Tania memasuki kantornya dengan perasaan tak tentu, ia mulai lelah menjalani rutinitasnya semenjak kakaknya menelpon. Tetap sama, kantornya selalu dibanjiri orang-orang bermasalah. Tania menghembuskan napas lelah, kapan kantornya akan sepi.
"Tania akhirnya.. dateng juga. Itu si artis Nicolas bikin heboh. Heboh karena dia artis dan heboh karena dia nyariin kamu"
Tania menyimpan tasnya dan duduk dikursinya, tidak begitu mendengarkan sambutan Fani padanya. Banyak kertas menumpuk di mejanya. Kapan mejanya bersih dari kertas-kertas itu seperti dulu.
"Untuk apa dia mencariku?"
Tangan Tania sibuk membenahi meja kerjanya.
"Katanya mau banding soal sidang kemarin, bayangin persidangan artis kan pasti banyak wartawan. Kemaren aja klien mu bukan artis udah banyak banget wartawan apalagi sekarang."
Fani meminum kopi hangat yang dibawanya sendiri sambil duduk di kursinya."Kalau mau banding ya ke pengadilan, ngapain kesini"
"Udah dibilangin nyariin kamu.."
Tania menghembuskan napas lelah, "bilang kalau dia datang lagi, kita ketemu di pengadilan"
○○○
Danial melihat kasur kosong disamping kasur putranya, dia bahkan tidak pamitan. Batinnya.
Tania menghilang begitu saja tadi pagi, tanpa ada ucapan terimakasih ataupun sekedar basa-basi lainnya.
Danial tertawa kecut. Memang nasibnya selalu tak dianggap. Miris sekali, semua wanita sama saja.
"Pa-papa.. pa.."
Danial kembali memfokuskan pandangannya pada putranya. "Iya sayang, papa disini" Danial mengelus puncak kepala putranya kemudian mengecup keningnya.
Azka tersenyum renyah mendapati ayahnya disampingnya. Danial turut tersenyum melihat putranya.
"Bawakan makanan untuk putraku" perintah Danial pada suster perawatnya.
"Papa janji akan selalu menjagamu dan memberikan kasih sayang yang melimpah, sehingga kau tidak akan menanyakan ibumu sayang, kita akan hidup bahagia berdua"
Azka kembali tersenyum renyah mendengar ucapan ayahnya seolah ia mengerti apa yang diucapkan ayahnya itu.Danial mengelus puncak kepala Azka, "anak pintar.. jagoannya papa"
○○○
"Suami saya selalu main tangan kalau marah, apalagi kalau dia abis minum kasar banget bu. Saya hanya ingin penderitaan saya berakhir. Saya mau cerai tapi laki-laki tidak tau diuntung itu malah ngancem akan bunuh saya kalau saya cerain dia"
Tania menyimak dengan seksama penuturan kliennya. Sudah biasa ia menangani kasus seperti ini. Ia sampai bosan dan takut sendiri. Ia sempat berfikir tidak akan menikah, semua kliennya selalu mendapatkan perlakuan yang sama. Ia akan buktikan bahwa ia bisa hidup tanpa seorang suami. Laki-laki tidak bisa menjadikannya budak. Perempuan sekarang tidak harus selalu patuh pada aturan laki-laki yang membuatnya susah. Perempuan juga manusia punya hak untuk bahagia meskipun tanpa laki-laki disampingnya.
●●●
Terimaksih 😙
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER SUN
General FictionTania Nasution seorang pengacara muda yang cantik, lulusan terbaik di salah satu Univ terbesar di Indonesia. Bekerja di Firma Hukum terbesar, tapi.. meskipun prestasi akademik memuaskan ia tak pernah memenangkan satu kasuspun di meja hijau! kehidupa...