Trap G

28.7K 2K 45
                                    


Vincena terbangun dengan nafas tersengal dan keringat dingin, dia mulai menormalkan detak jantungnya dan melihat sekitar.

Ini dimana? Jelas ini bukan kamarnya.

Vincena melihat sekeliling dan masih merasa bingung.

Kamar yang cukup rapi dan wanginya maskulin, dengan nuansa coklat gelap, terdapat jendela kecil di dekat ranjang.
Lemari kayu yang tak terlalu besar, namun tinggi memanjang. Lalu sofa berbahan kulit dengan meja kecil, di atasnya ada beberapa buku tebal.
Hanya ada sedikit barang di kamar ini.

CEKLEK

Pintu kamar terbuka dan terlihat Darren memakai bathrobe berwarna putih dengan rambut setengah basah. Sepertinya dia baru selesai mandi.

"Sudah baikan?" Darren mendekat dan duduk di tepi ranjang.

"Ini dimana?" Vincena sedikit mundur menjauh dari Darren.

"Tentu saja di apartemenku. Kau bilang akan menginap di sini kan?" Darren berucap tenang.

"Kejadian tadi... di bar kau-"

"Kenapa?" Darren bertanya seolah tak ada hal serius yang terjadi.

Namun Vincena diam saja tak melanjutkan ucapannya.

"Kau berada dalam situasi berbahaya, dan pria itu harus diberi pelajaran. Itu hal yang wajar, Vincena. Apa kau ingin pria itu selamat dan kembali menyerangmu?"

Vincena menggeleng cepat.

"Jadi, kau tak perlu khawatir lagi. Ada aku di sini yang akan menjagamu. Kau jangan pergi jauh-jauh dariku lagi, mengerti?"

Vincena mengangguk namun hatinya masih merasa ragu.
Yang jelas, Vincena mulai takut terhadap Darren.

Apakah Darren orang baik? Memang benar Darren menyelamatkannya, tapi kenapa Darren membunuh orang dengan cara seperti itu?

"Sebaiknya kau lekas mandi. Bereskan pakaianmu dan letakkan di lemari." Darren menunjuk lemari kayunya. "Mulai sekarang ini akan menjadi kamarmu"

"Lalu kau tidur dimana??" Tanya Vincena khawatir.

"Tentu saja di kamar ini. Ini kan kamarku"

"Aku tidak mau!"

"Lalu aku harus tidur di mana?" Darren pura-pura bodoh.

Vincena hanya diam saja tak menjawab.

"Aku tidur di kamar ini, tapi di sofa." Terang Darren.

Melihat Vincena masih dengan raut khawatirnya, akhirnya Darren berusaha mengalah.

"Baiklah, aku tidur di sofa ruang tengah. Kalau ingin sesuatu kau bisa memanggilku" Ucapnya seraya meninggalkan kamar.

***



TRAP...! ✔ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang