13

1.4K 122 1
                                    

Tidak ada yang lebih penting dari hal apapun kecuali keselamatan azka. Anak kecil yang selalu menyemangati setiap harinya, membuatnya tertawa dengan tingkah-tingkah baru yang dipelajarinya dan yang menghilangkan semua penatnya dari urusan dunianya.

Sesampainya di rumah sakit Danial melihat seorang anak kecil dengan selang infus ditangannya wajah lucu yang sekarang memucat, tawa renyah yang sekarang terdiam, mata indahnya sekarang terpejam. Pemandangan ini lebih menyakitkan dari apapun. Danial menghembuskan napas beratnya jika ia boleh memilih ia akan menggantikan posisi anak itu dengan dirinya. Matanya terpejam, menahan semua sakit yang melanda dadanya.

"Sudah mama bilang, berikan saja dia pada ibunya"

Ucapan Aini ibu Danial membuat Danial membukakan matanya dan membalikan wajahnya pada ibunya ini.

"Dan sudah ku bilang, aku yang akan merawatnya sendiri"

"Merawatnya? Hah.. lihat ini yang kau sebut merawatnya?"

"Aku tau mama tidak suka pada ibunya azka, tapi jangan limpahkan semua kekesalan mama padanya, anak itu tidak bersalah"

"Kalau begitu cepat kau nikahi wanita itu"

Danial membulatkan matanya, apa saat ini waktunya pas untuk membicarakan hal itu? Azka saja belum sadar dari tadi, dan apa? Mamanya menyuruhnya menikah dengan wanita yang entah siapa itu, Danial akui kesalahannya saat itu yang mengucapkan hal bodoh akan pertunangannya dengan pengacara itu, semuanya dibawah sadar Danial sendiri tidak mengerti dengan apa yang ia ucapkan saat itu. Kata-katanya itu hanya untuk pengalihan, ya.. untuk pengalihan agar para wartawan sialan itu tidak mengungkit hubungannya dengan wanita yang membuat hidupnya kacau seperti ini.

"Sudah ku katakan, aku sudah putus dengannya"

"Mama sudah berbicara dengannya, dia gadis yang baik dan mama sudah membujuknya agar mau melanjutkan pertunangan kalian"

"APA? Mama sadar dengan apa yang mama lakukan?"

"Ya"

"Lalu bagaimana tanggapannya?"

"Dia belum bilang setuju sih, tapi tenang saja mama akan terus membujuknya agar dia mau secepatnya menikah denganmu tanpa ada pertunangan"

"Ma.. semua ini tidak benar"

"Lalu apa yang benar? Kau mau menunggu wanita yang meninggalkanmu itu? Yang memilih pria lain untuk mencapai kesuksesannya dan menelantarkan anaknya sendiri? Apa yang kau pikirkan?-
Tania wanita yang baik, dia tidak akan berpikiran dangkal seperti wanita itu. Dia jauh berpendidikan dan mengerti arti dari hubungan"

Danial tidak bisa berucap, semua yang dikatakan ibunya memang benar. Tapi, Tania wanita itu mencintai sahabatnya Tama.

MASTER SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang