***
Malam ini Vincena tidur sendirian di apartemen Patricia.Tadi Patricia sudah berpamitan dan menitipkan kunci padanya. Patricia bilang dia akan pergi bekerja dan akan pulang pagi.
Vincena tak mengerti apa sebenarnya pekerjaan Patricia dan dia juga sungkan untuk bertanya karena Patricia sepertinya tak mau membahasnya lebih jauh.
Sudahlah, yang penting Vincena masih tetap bisa tinggal disini dengan... tenang?
Tunggu.
Dia jadi teringat Darren. Mungkin besok pagi saja dia pergi ketempat Darren untuk mengambil kucingnya kembali.
Vincena teringat bahwa dia membawa ponsel. Karena sedari kemarin dia sama sekali tak membongkar isi ranselnya, hanya mengambil baju seperlunya saja.
Diambilnya ponsel yang di simpan di ransel. Ternyata mati karena baterainya habis. Begitu dia charge dan menghidupkan ponselnya, ternyata sudah ada berpuluh-puluh pesan dan panggilan tak terjawab.
Ternyata itu dari orang tuanya, Juan dan Laura.
Pasti mereka sudah tahu bahwa Vincena telah kabur dari rumah.Dan Vincena membiarkannya, tak membalas satupun pesan dari mereka.
***
Pagi itu Vincena sudah bersiap untuk pergi.
Patricia baru saja pulang dan terlihat matanya sedikit memerah. Mungkin karena kurang tidur, pikir Vincena.
"Patricia, hari ini aku akan mencari kucingku. Kemarin sepertinya dia terlalu jauh bermain dan... hilang. Jadi aku akan mencarinya" Vincena berusaha berbicara senormal mungkin.
"Jangan terlalu jauh. Kalau memang tidak ketemu biarkan saja" Patricia berucap sambil duduk di meja rias dan membuka ikatan rambutnya.
"Oh ya, kita belum bertukar nomor. Aku minta nomor ponselmu" Ucap Vincena.
"Baiklah. Kemarikan ponselmu"
Vincena pun memberikan ponselnya.
Patricia mengetikkan nomornya di ponsel Vincena dan kemudian menekan tombol dial. Terdengar ringtone ponsel Patricia berbunyi.
"Nanti telfon aku kalau ada apa-apa" Ucapnya sambil mengembalikan ponsel Vincena.
*
Vincena sudah berada di dalam taksi dan mencoba mengingat-ingat letak apartemen Darren.
Seharusnya dia sudah sampai, tapi kenapa apartemen Darren sama sekali tak terlihat?
Vincena memutuskan untuk turun dari taksi dan mencoba berjalan kaki saja.
Seharusnya apartemen Darren ada di sekitar sini. Vincena terus berjalan dan melihat-lihat sekitar, kiri dan kanan.
"Vincena"
Vincena menghentikan langkahnya. Itu seperti suara Darren.
Seketika Vincena membalikkan badannya dan ternyata benar, Darren sudah berdiri di belakangnya.
"Ah, kebetulan sekali. Aku bermaksud datang ketempatmu." Vincena mendesah lega.
Darren melengkungkan bibirnya, membuatnya semakin tampan. "Kau berjalan ke arah yang benar. Sebentar lagi sampai ke apartemenku. Ayo."
Vincena pun kembali berjalan mengikuti Pria itu.
Namun tiba-tiba Vincena menghentikan langkahnya. Membuat Darren ikut berhenti dan menoleh kearah Vincena.
"Kau... Maksudku, kita. Kenapa kita bisa bertemu di sini? Apakah ini kebetulan juga?" Tanya Vincena. Wajahnya mengerut seperti memikirkan sesuatu.
"Ini kan jalan sekitar apartemenku. Wajar saja kau bisa bertemu denganku." Darren menatap Vincena seolah-olah merasa heran.
"Ummm... baiklah. Kau benar juga."Vincena mengangguk angguk dan mereka berdua kembali berjalan.
Tak berapa lama kemudian, sampailah mereka di apartemen Darren yang berada di lantai paling bawah, jadi mereka tidak perlu menaiki tangga ataupun lift.
"Tujuanku kemari untuk mengambil kucingku. Kau tau kan?" Ucap Vincena.
Darren menghentikan gerakannya yang tengah memutar kunci. Dia mengurungkan niatnya untuk segera membuka pintu.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP...! ✔ [ END ]
Mystery / Thriller#1 - Mystery / Thriller (20 Jan '18) #3 ( 18 Des '17 ) #6 ( 13 Des '17 ) TRAP...! ( Dark Romance, Psycho, Mystery, Thriller) Follow dulu sebelum baca cerita, karena sebagian diprivat. ~•● Sinopsis ada di part awal cerita ini ●•~ _6 Okt '17_ © Hak ci...