***
Entah bagaimana karena sedari tadi Vincena hanya berjalan tak tentu arah, dan dia memutuskan untuk masuk kesebuah Café. Dia akan beristirahat dan mengisi perutnya sebentar.
Vincena memandang sekeliling, berharap menemukan seseorang yang mungkin bisa dijadikan teman.
Ketika dilihat ada seorang anak perempuan sebayanya memasuki café, Vincena melambai kearahnya. Namun anak perempuan itu hanya mengernyit tidak suka kemudian mencari tempat duduk yang lain.
Menyebalkan memang.
Selang beberapa waktu kemudian, ada seorang remaja laki-laki dengan rambut berwarna merah terang memasuki café.
Vincena mencoba melambaikan tangan kearahnya. Dan begitu melihat Vincena, dia langsung mendekatinya dan duduk bersama Vincena. Entah kenapa Vincena selalu mudah mendapatkan teman laki-laki.
Dia bernama Kevin Spencer.
Umurnya 17 tahun, lebih tua 2 tahun diatas Vincena. Tapi tidak apa, selama dia mau berteman dengan Vincena.
Kevin memakai pakaian yang sangat trendy, jeans dan kaos bermerk.Berbeda dengan Vincena yang hanya memakai jeans pendek biasa dan kaos biasa juga.
"Apa kau sedang mencari pacar?" Tanya Kevin tanpa basa basi.
"Tidak. Aku hanya sedang mencari teman saja."
"Kau akan berubah pikiran jika tahu kehebatanku" Kevin tertawa.
Kemudian mereka terlibat pembicaraan ringan. Kevin sepertinya orang yang cukup menyenangkan walaupun sepertinya dia sangat ingin menjadikan Vincena sebagai pacarnya.
Dan akhirnya Vincena mulai membicarakan tentang Darren.
Yang tidak Vincena sangka adalah, setelah mengatakan bagaimana ciri-ciri Darren, kini dia tahu bahwa Kevin ternyata mengenal Darren.
Sejak tadi Kevin beberapa kali tersenyum dengan pembawaan yang sangat santai, namun begitu membicarakan Darren, ekspresinya berubah.
Rautnya menegang dan sepertinya dia terlihat gelisah dan.... ketakutan?
Kevin menoleh kekiri dan kekanan, takut jika ada seseorang yang mendengarnya. "Kau harus tahu, Darren bukan orang yang baik" Bisik Kevin.
Vincena tahu mungkin saja Darren bukan orang baik, Vincena juga sedang marah dengan Darren. Vincena juga pernah takut dengan Darren tapi tidak separah Kevin. Bahkan Kevin sampai berwajah pucat seperti ini.
Ketika Vincena menceritakan bahwa Darren pernah mencium dirinya, Kevin semakin terbelalak. Dia langsung berkata dengan cepat.
"Sepertinya kita memang tidak harus berpacaran. Mungkin hanya berteman saja tidak apa-apa""Kau ini kenapa, Kevin??" Vincena keheranan.
"Tidak apa-apa. Oh iya, aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa!" Kevin tak memberikan Vincena kesempatan untuk berbicara karena dia langsung pergi begitu saja.
"Orang yang aneh" Ucap Vincena pelan, namun dia tidak terlalu memusingkannya. Dia harus lekas pergi mencari tempat untuk menginap sementara sebelum hari gelap.
***
Kevin berjalan tergesa-gesa setelah keluar dari café.
Pikirannya berkecamuk, antara dia harus pergi saja dan melupakan Vincena, atau dia kembali menemui Vincena dan menceritakan semuanya.
Karena terlalu serius berpikir, dia tak menyadari sekitar dan kini malah menabrak seseorang.
"Maaf" Ucap Kevin cepat kemudian berjalan kembali.
Namun tangannya dicekal oleh seseorang yang tadi ditabraknya.
Langkah Kevin terhenti, dan dia mendongak melihat siapa orang itu.
Matanya menatap nanar begitu melihatnya.Darren!
"Hai, lama tak jumpa" Ucap Darren, dengan senyumannya yang mengerikan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP...! ✔ [ END ]
Misterio / Suspenso#1 - Mystery / Thriller (20 Jan '18) #3 ( 18 Des '17 ) #6 ( 13 Des '17 ) TRAP...! ( Dark Romance, Psycho, Mystery, Thriller) Follow dulu sebelum baca cerita, karena sebagian diprivat. ~•● Sinopsis ada di part awal cerita ini ●•~ _6 Okt '17_ © Hak ci...