Trap BB

17.2K 1.3K 37
                                    

CEKLEK.

Pintu terbuka.

Seketika Vincena menoleh.

Melihat Darren berdiri menatap mereka berdua, dengan tatapan yang sulit diartikan.

Terlihat kepalanya yang sudah diperban.

Mata Kevin terbelalak, dengan cepat dia memasukkan buku kecil dan pulpennya kedalam selimut.

"Sedang apa kau di sini, Vincena?" Darren bertanya dengan suara pelan.

***

"Aku... aku sedang mengunjungi Kevin. Dia... temanku"

"Kevin?" Darren memasang wajah terkejut. "Dia juga temanku, aku mengenalnya" Darren langsung mendekat.

Kevin menggeleng cepat dengan tubuh gemetar. Sepertinya dia sangat ketakutan.

"Oh iya, Vincena. Rupanya kunci mobilku tertinggal di ruangan tadi, tempat aku dirawat. Tolong ambilkan ya, kau tahu tempatnya kan...?" Darren tersenyum manis.

"Kenapa... kau tidak mengambilnya sendiri..?" Vincena menatap Darren curiga.

"Kau saja yang mengambilkan. Aku ingin berbicara dengan Kevin, temanku. Bukankah kau sejak tadi sudah berada di sini? Sekarang giliranku dengannya" Darren masih tersenyum.

Sementara itu Kevin semakin bergetar hebat dan terus menggeleng dengan cepat kearah Vincena, berharap Vincena tidak pergi meninggalkannya.

Vincena menatap Kevin dengan bingung.

"Vincena..." Darren dengan tiba-tiba meraih dagu Vincena dan mencium paksa bibirnya.

Mata Vincena membulat seketika, dengan wajahnya yang memerah.

Didorongnya tubuh pria itu dengan sekuat tenaga. "Darren, kita sedang di rumah sakit..." Nafas Vincena naik turun, masih dengan semburat merahnya.

"Memangnya kenapa?" Darren tersenyum miring. "Jadi, kalau tidak sedang berada di rumah sakit, kau mau...?" Terlihat sekelebat kilatan di manik hitamnya.

"T-tidak" Vincena menggeleng dengan gugup.

Darren semakin mendekat.

Membuat Vincena mundur, mundur dan mundur hingga mencapai pintu.

Ketika Darren hendak meraih dagunya kembali, Vincena langsung menghindar.

"A-aku akan mengambilkanmu kunci. Tunggu s-sebentar..." Vincena langsung bergegas membuka pintu dan keluar dari tempat itu.

Kini hanya tinggal mereka berdua.

Darren dan Kevin.

Darren menutup pintunya perlahan, terdiam sejenak dan menarik nafas dalam-dalam.

Kemudian dia membalikkan tubuhnya dan langsung menatap Kevin.

"Hai teman..." Ucapnya dengan senyum rupawan yang mengerikan. "Bagaimana keadaanmu? Apakah baik-baik saja?" Darren tentu tahu bahwa Kevin tak mungkin bisa menjawabnya.

Pria itu berjalan pelan mendekati ranjang Kevin.

"Hmmm... tadi aku melihatmu memasukkan sesuatu di dalam selimut. Apakah aku boleh melihatnya..?"

Kevin semakin mengeratkan selimutnya dan menggeleng dengan keras.

"Terimakasih sudah memperbolehkan" Darren langsung menarik selimut Kevin dengan cepat dan mengambil paksa buku kecil yang ada di baliknya. Membuat pulpennya terlempar dan jatuh di lantai begitu saja.

Kemudian Darren mulai membuka buku kecil itu dan membacanya...

***




TRAP...! ✔ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang