10

1.5K 137 1
                                    

2 minggu kemudian

"Masa tidak ada satupun yang mau kerjasama dengan kita!"

"Iya, Dan.. aku dan yang lainnya sudah mencari sampai mengunjungi semua toko kue tapi tetap saja-"

Brakk

Danial mengacak rambutnya frustasi ia menenggelamkan kepalanya diatas meja, menengadah mengusap wajahnya gusar dan kembali menanamkan wajahnya di meja.

Sejak dua minggu yang lalu setelah acara klarifikasi atas insidennya dengan artis gadungan itu Danial menyibukkan dirinya dengan mencoba merambat bisnis baru dibidang kuliner. Tapi sampai saat ini ia belum mendapatkan rekan bisnis yang pas lebih tepatnya belum ada yang menerima proposalnya. Danial yang saat itu membuat proposal tanpa perhitungan tidak memperhatikan bahwa ia kurang begitu memahami bidang kuliner sehingga tidak sedikit yang menolak proposalnya itu.

Drrtt..drrtt..drtt..

Danial menjawab telponnya dengan kesal

"Hallo!"

"Danial.. kamu membentak ibu?"

"Ah.. maaf bu Danial gak tau ibu yang nelpon, ada apa bu ?"

"Ada apa? Ini sudah dua minggu Danial"

"Terus apa masalahnya bu ? Danial yakin tidak membuat janji apapun pada ibu.. kenapa ibu kesal"

"Kau membuat janji pada seluruh dunia Danial! Astaga.. apa pekerjaanmu itu lebih penting? Ibu sudah sabar menunggu sejak dua minggu lalu, ibu paham jika kamu sibuk dan diapun sibuk. Tapi apakah kesibukan bisa  melupakan hari penting kalian atau kau durhaka karena tidak memberi tahu ibu"

"Astaga ibu.. apa yang ibu bicarakan"

"Tunanganmu mana? Ibu ingin bicara"

"Sudah putus!"

"Hah! Kau belum memperkenalkan pada ibu dan sekarang putus?! Kau pasti mengabaikannya kan sehingga dia minta putus"

"Dia selingkuh bu! Dan berhenti membicarakannya aku sudah melupakannya"

"Selingkuh? Ibu tidak percaya biarkan ibu bicara dulu dengannya baik-baik berikan saja alamatnya ibu yang akan mengatasinya kau tenang saja dia akan tetap menjadi tunanganmu"

"Buat apa ibu bertemu dengannya! Biarkan saja dia jangan buat usahaku yang telah menutupi semua kejadian ini sia-sia"

"Ibu hanya ingin bicara baik-baik dengannya berikan saja alamat kantornya jika kamu tidak mau memberikan alamat rumahnya"

"Alamat.. kantor?"
Tanya Danial hati-hati, Danial berpikir.. bukankah Sandra tidak bekerja di kantor, Sandra hanya wanita luntang-lantung yang menggantungkan hidupnya pada Danial selama ini. Lalu.. kantor apa yang ibunya maksud

"Iya, berikan alamat firma hukum tunanganmu itu. Biar ibu bicara baik-baik padanya dan pertunangan kalian akan tetap berlangsung meskipun ibu sedikit kesal karena ibu tau dari media bukan dari anak ibu sendiri"

Celaka! Ia tidak ingat pernah mengatakan bahwa dua minggu lagi akan tunangan dengan pengacaranya itu. Bagaimana sekarang?

MASTER SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang