup menyunggingkan senyum di depan Ryan. "Aku juga tidak berharap seperti itu. Kau tak perlu melakukannya jika kau tak suka."
![](https://img.wattpad.com/cover/115452217-288-k388010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender of Fault
RomanceSURRENDER SERIES #2 √ Completed √ ~ Bertahun-tahun sudah Adrian dihantui kesalahannya di masa lalu. Ia tak lagi bisa menjalin hubungan dengan wanita manapun ketika wanita di masa lalunya terus berada di pikirannya. Adrian butuh bantuan. Ia memutuska...