21

1.2K 100 0
                                    

Tania mengerjapkan matanya, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya, sambil mencoba memgambil benda yang mengganjal di antara hidung dan bibirnya.

"Sudah, kamu istirahat saja kamu harus memulihkan tenagamu tenang saja ada aku disini aku akan menjagamu"
Danial membawa tangan Tania ke genggamannya agar wanita itu tidak menarik oksigennya.

Danial senyum pada Tania, senyum yang sangat tulus Tania dapat melihat ketulusan pada senyuman Danial. Tapi mengapa? Mengapa laki-laki seperti Danial berada didekatnya ini tidak baik bukankah Tania sudah menjaga jarak dengannya? Apa tidak ada hasil dari usahanya itu?

"Mengapa kau ada disini?"

Danial terkekeh kecil menanggapi pertanyaan Tania. Melihat itu, Tania sungguh kesal tawa Danial sangat mempesona memperlihatkan betapa tampannya laki-laki itu.

"Mengapa tertawa?"

"Kamu sangat lucu, bukankah hal pertama yang diucapkan orang pada umumnya ketika baru tersadar akan menanyakan mengapa aku ada disini? Tapi.. lihatlah kau malah menanyaiku, apa aku yang ada dalam mimpimu saat kau tertidur" goda Danial sambil menaik turunkan alisnya

"Ck! Orang bodohpun tau jika ada dirumah sakit pasti sedang sakit. Tapi, mengapa kau ada disini?"

Danial mengerutkan keningnya mendengar penuturan Tania, ucapannya mengisyaratkan seolah ia sering berada di rumah sakit. Atau mungkin hanya perasaan Danial saja?

"Aku disini menjagamu"

"Untuk apa kau menjagaku? A-apa.. kau, yang.."

Tania menghela nafas berat, ia menepis semua bayangan yang ada dikepalanya. Ia tidak berani melanjutkan kata-katanya karena ia pun tidak yakin. Seharusnya ia tidak mengalami hal seperti ini lagi, setidaknya untuk 2 bulan kedepan.

Danial yang melihat Tania seperti orang yang sedang menahan amarah, malu, kecewa. Membuat ia semakin merasa bersalah pada wanita itu karena kecerobohannya ia menyebabkan wanita ini dalam masalah sampai tidak sadarkan diri lebih dari 12 jam.

"Maaf atas kecerobohanku, aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini. Saat itu aku hanya terlalu panik sehingga melupakan keberadaanmu. Aku sungguh menyesal. Maafkan aku" ucap Danial tulus sambil mempererat genggamannya pada tangan Tania.

Tania yang mendengar penuturan Danial tidak mengerti, apa maksud perkataan Danial barusan? Kecerobohan apa? Ini bukan salahnya jika memang sewaktu-waktu ia akan pingsan. Ia sudah cukup sering seperti ini tapi, ini bukan salah siapapun sungguh.

"Y-ya, aku maafkan... sebenarnya ini bukan salahmu" ucap Tania kemudian sambil tersenyum dan kembali mengelus tangan Danial yang menggenggamnya dengan ibu jarinya.

Danial yang mendengar itu tidak percaya, apa ia tidak salah dengar. Atau.. terjadi sesuatu yang merusak sistem otak pada wanita ini setelah kejadian itu? Bagaimana ini.. ternyata kecerobohannya membuat fatal. Apakah ia berhak dimaafkan jika sudah seperti ini?

●●●

Terimakasih sudah membaca 😙

MASTER SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang