Danial dan Tama kini berada di apartemen Danial, setelah melakukan diskusi panjang dengan pengacara wanita itu. Kesepakatan yang bodoh menurut Danial.
"Mengapa kau menurutinya? Bukankah semua yang kulakukan ini adalah keinginanmu"
"Ini keputusan yang terbaik"
"Kita bisa mencari pengacara lain, jangan seolah dia satu-satunya harapan kita aku punya banyak uang untuk membayar pengacara lain yang lebih baik dari wanita itu"
"Waktu kita mepet Danial, dan ya.. hanya dia satu-satunya harapan kita akan ku ingatkan tentang prilakumu pada pengacara sebelumnya jika kau lupa"
Danial memincingkan matanya menatap Tama, ia sangat ingat betul ketika ia menolak semua saran dari pengacara-pengacara yang diberikan Tama beberapa hari lalu dengan kata-katanya yang kasar sampai memakai tangan. Karena ia sangat tidak menginginkan perdamaian dalam kasusnya ini, jika saja Tama tidak terus mendesaknya dan memaksanya harus melakukan hal memalukan ini.
"Aku bisa mengawasimu dari jauh, dan akan sama saja jika aku datang ataupun tidak semua tergantung padamu" ujar Tama
"Aku takut tak bisa menahan emosiku jika sudah berhadapan dengan si keparat itu"
"Kau bisa ada Tania juga disana aku yakin ia akan mendukung kliennya"
"Ada apa sebenarnya antara kau dan pengacara itu?"
"Tidak ada apa-apa"
"Lalu, mengapa dia seakan enggan bertemu denganmu?"
"Kau sudah mendengarnya langsung tadi, dia tidak ingin dianggap tidak dipercaya kliennya sendiri jika aku ada disana, kau tau sendiri bagaimana sengitnya pertarungan antar pengacara apalagi jika ada celah untuk menjatuhkan lawannya. Maka percayalah Tania bisa mengatasi semuanya. Dia wanita yang pintar aku tau itu"
"Bagaimana kau bisa tau? Seakan kau telah mengenalnya lama"
Tama tersenyum menanggapi ungkapan Danial ia hanya menjawab ia mengenalnya karena ia telah menelusuri asal-usul wanita itu sebelum ia merekomendasikannya.
"Terus saja kau mengelak" ujar Danial
Danial pergi meninggalkan Tama, ia akan menyegarkan badannya dengan berendam air hangat. Ia merasa lelah setelah melakulan aktifitasnya hari ini dengan pengacara misterius yang enggan berhadapan dengan sekertaris sekaligus sahabatnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER SUN
General FictionTania Nasution seorang pengacara muda yang cantik, lulusan terbaik di salah satu Univ terbesar di Indonesia. Bekerja di Firma Hukum terbesar, tapi.. meskipun prestasi akademik memuaskan ia tak pernah memenangkan satu kasuspun di meja hijau! kehidupa...