Merasa bahwa Darren tak berada di sekitarnya, membuat Vincena sedikit lega dan mulai berjalan dengan cepat menyusuri jalan raya. Dia harus menemukan tempat persembunyian untuk sementara, karena sedari tadi dia lelah berlari.
Tak sengaja dia bertubrukan dengan seorang wanita yang baru saja keluar dari sebuah klub malam.
Wanita berdandanan menor dengan pakaian yang sangat terbuka. Rambutnya panjang dan lebat. Melihat wanita itu dia jadi teringat akan Laura, ibunya.
"Gadis kecil, sedang apa di sini? Kau tau ini jam berapa?" Wanita itu memandang Vincena dari kaki hingga ujung rambut.
"Aku sedang mencari hotel yang murah. Apa kau tahu di mana tempatnya?"
"Di sini tidak ada hotel yang murah. Kenapa kau sendirian di jalan? Rumahmu dimana?"
"Aku... kabur dari rumah..." Ucap Vincena sambil melihat sekitar, masih merasa takut kalau-kalau ada yang mengawasi.
"Kasihan sekali..." Wanita itu menatap Vincena dengan dahi berkerut. "Ikut saja denganku kalau kau mau. Aku baru mau pulang"
Vincena berpikir sejenak. Sepertinya ikut dengan seorang wanita jauh lebih baik daripada ikut dengan pria macam Darren.
"Baiklah, aku menerima tawaranmu."
***
Wanita itu bernama Patricia, berumur 35 tahun.
Rupanya dia juga tinggal sendirian. Apartemennya tidak terlalu besar seperti milik Darren, tapi Vincena merasa lebih tenang tinggal di sini.
Vincena memang sudah menceritakan semuanya, semua yang menimpanya kecuali soal Darren. Dia hanya menceritakan bahwa dia pernah menginap sebentar di tempat Darren dan tak ada hal lain yang diceritakan selain itu.
Vincena masih belum berani menceritakan lebih detail lagi.
"Kau masih terlalu kecil dan seharusnya tetap bersekolah" Ucap Patricia sambil menyiapkan masakan untuk sarapan pagi mereka berdua.
"Aku memang masih bersekolah, dan tidak tahu bagaimana selanjutnya. Aku seperti depresi jika berada dirumah"
"Kau bisa tinggal di sini kapanpun kau mau. Aku sebatang kara, keluargaku membuangku karena tak mau menanggung malu dengan keadaanku yang hamil di luar nikah"
"Jadi... kau punya anak?"
"Tidak. Aku melakukan aborsi karena pacarku waktu itu pergi begitu saja dan tak mau bertanggung jawab"
Vincena merasa kasihan juga dengan Patricia.
Selanjutnya mereka makan dengan diam. Setidaknya Vincena kini punya tempat berlindung dan sepertinya tinggal bersama Patricia adalah pilihan yang tepat.
*
Siang itu Vincena berjalan-jalan di sekitar apartemen Patricia dan menemukan seekor kucing kecil liar.
Kucing itu berwarna putih dan sedikit kotor. Dia membawanya pulang dan langsung memandikannya.
"Apakah aku boleh memelihara kucing?" Tanya Vincena ketika dilihatnya Patricia sudah pulang membawa barang belanjaan.
"Boleh saja, asal kau merawatnya dengan benar. Dan jangan sampai mengotori apartemenku" Patricia mulai memasukkan beberapa makanan kedalam kulkas.
"Baiklah. Aku akan menamainya Candy" Vincena tersenyum senang.
Setelah memberinya makan, Vincena mulai bermain-main dengan kucing kecilnya itu. Berlarian kesana kemari dan mengeong lucu.Candy mulai berlarian keluar apartemen dan Vincena terus mengikutinya.
Vincena hendak menangkap Candy karena kucing itu sudah berlari terlalu jauh, namun tangan seseorang mendahuluinya.
Orang itu menangkap Candy.
Vincena mendongak dan terkejut melihat siapa orang itu.
"D-Darren??" Mata Vincena terbelalak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP...! ✔ [ END ]
Misteri / Thriller#1 - Mystery / Thriller (20 Jan '18) #3 ( 18 Des '17 ) #6 ( 13 Des '17 ) TRAP...! ( Dark Romance, Psycho, Mystery, Thriller) Follow dulu sebelum baca cerita, karena sebagian diprivat. ~•● Sinopsis ada di part awal cerita ini ●•~ _6 Okt '17_ © Hak ci...