Trap NN

17.6K 1.3K 128
                                    

"Jika kau berpikir bahwa aku orang yang baik, maka aku akan menjadi baik... Dan jika kau berpikir bahwa aku orang jahat, maka aku akan menjadi jahat..." Darren mendesis pelan, membuat nyali Vincena makin menciut.

"Selama ini aku selalu baik padamu, namun kau sama sekali tak pernah sedikitpun menganggapku baik..."
Ucapnya seraya menatap Vincena dengan nafasnya yang memburu, seperti singa yang ingin segera mencabik-cabik mangsa di hadapannya.

Darren menggertakkan giginya, mulai bangkit dan langsung menarik tangan Vincena, lalu menyeretnya dengan sedikit kasar.

*

Darren menyeretnya sampai keujung balkon. "Lihatlah, pemandangan di bawah sangat bagus bukan..?"
Ucapnya seraya mengarahkan kepala Vincena untuk melihat keluar.

Mata Vincena terbelalak. Ini bukan apartemen lantai dasar seperti milik Darren yang sebelumnya. Mungkin saja ini lantai... sepuluh...? Entahlah, dia tidak terlalu yakin.

"Apa kau ingin melompat..?" Darren tersenyum menyeringai.

"Tidak Darren..." Vincena menggeleng cepat.

Darren sangat-sangat tahu bahwa Vincena takut ketinggian. Apalagi jika dilihat dari ekspresi gadis itu yang begitu mudah ditebak.
"Bagaimana jika aku melemparmu dari sini? Sepertinya menarik... Tubuhmu akan terjun bebas dengan indah dan ketika menyentuh tanah, tulang-tulangmu akan patah dan juga kepalamu pasti akan pecah..."

"Ja-Jangan Darren, kumohon..." Matanya terbelalak, Vincena bergidik ngeri.

"Apakah aku tidak salah dengar? Bukankah menurutmu, aku ini adalah orang jahat? Dan kau memohon pada orang jahat..?" Darren tersenyum meremehkan. "Tidak ada orang jahat yang luluh pada permohonan korbannya. Harusnya kau tahu itu, Vincena..."

"Kumohon, Darren... aku berjanji akan mengembalikan semua uangmu. Maaf aku telah mencurinya, aku memang bersalah. Maafkan aku, tolong Darren, maafkan aku..!" Vincena masih mengira bahwa Darren marah karena dia telah mencuri uangnya.

Padahal sama sekali bukan karena itu.

"Kau akan mengembalikan semua uangku...?" Pria itu tersenyum sinis.

"A-Aku akan mencicilnya..." Bahkan Vincena pun ragu apakah dia benar-benar bisa mengembalikan semua uang Darren dengan mencicilnya.

Uang darimana?

"Akan kuanggap lunas semuanya jika kau mau membayarnya dengan terjun kebawah. Bagaimana..? Aku benar-benar ingin melihatnya..." Darren melepas Vincena dan sedikit memundurkan dirinya. "Lakukan, Vincena..."

Vincena terbelalak tidak percaya. Bagaimana mungkin melakukan hal itu? Terjun kebawah katanya???

"Kenapa diam saja..?" Darren menatapnya tajam.

Vincena menggeleng dengan cepat. "Tidak Darren, kumohon jangan menyuruhku melakukannya. Aku benar-benar takut..."

Darren dengan tidak sabar mendekati Vincena dan mencekalnya. "Kau yang membuatku seperti ini, Vincena. Dan inilah aku, Darren yang jahat seperti yang kau pikirkan selama ini..!"

Vincena berteriak meronta ketika Darren mulai mengangkat tubuhnya. Dengan erat Vincena berpegangan pada ujung balkon namun usahanya sia-sia, tenaganya sama sekali tidak sebanding dengan Darren.

Sedikit lagi.

Ya... sedikit lagi tubuh Vincena akan terlempar.

"Kau mau melompat sendiri, atau perlu kubantu untuk melompat...?" Darren berucap pelan, tepat di telinga Vincena.

Matanya terus menatap tajam Vincena yang wajahnya semakin memucat, dengan tatapan nanar dan bibir gemetar. Kedua tangannya kini mencengkeram tubuh Darren dengan kuat, takut jika nanti terlepas maka dia akan jatuh kebawah.

"Lompat, atau tidak?" Ucap Darren dengan nada mengancam.

Vincena terus menggeleng bahkan kini dia semakin mengeratkan tangannya berpegangan pada tubuh Darren.

"Baiklah, aku akan membuat pilihan lain. Kuhitung sampai tiga, jika kau tidak segera melompat, maka aku akan memaksamu untuk bercinta denganku setelah ini..." Darren mendesis. Dia menatap raut polos Vincena yang sepertinya kurang mengerti dengan ucapannya.

Membuat pria itu menghela nafas.
"Kau akan diperkosa, dan masih bisa bersikap tenang...?"

"S-Siapa yang akan memperkosa aku???" Vincena membulatkan matanya, membuat Darren tersenyum menyeringai, karena tahu bahwa gadis itu mungkin sudah mulai mengerti dengan ucapannya.

Meskipun terlambat.

"Memangnya siapa lagi? Kau melihat ada orang lain di sini selain kita berdua...?"

"Apa...??? Jadi kau-"

"Aku tahu kau memang gadis yang masih kecil, tapi aku tetap akan melakukannya padamu. Bukankah kau telah menganggapku seperti bajingan? Ya, aku memang pria bajingan. Sesuai dengan apa yang kau pikirkan selama ini..."

Vincena semakin terbelalak, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya menggelengkan kepala berkali-kali dengan air matanya yang mulai menggenang.

"Satu..."

Darren mulai menghitung.

"Dua..."

"Tiga..."

Tak ada kejadian apapun.

Vincena masih berpegangan erat pada tubuh Darren.

"Baiklah kalau itu maumu..."
Mata Darren berkilat berbahaya, dia segera menarik tubuh Vincena dari balkon dan kembali menurunkannya.

Vincena langsung berlari ketakutan dengan tubuh gemetar hebat, namun hanya beberapa langkah saja karena Darren dengan cepat menangkap tubuh Vincena kemudian mengangkatnya.

Dia menyampirkan tubuh Vincena di pundaknya, kemudian dibawanya menuju kamar.

Vincena berteriak dan meronta dengan percuma, bahkan suaranya sampai serak karena terlalu keras dia berteriak.

***


Vote and comment,! 😎👌

Simak lanjutan kisahnya di akun karyakarsa aku : IRAALF

Buka aplikasi karyakarsa ( ada di playstore )

Cari akun bernama : IRAALF

Kemudian follow.

Dan kalian bisa baca kelanjutan semua karya ceritaku.

See ya!

IG : ira_alfnk

TRAP...! ✔ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang