Trap AA

18.5K 1.4K 119
                                        

***

"Bibi..."

Wanita berumur lima puluhan itu menoleh kearah Vincena ketika mendengar suara gadis itu memanggilnya.

"Ya..?"

"Apakah... apakah orang yang di dalam ruangan itu bernama...
Kevin Spencer..?" Tanya Vincena hati-hati.

"Benar. Kau siapa nak?"

***

"Aku Vincena, temannya Kevin"

"Oh, temannya Kevin. Aku Margareth..." Wanita bernama Margareth itu tersenyum ramah.

"Maaf kalau boleh tahu, bibi siapanya Kevin?"

"Aku pembantu di rumah keluarga Kevin, sudah lama sejak Kevin kecil aku jadi pembantu di sana. Orang tuanya kemarin datang kesini untuk membayar seluruh administrasinya. Dan sekarang sudah berangkat kembali keluar kota untuk menyelesaikan pekerjaan. Jadi aku yang mengurus Kevin sekarang..."

"Oh, begitu. Bolehkah aku menjenguk Kevin?"

"Boleh saja. Bibi mau keluar sebentar mencari makanan. Tolong jaga Kevin dulu ya"

"Baik bibi"

Setelah Margareth pergi, Vincena memasuki ruang rawat Kevin.

Rupanya seluruh area mulut Kevin ditutup rapat dengan perban, dengan selang infus di tangannya.

Vincena benar-benar tidak mengerti, karena tadi dia lupa bertanya pada Margareth tentang penyakit Kevin.

Perlahan Kevin membuka matanya, dia menyadari kedatangan Vincena.

"Kevin...?" Vincena berbinar senang ketika Kevin menatapnya.

Namun Kevin tak bisa mengatakan apapun karena mulutnya diperban.

"Kau kenapa? Sakit apa?"

Kevin hanya bisa mengerjapkan matanya, membuat Vincena sadar percuma saja bertanya dengan Kevin.

Vincena mendesah kecewa dan prihatin sekali melihat keadaan Kevin.

Namun dilihatnya tangan Kevin bergerak, seperti menunjuk sesuatu yang tergeletak di meja sebelah kirinya.

Mata Vincena mengikuti arah yang ditunjuk Kevin. Rupanya ada buku kecil dan pulpen.

Vincena mengambilnya dan menyerahkannya pada Kevin.

Kemudian Kevin mulai menuliskan sesuatu di buku kecilnya, dan memperlihatkan pada Vincena.

'Apakah kau masih berhubungan dengan Darren?'

Vincena langsung berucap, "Masih. Aku tinggal bersamanya sekarang. Memangnya kenapa?"

Kevin kembali menulis.

'Jauhi dia. Sebaiknya kau lekas pergi darinya. Dia orang yang berbahaya!'

"Mana mungkin, dia bukan orang seperti itu, Kevin..." Vincena menatap Kevin dengan heran.

'Dia yang melakukan semua ini padaku!
Kau harus tahu...
Darren menjahit mulutku...!'

"Apa??!" Vincena sampai berjengit mundur karena terkejut. Mendadak dia menutup mulutnya sendiri.
"Apakah itu benar...???" Vincena menurunkan suaranya.

Kevin mengangguk cepat, kemudian menulis lagi.

'Darren berasal dari Salvatorez'

"Salva... Salvatorez..." Vincena mengeja. "Salvatorez itu apa...?"

CEKLEK.

Pintu terbuka.

Seketika Vincena menoleh.

Melihat Darren berdiri menatap mereka berdua, dengan tatapan yang sulit diartikan.

Terlihat kepalanya yang sudah diperban.

Mata Kevin terbelalak, dengan cepat dia memasukkan buku kecil dan pulpennya kedalam selimut.

"Sedang apa kau di sini, Vincena?" Darren bertanya dengan suara pelan.

***



TRAP...! ✔ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang