"Kenapa kita bisa bertemu lagi?" Kini Vincena sudah berada di mobil Darren, dan terlihat seperti tengah berpikir.
"Entahlah" Darren hanya menyahut singkat.
"Di kota sebesar ini apakah terlalu kebetulan kalau kita bertemu lagi?" Vincena mulai bertanya-tanya.
"Apa kau tidak suka bertemu denganku? Mau turun di sini saja?" Darren seolah akan menepikan mobilnya.
"Tidak! Jangan Darren... Ini sudah malam dan aku tidak tahu harus bermalam di mana" Ucap Vincena panik.
Darren menormalkan kembali laju mobilnya, kemudian menghela nafas. "Mau ke apartemenku?"
"Terserah kau saja. Aku sudah tidak tahu harus kemana lagi" Vincena mulai pasrah.
"Hmm. Baiklah" Ucap Darren pada akhirnya.
Lalu mereka terdiam beberapa saat.
"Umurmu berapa Darren?" Tanya Vincena tiba-tiba.
"27"
"27..? Tua sekali..." Kini Vincena yang terkejut.
"Kalau bagimu pasti terlalu tua" Darren tersenyum geli.
"Jadi kenapa kau mengajakku ke apartemenmu? Apa tidak ada seseorang yang tinggal bersamamu?"
"Tidak. Aku tinggal sendirian di apartemen"
"Oh..."
"Kenapa?"
"Tidak. Tidak apa. Oh ya, apa kau bekerja?"
"Aku punya sebuah bar. Di sana ada karyawan-karyawanku yang bekerja"
"Bar??" Mata Vincena berbinar-binar. Dia membayangkan sebuah bar keren seperti yang biasa dia lihat di film-film.
"Kau mau melihat kesana?"
"Bolehkah?"
"Tentu saja. Setelah ke bar, baru nanti ke apartemenku. Kau bisa istirahat."
Vincena tersenyum senang. Sebentar lagi dia akan melihat bar sungguhan, bukan hanya di film.
"Sebenarnya kau belum boleh memasuki bar. Minimal yang masuk kesana harus sudah berumur 18 tahun. Tapi karena bar itu milikku, jadi kau boleh masuk. Hanya saja, kau harus terus bersamaku, jangan sampai terpisah sendirian. Bisa-bisa kau diusir dari sana"
***
Akhirnya mereka berdua memasuki bar.
Terllihat beberapa orang mengangguk sopan kearah Darren, sebagian yang lain merasa aneh melihat Vincena.
"Duduk di sini" Setelah menyuruh Vincena duduk, terlihat Darren melempar-lempar botol dengan lihainya seperti bartender meracik minuman.
"Kau boleh minum yang ini. Alkohol rendah, tidak akan membuatmu mabuk" Darren menyerahkan segelas minuman pada Vincena.
Ketika Vincena meminumnya, yang dirasa agak sedikit pahit dan tenggorokannya seperti terbakar. Vincena mengernyit dan meletakkan kembali minumannya di meja.
Darren duduk di sebelahnya dan minum minuman yang berbeda, terlihat sedikit pekat dari warna minuman Vincena.
*
Setelah beberapa saat mereka mengobrol, Vincena mendadak ingin buang air kecil.
Dia menolak ketika Darren hendak mengantarnya, karena tak terlalu jauh. Hanya berjalan lurus kemudian berbelok, dan jelas sekali ada tandanya. Sangat mudah dicari.
*
Dan di sinilah dia sekarang di sebuah toilet wanita.
Vincena mencuci tangannya di wastafel, sambil berkaca. Melihat wajahnya sedikit kusam, dia mengambil sabun cair yang terletak di atas wastafel. Entah sabun apa, dia tidak tahu. Yang jelas baunya wangi, dan Vincena memakainya untuk mencuci wajah.
Kemudian dia menuju bilik toilet.
Ketika hendak membuka salah satu bilik, tiba-tiba seseorang datang entah dari mana, mendorong Vincena masuk dan langsung menutup pintu bilik dengan cepat.
Orang itu membekap mulut Vincena yang membuatnya susah berteriak.
Sekilas Vincena bisa melihat wajah orang itu.Rupanya dia adalah seorang pria!
Bagaimana mungkin ada seorang pria di toilet wanita??
Vincena meronta-ronta dengan sekuat tenaga, namun usahanya sia-sia. Pria itu terlalu kuat dengan tubuhnya yang sangat besar.
Vincena ingin sekali menangis ketika tangan pria itu mulai menarik-narik baju Vincena dengan kasar, bermaksud hendak membukanya.
Saat ini Vincena merasa hidupnya sebentar lagi akan berakhir...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP...! ✔ [ END ]
Mistério / Suspense#1 - Mystery / Thriller (20 Jan '18) #3 ( 18 Des '17 ) #6 ( 13 Des '17 ) TRAP...! ( Dark Romance, Psycho, Mystery, Thriller) Follow dulu sebelum baca cerita, karena sebagian diprivat. ~•● Sinopsis ada di part awal cerita ini ●•~ _6 Okt '17_ © Hak ci...