22

1.3K 111 3
                                    

Suara tangis bayi memecahkan keheningan diantara dua manusia yang sedang menatap dengan tatapan yang tidak terbaca.

Danial sontak melepaskan genggamannya dan berlari menuju bilik sebelahnya yang hanya dibatasi oleh gorden ia melihat bayi. laki-laki itu menangis kencang.

Setelah Danial duduk dihadapan bayi laki-laki itu dan memeluknya perlahan tangisnya hilang tergantikan dengan suara tawa yang menggemaskan.

"Kamu kenapa sayang.. kamu membuat papa khawatir"

Pertanyaan Danial hanya ditanggapi oleh tawa renyah sang bayi ia hanya tersenyum melihat kelakuan putranya itu.

"Maaf tuan, saya juga kaget den azka nangis begitu.. maafkan saya tuan"
Ucap rere babysiter yang mengasuh azka.

"Tidak apa, kamu selalu menjaganya dengan baik selama ini"

Sreek

Tirai pernghubung antara dua tempat tidur itu terbuka, menampilkan sebuah kepala yang menjulur mengintip kegiatan disebelahnya.

Tania melihat Danial yang sedang memeluk bayi. Ia mengerutkan keningnya. Sepertinya didengar dari percakapan tadi yang akan memeluk baby itu adalah ayahnya tapi kenapa Danial yang memeluk dan menenangkan baby itu ?

"Sudah kubilang jangan bangun dulu, kesehatanmu belum pulih"
Ucap Danial pada Tania yang sedang duduk keheranan memangdang Danial dengan selang oksigen yang sudah dilepasnya.

"Dimana ayah baby itu?"
Tanya Tania sambil mengamati ruangan sekitar takut ia salah melihat, tapi benar didalam ruangan ini hanya ada dirinya, Danial, babysiter dan baby itu.

"Saya ayahnya"

Tania terkejut mendengar pengakuan Danial, jadi selama ini laki-laki ini memang mengasuh anak orang lain karena obsesinya? Jadi yang dikatakan ibu Danial waktu itu juga benar?

"Oh tidak! Jadi benar apa yang dikatakan ibumu itu?"

Danial mengerutkan dahinya, ia sebenarnya bingung dengan ekspresi Tania dan penasaran dengan pengetahuan apa yang diberikan ibunya pada wanita didepannya ini. Tapi, baguslah jika ibunya sudah bercerita mengenai pernikahan sirinya. Berarti ia tidak harus repot-repot lagi menjelaskannya.

"Yah.. sebenarnya saya tidak tau apa yang dikatakan ibuku kepadamu tapi aku tidak peduli yang jelas.. benar bahwa saya adalah ayah dari anak ini"

Oh tuhan.. Tania tidak menyangka bahwa pria dihadapannya ini akan mengiyakan segampang itu. Bukankah itu sebuah aib yang harusnya ia tutupi. Apa sebegitu parahkan penyakitnya sampai ia berbuat seperti ini? Apa benar jika ia membantunya pria dihadapannya ini akan sembuh?

Tapi, mengapa membantu menyembuhkan penyakit pria ini harus dengan cara menikah dengannya dan mempunyai keturunan? Astaga.. apa ada penyakit yang lebih mengerikan lagi dari pada ini?

Sepertinya Tania tidak sanggup jika harus menikah dengan pria yang mempunyai penyakit obsesi pada anak. Ia jadi merinding. Takut. Membayangkan jika ia tidak bisa mengatasi penyakitnya dan malah akan dijadikan mesin pembuat anak.

Mengerikan.

●●●

Terimakasih sudah membaca 😘

MASTER SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang