Trap II

16.8K 1.2K 66
                                        


"Kau tahu apa itu Salvatorez?"

"Salvatorez?"

"Iya, Salvatorez"

"Salvatorez...?" . Sejenak tak ada suara, sepertinya Aiden tengah berpikir. "Salvatorez.... Ah.. ya... ya... aku tahu..."

***

"A-apa...??????" Mata Vincena terbelalak mendengar penjelasan dari Aiden.
Tubuhnya gemetar hebat dengan wajah pucat pasi. Rasa ngeri menjalar di seluruh tubuhnya, bulu kuduknya berdiri meremang.

Benarkah??

Apakah benar Darren berasal dari Salvatorez...????

"Memangnya kenapa, Vincena? Kenapa kau tiba-tiba saja menanyakan hal itu?"

"A-apa kau pernah dengar, ada orang yang m-menjahit mulut orang lain...?" Vincena meneguk ludahnya.

"Itu terdengar seperti... psikopat. Memangnya kenapa?"

"T-tidak apa-apa. Ya, sudahlah kalau begitu. Terimakasih informasinya, Aiden..."

"Tunggu, Vincena. Kapan kau akan pulang?"

"Aku tidak tahu, mungkin secepatnya. Sekali lagi terimakasih. Cukup di sini dulu, dan jangan beritahu yang lainnya ya?"

"Baiklah. Kau bisa kabari aku jika ada apa-apa"

"Iya, tenang saja. Sekali lagi terimakasih"

"Sama-sama"

Vincena mematikan telfonnya dengan gemetar. Dia teringat Kevin pernah mengatakan bahwa Darren menjahit mulutnya.

Jika Kevin benar, apakah berarti Darren adalah psikopat???

Gadis itu menggeleng keras. Pikirannya benar-benar kacau dan semakin berkecamuk.

Vincena kembali mencoba menelfon Henry setelah terlintas sebuah pikiran dibenaknya.

"Halo...?"

"Hhmmmhh..?" Hanya gumaman yang terdengar diseberang.

"Henry?"

"Hmmm... ya. Ada apa lagi, Vincena..?" Vincena merasa, Henry berbicara dengan mata tertutup.

"Henry, jika kau ingin bepergian, apakah naik mobil?"

"Hmm...ya... naik mobil..."

"Mobil siapa?"

"Mobil ayahku..."

"Kau bisa menyetir??"

"Bisa. Kenapa...?

"Apakah aku boleh meminta tolong, Henry?"

"Minta tolong apa?"

"Kau kesini jemput aku, pakai mobil"

"Astaga... itu tidak mungkin, Vincena. Meskipun aku sudah bisa menyetir, aku tak mungkin mengendarai mobil sendiri. Aku pernah ditangkap polisi gara-gara itu. Dan ayahku memarahiku habis-habisan... Anak seumuran kita belum boleh mengendarai mobil..."

"Lalu, setelah itu bagaimana kalau ingin bepergian...?"

"Tetap naik mobil, tapi aku diantar sopir..."

"Ya sudah, kau jemput aku sepulang sekolah. Minta sopirmu untuk mengantarkan. Kau harus bilang pada Darren, kalau kau akan mengajakku kerumahmu untuk main, bagaimana?"

"Kenapa kau tidak datang bersama Darren saja main kerumahku?"

"Justru aku akan menghindari Darren..."

"Hmmmmm..."

"Kau harus tahu, Darren itu psikopat, orang jahat..."

"Hmmhh..."

"H-Henry??"

"Ah, ya...ya... maaf Vincena, aku mengantuk sekali..."

"Kau akan menjemputku besok kan..?"

"Hmmm..."

"Jangan lupa, Henry. Besok siang sepulang sekolah kau jemput aku. Nanti kukirimkan alamat apartemen Darren."

"..............."

"Henry...???"

"Hmmm...ya....."

"Jangan lupa ya..."

"................."

Vincena mematikan ponselnya karena tidak ada jawaban lagi dari Henry.

Sepertinya Henry sudah tertidur.

Tidak apa-apa, yang penting besok Henry akan menjemputnya.

***

♡♡♡





TRAP...! ✔ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang