24

1.2K 85 0
                                    

Danial baru saja menenangkan anaknya, Azka. dan Azka baru saja terlelap. Ketika Danial akan ikut istirahat disamping Azka, Danial mendengar sebuah suara dibalik tirai Tania. Ia jadi mengingat pembicaraannya dengan Tama beberapa hari yang lalu.

Flashback

"Jadi, kamu benar-benar pernah pacaran dengan wanita pengacara itu?" Tanya Danial pada Tama.

Saat ini mereka sedang duduk di ruangan Danial setelah Tama menyebutkan beberapa hasil laporan hasil meeting yang tidak sempat Danial datangi.

"Kenapa kamu sangat penasaran sekali?"

"Cepat jawab saja, aku tau kamu bukan tipe cowok yang akan menelantarkan atau mencampakkan kekasihnya. Jadi kenapa dia bisa begitu membencimu?"

Danial sangat tau kepribadian sahabatnya ini. Sekarangpun ia selalu menjaga dan melindungi Amanda teman dekatnya memang belum mempunyai ikatan karena Amanda yang masih enggan berpacaran. Tapi, Tama masih setia menunggunya.

"Aku dulu hanya cowok bodoh yang haus akan popularitas dan tanggapan orang lain. Ck! Aku malu jika mengingat masa-masa itu."

"Aku tidak pernah berfikir kau haus popularitas bukannya populer adalah nama tengahmu?"

"Aku tau, aku tampan berkecukupan dan pintar. Itu yang membuatku sangat populer dulu-"

"Aku tahu~ bisa kau bicara langsung ke intinya? Dari tadi hanya berbelit-belit" ucap Danial memotong cerita Tama

Tama menatap Danial tajam yang dibalas dengan senyuman kecut dari Danial. Dan Tama melanjutkan kembali cerintanya

"Aku mendengar ada seorang gadis cantik dikelas sebelah dengan prestasi yang juga baik dia mendapat peringkat 1 setelah dua semester berada di peringkat 2. Aku penasaran akhirnya aku mencari tau gadis yang dimaksud. Dan gadis itu adalah Tania karena Tania sangat populer saat itu aku yakin popularitasku akan semakin naik jika aku pacaran dengannya jadi aku memutuskan untuk mendekatinya. Setelah pendekatan yang begitu panjang akhirnya aku pacaran dengannya tepat sebelum kenaikan kelas XII.

Aku selalu mendapat orang-orang yang membicarakan kami dibelakang pasangan teratas sesekolah lah dan lain sebagainya. Hingga aku mendengar desas-desus yang menyebutkan bahwa Tania agak tidak waras karena sering kepergok teriak-teriak dan bicara sendiri.

Makin lama kabar yang beredar semakin buruk tentang kejelekan Tania. Akhirnya aku memutuskan Tania dengan alasan peringkatku anjlok setelah berpacaran dengannya padahal nilaiku baik-baik saja. Awalnya dia menerima dengan baik dan kami masih berhubungan baik.

Hingga aku mendengar ada anak pindahan baru keturunan indo-jepang. Dan aku mendekatinya dan akhirnya kami pacaran."

"Wah.. dasar bedebah keparat! untung waktu itu aku gak satu sekolah sama kamu"

Apa mungkin penyebab putusnya Tama memang benar adanya. Akhirnya Danial mencoba mengintip dan mendapati Tania sedang berbicara lewat telephone dengan seseorang dan ia menangis.

Setelah Tania memutuskan sambungannya Danial langsung membuka tirai yang dijadikannya tempat menguping tadi dan menghampiri wanita itu

"Kenapa menangis? Siapa yang menghubungimu?"

●●●

Terimakasih 😙

MASTER SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang