Tania abang pergi dulu, cepatlah berkemas nanti kita akan pergi. Tolong .. berikan abang kesempatan untuk kembali membahagiakanmu. Kau tahu bagaimana rasa sayang abang padamu.
Itulah isi memo yang Tania dapatkan didepan lemari es nya. Tania tersenyum miris, selalu seperti ini. Tania sangat ingin kembali bersama kakaknya tapi, Tania terlalu gengsi untuk mengakuinya.
Jujur saja Tania sangat senang melihat kakaknya ada di hadapannya, kembali bercakap dengannya sampai memakan masakan kakaknya. Air mata haru nya ia tahan dengan kata-kata tidak pantas pada kakaknya.
Tapi, kembali seperti ini? Kakaknya sungguh egois. Ia tidak pernah menanyakan apa keinginan Tania.
Tania menyeka air matanya ketika ponselnya berbunyi.
"Hallo..."
"Tania, ada yang ingin... suara tegas dan terburu itu terjeda beberapa saat, terdengar suara hembusan kecil kemudian suaranya melembut, kau menangis?" Tanyanya lembut
Tania tersenyum kecil, bagaimana bisa ia tahu kalau dirinya menangis hanya dari satu kata.
"Aku ada didepan rumahmu, keluarlah!" Kemudian panggilan itu terputus.
Tania menatap ponsel ditangannya sambil terus tersenyum. Sedangkan dadanya terlalu sesak menahan kumpulan air yang ingin membludak keluar dari pelupuk matanya.
Tania mengambil napas dalam kemudian membuangnya perlahan, setelah dirasa cukup tenang barulah ia pergi keluar dari rumahnya.
•••
Danial melihat Tania keluar rumah dengan wajah pucat tapi tetap menampilkan senyuman. Apa yang ada dipikiran wanita itu. Pikirnya. Untung saja dia mempunyai urusan disekitar sini. sehingga ia dapat menemani wanita bodoh itu.
Tania mendekat kearahnya, Danial keluar dari mobilnya. Setelah jarak mereka dekat, Danial menarik Tania dalam dekapannya.
Tania kaget, kemudian ia menagis dengan keras menumpahkan segala sesak didadanya. Danial mengusap punggungnya perlahan sambil berkata "tenanglah, aku ada untukmu"
10 menit berlalu, Tania sudah mulai berhenti menangis kemudian ia melepaskan diri dari pelukan Danial, tapi pria itu malah merekatkan pelukannya.
"Danial.." Tania mencoba melepaskan diri dengan mendorong tubuh pria itu tapi nihil. Pelukan Danial cukup erat
"Biarkan seperti ini sampai kau benar-benar merasa tenang" ucapnya sambil kembali merekatkan pelukannya.
"Aku sudah tenang, lepaskan"
Danial menyerah, ia melepaskan Tania sambil menghela napas. "Kenapa gak lebih lama lagi sih tenangnya? Baru juga bentar" ucapnya lirih
Tania menatap Danial tidak mengerti, "bajumu akan kotor kena airmata dan ingusku" ucap Tania hati-hati
"Bajuku sudah terlanjur kena ingusmu, udah kotor bukan akan lagi!"
Tania menatapnya tajam sambil cemberut, Danial yang melihat itu tersenyum kecil kemudian berdeham"ah... sepertinya bahuku pegal, dan perutku lapar" ucapnya sambil memutar lengan kirinya
"Aku akan buatkan makanan"
Tania berbalik hendak kerumah tapi ditahan oleh Danial,
"Aku tidak ingin makananku terkena ingusmu yang masih mengalir itu, kita makan diluar saja!" Danial menarik Tania menuju mobilnya kemudian meninggalkan pekarangan rumah Tania.***
Bersambung...
Terimakasih 😘
Semoga suka, maaf lama berikan saran dan masukannya yaa jangan lupa bintangnya pulaa Love you😘😘😘
![](https://img.wattpad.com/cover/120850558-288-k193395.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER SUN
Fiction généraleTania Nasution seorang pengacara muda yang cantik, lulusan terbaik di salah satu Univ terbesar di Indonesia. Bekerja di Firma Hukum terbesar, tapi.. meskipun prestasi akademik memuaskan ia tak pernah memenangkan satu kasuspun di meja hijau! kehidupa...