Setelah perjalanan menyusuri desa yang cukup melelahkan, tibalah dia di jalan raya besar.
Vincena berdiri di pinggir jalan, menoleh kekanan dan kekiri namun sama sekali tak menjumpai taksi. Hanya truk dan mobil-mobil pribadi saja.
Dia memutuskan untuk berjalan kaki saja sembari menunggu barangkali ada taksi yang lewat.
Belum lama berjalan, tiba-tiba terdengar suara klakson dari mobil sport warna hitam mengkilat yang berjalan pelan. Vincena menghentikan langkahnya dan mobil sport itupun berhenti.
Seseorang di dalamnya menurunkan kaca mobilnya.
Kemudian orang itu mengamati Vincena, gadis kecil bermata foxy dengan rambut lurus sebahunya yang tergerai dan sedikit acak-acakan. Mungkin saja karena terpaan angin di perjalanannya tadi.
"Hei..." Pria dewasa dengan suara maskulin itu memanggilnya.
Dia mengenakan kaca mata hitam yang bertengger di hidung bangirnya yang terpahat menawan, dahinya indah dengan garis rahang yang sempurna. "Mau kemana?"
"Kau siapa?" Bukannya menjawab, Vincena malah balik bertanya. Dia memang harus berhati-hati dengan orang asing.
"Perkenalkan, namaku Darren Marcus. Panggil saja Darren." Pria tampan itu membuka kacamata hitamnya. Kini terlihatlah manik hitamnya yang setajam elang, dengan lengkungan alis tebal dan indah yang menghiasinya. "Aku kasihan melihatmu sedari tadi berjalan sendirian. Aku bersedia memberikan tumpangan"
Vincena pun bernafas lega.
Tak perlu berpikir panjang untuk mengiyakan ajakan pria itu. Tak ada salahnya dia menumpang seseorang, toh pria bernama Darren Marcus itu sepertinya orang kaya dan... wajahnya juga lumayan, tidak terlihat seperti berandalan.
Tidak mungkin pria itu merampok Vincena.
"Aku Vincena Lee. Biasa dipanggil Vincena" Ucapnya memperkenalkan diri setelah masuk kemobil.
Darren menyuruhnya mengenakan seatbelt dan mulai mengemudikan mobilnya.
"Kau sepertinya masih kecil. Berapa umurmu?" Tanya Darren memulai pembicaraan.
"15 tahun" Vincena menjawab singkat.
"15 tahun? Kau masih terlalu kecil untuk pergi sendirian kekota besar" Darren menoleh sekilas, sedikit terkejut.
"Daripada aku harus tinggal dengan mereka yang bukan orang tua kandungku." Jelasnya.
"Bukan orang tua kandung?"
"Ceritanya panjang..." Vincena menghela nafas.
"Gadis kecil yang malang..."
"Hei, aku bisa pergi sendiri tanpa bantuanmu." Vincena terlihat tersinggung. "Berhenti mengataiku gadis kecil yang malang!" Vincena sepertinya benar-benar kesal dengan ucapan Darren.
Darren hanya tersenyum tampan mendengarnya. "Bagaimana kalau ada orang jahat?"
"Siapa yang jahat? Kau?" Tantangnya.
"Iya. Bagaimana kalau aku orang jahat" Darren menaikkan sebelah alisnya, melirik Vincena.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan? Aku tidak punya apapun. Bahkan kalaupun aku punya uang, pasti tak sebanyak uangmu. Percuma kalau kau merampokku" Vincena mencibir.
Darren terkekeh pelan. "Kau ini polos sekali..." Sekilas seperti terlihat seringai dalam senyumnya. "Ya...ya... sudahlah." Darren membelokkan stirnya, kemudian melaju kencang menyalip mobil sedan hitam yang jalannya melambat. "Oh ya, apa kau lapar?"
Mendadak Vincena ingat kalau dia belum sempat sarapan.
"Ayo, kutraktir kau makan" Ucap Darren kemudian.
Yah, selagi Darren tak berbuat jahat, apa salahnya mengikuti pria itu.
Lumayan menghemat uang, karena dia tidak tahu berapa jumlah uang di kartu ayahnya yang dia curi.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/124795980-288-k724777.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP...! ✔ [ END ]
Mystery / Thriller#1 - Mystery / Thriller (20 Jan '18) #3 ( 18 Des '17 ) #6 ( 13 Des '17 ) TRAP...! ( Dark Romance, Psycho, Mystery, Thriller) Follow dulu sebelum baca cerita, karena sebagian diprivat. ~•● Sinopsis ada di part awal cerita ini ●•~ _6 Okt '17_ © Hak ci...