Trap W

19.1K 1.4K 16
                                    

"Kita pergi saja sekarang. Lekas berkemas"

"Memangnya kita akan pergi kemana?"

"Ke bar milikku saja. Letaknya cukup jauh dari sini. Ayo cepat"

Merekapun segera berkemas. Darren memasang rantai pada leher Berno dan ikut membawanya masuk kedalam mobil.

***

Jika siang hari begini, suasana bar milik Darren sangat sepi. Begitupun klub malam dan bangunan sekitar juga yang notabene buka pada malam hari. Jadi, siang hari sama sekali tidak ada aktivitas.

Darren dan Vincena sudah meletakkan barang-barang mereka di lantai dua, di tempat khusus yang biasa dipakai Darren jika sedang berada di sana.

Tidak terlalu luas, hanya ada ranjang, kulkas, TV dan kamar mandi. Tempat itu kedap suara.

"Jangan pernah keluar dari tempat ini sebelum ada perintah dariku" Darren memasang rantai Berno pada kaki ranjang supaya anjing itu tidak lepas keluar.

"Sampai kapan aku harus berada di sini, Darren?" Vincena mendudukkan dirinya di tepi ranjang.

"Aku tidak tahu"

"Apakah ayahku akan menemukanku?" Tanya Vincena khawatir.

"Mungkin saja"

"Lalu bagaimana Darren??"

"Kau harus terus berada di sini."

Vincena kali ini berusaha untuk menurut. Dia benar-benar takut bertemu dengan ayahnya. Juan sering memukuli dirinya apalagi ketika sedang dalam keadaan mabuk.

Terakhir kali Vincena pernah di lempar botol bir dan hampir saja mengenai kepalanya, kalau saja tangannya tak secara refleks menangkisnya. Tangan Vincena waktu itu sempat berdarah dan memar-memar.

Sepanjang hari Vincena hanya menonton TV, main dengan Berno dan selanjutnya hanya tidur-tiduran.

Darren membawakan makanan dan di simpan dalam kulkas, selanjutnya dia keluar lagi. Entah apa yang dilakukan Darren, mungkin saja dia di lantai bawah sedang melihat situasi.

Dan hingga malam hari sama sekali tak ada kejadian apapun. Bar tetap buka dan orang-orang berdatangan seperti biasanya. Darren sesekali masuk kedalam untuk melihat Vincena, kemudian kembali turun kebawah.

Hari kedua, masih sama. Siang hari sangat sepi dan tak ada sesuatu yang terjadi.

Namun menjelang sore tiba-tiba saja Darren menyuruhnya untuk lekas berkemas. Entah apa yang terjadi, Vincena hanya menurut saja.

Mereka bergegas masuk kedalam mobil Darren, begitupun dengan Berno, Vincena duduk di mobil sambil memangku Berno.

"Darren, kita akan kemana?" Tanya Vincena ketika mobil Darren sudah memasuki jalan raya besar.

"Nanti saja kujelaskan." Darren menatap lurus ke jalanan, dengan ekspresi dingin.

Vincena memilih untuk diam, tak berani bertanya lagi.

Mungkin sudah dua jam perjalanan dan sama sekali tak ada pembicaraan diantara mereka.

Vincena melihat-lihat pemandangan sekitar. Sepertinya mereka sudah berada di pinggiran kota.

Yang Vincena lihat bukan gedung-gedung tinggi lagi melainkan banyak pepohonan yang begitu rimbun. Vincena tidak tahu sekarang mereka berada di mana, mungkin saja sedang melewati hutan.

Vincena sedikit curiga ketika dilihatnya dari kaca Spion, ada sebuah mobil jeep yang terus-terusan berada di belakang mobil Darren.

"Darren, sepertinya kita sedang diikuti" Vincena berusaha memberitahu Darren.

Darren melirik sekilas kearah Vincena. "Sejak awal kita memang diikuti."

"Apa?? Kenapa aku tidak tahu? Sejak kapan Darren?"

"Sejak kita keluar dari bar"

***



TRAP...! ✔ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang