"Terimakasih sudah mengantarku pulang"
Tania keluar dari mobil, Danial menurunkan kaca disebelahnya menatap wanita itu menjauh. Kemudian wanita itu kembali melihat kearahnya dan mengibaskan tangan seolah menyuruhnya untuk pergi. Danial tersenyum, kemudian ia melambaikan tangannya dan melaju meninggalkan pekarangan rumah Tania.
Tania tersenyum melihat kelakuan Danial, ia meronggoh tasnya mencari kunci rumahnya.
"Wah.. kau terlihat sangat bahagia Tania"
Suara bass itu mengejutkan Tania, ia memejamkan mata sebentar kemudian berbalik melihat sosok dibelakangnya.
Pria itu tersenyum ramah padanya, terlihat binar kebahagiaan dimatanya. Saat pria itu mendekat Tania baru berucap.
"Sejak kapan kau disini?" Tanyanya tajam.
"Aku sangat merindukanmu" pria itu tidak menghiraukan pertanyaan Tania, ia malah terus mendekat dan mendekap Tania memeluknya erat.
Hati Tania bergemuruh, ia sangat ingin menyingkirkan tangan yang mendekapnya dan mendorong pria ini agar menjauh darinya tapi, sepertinya seluruh tenaganya hilang. Ia memakai seluruh tenaganya agar tidak terlihat rapuh dihadapan pria yang sedang memeluknya.
"Aku sangat sedih melihatmu sangat bahagia dan baik-baik saja tanpaku" ucapnya sambil mencium puncak kepala Tania.
"Aku sangat bahagia mendengar kau sedih"
"Aku juga sangat menyayangimu"
Tania berhasil mengumpulkan tenaganya setelah dirasa pelukan itu melonggar kemudian ia mendorong pria itu dan menatapnya tajam.
"Bagaimana kau bisa sampai disini?"
Pria itu tersenyum manis kemudian mengacak rambut Tania.
"Aku menaiki pesawat dan taxi" ucapnya acuh membuat Tania menajamkan tatapannya.
○○○
Tania menatap pria dihadapannya yang sedang menikmati ketoprak dengan lahapnya, bahkan sebelumnya pria itu telah menghabiskan satu mangkuk bakso.
"Kau tidak makan selama 10 tahun?"
Pria itu hanya mengangguk tidak menatapnya dan kembali melanjutkan makannya membuat Tania menggelengkan kepalanya.Tania beranjak dari tempatnya, ia mengambil air dan kembali duduk ditempatnya semula. Tak lupa ia kembali mengisi gelas kosong milik pria rakus itu.
"Kenapa kau diam saja?" Tanyanya kemudian.
"Terus aku harus bagaimana? Bernyanyi menyemangati nafsu makanmu?"
Pria itu terkekeh, "kemasi barangmu" ucapnya santai.
Pernyataan itu membuat Tania terdiam, emosinya yang mulai mereda seakan kembali menguap,
"Untuk apa aku mengemasi barang? Aku tidak akan pernah meninggalkan rumah ini!" Ucapnya tegas.Pria dihadapannya mulai menatap Tania tegas, kemudian ia meminum air dan kembali menatapnya lembut.
"Aku tidak bisa meninggalkanmu terlalu lama Tania, mulai sekarang kita akan kembali hidup bersama. Kau akan ikut aku-"
"Sejak kapan aku menyetujui ide konyolmu itu? Aku bukan anak kecil lagi yang gampang menyebut kata 'iya' dengan pernyataan palsumu itu"
Belum sempat pria itu bersuara Tania sudah beranjak dari tempatnya sambil menggerbak meja dan pergi menuju kamarnya.
Dia pikir dia siapa seenaknya saja menyuruhku begini begitu.
●●●
Terimakasih 😙

KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER SUN
Ficção GeralTania Nasution seorang pengacara muda yang cantik, lulusan terbaik di salah satu Univ terbesar di Indonesia. Bekerja di Firma Hukum terbesar, tapi.. meskipun prestasi akademik memuaskan ia tak pernah memenangkan satu kasuspun di meja hijau! kehidupa...