Danial melihat kebelakang, wanita itu tertidur. Setelah monolog panjang lebar yang diacuhkan wanita dibelakangnya itu sekarang dia malah tertidur. Padahal Danial akan membawa wanita ini pada sahabatnya meluruskan apa yang belum selesainya itu.
Danial memarkirkan mobilnya didepan rumah Tania, ia menengok ke belakang mengguncang sedikit kaki tania.
"Hei.. bangun ini sudah di rumahmu.. bangun.."
Bruk
Tania terjatuh posisinya menjadi tertidur yang tadinya hanya duduk sekarang sudah tertidur menyamping di jok belakang
"Aiish.. wanita ini"
Danial membuka selbetnya dan memposisikan dirinya menghadap ke belakang, ia kembali mengguncangkan tangan dan kaki tania. Tapi, tania tak bergeming ia malah semakin terlelap. Danial terus mencoba membangunkan tania hingga menampar-nampar pipi tania yang hanya ditepis sambil meleguh dari tidurnya.
Hingga suara dering telpon Danial menghentikan semua aktifitasnya dan mengambil benda kotak itu dan menjawabnya
"Hallo.."
"Tuan.. den azka.."
"Apa?.. "
Danial kembali memasang selbetnya dan menancapkan gasnya memutar stir dan menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah tania.
○○○
Danial memarkir mobilnya, keluar dengan tergesa sambil membanting pintu.
Ia berjalan cepat setengah berlari menuju tempat dimana azkanya dirawat.Sejak mendapat kabar lewat telepon yang mengatakan azka kembali kejang tidak ada yang dipikirkan danial selain keselamatan azka. Ia harus berada disamping azkanya.
Brakk
"Azka.."
Danial membuka pintu ruang rawat inap azka dengan kasar, ia langsung menyambar bocah kecil yang sedang tersenyum ke arahnya dengan tangan dan hidung dibalut selang.
Tidak ada yang lebih menyenangkan melihat bahwa azkanya baik-baik saja ia bahkan sedang tertawa kearahnya tawa renyah bayi yang khas membuat siapapun akan merasa bahagia hanya dengan melihatnya.
"Kamu tidak apa-apa sayang"
Danial menyusap lembut wajah azka, dibelainya sayang yang dijawab dengan tawa renyah.
"Apa yang terjadi?"
Tanya Danial pada perawat yang ditugaskan untuk menjaga azka"Maaf tuan, saya kira den azka kembali kejang seperti kemarin.. ternyata, itu hanya efek ia kembali dari alam bawah sadarnya saya hanya terlalu takut melihat pergerakan tangan den azka. Jadinya tanpa pikir panjang saya langsung menghubungi tuan setelah memanggil dokter"
Setelah mendengar penuturan perawat itu Danial langsung memahaminya, ia tidak menyalahkan perawat itu yang telah membuatnya panik setengah mati. Danial akan berjaga disini menemani azkanya yang sekarang sudah kembali terlelap akibat suntikan dokter pada selang infusnya.
Danial masih disini menjaga azkanya sambil mengerjakan beberapa berkas pekerjaannya. Ia telah meminta Tama mengantarkan berkas untuk besok kesini.
"DANIAL.. hosh..hosh..hosh.."
Danial menoleh kesumber suara, disana di depan pintu Tama sedang membungkuk mensetabilkan napasnya sepertinya ia berlari datang kesini
"Apa kau dikejar sesuatu sampai kau berlari seperti itu"
"Mana.. mana.. kun-ci mobilmu.. kemarikan" ucap Tama tersedat karena napasnya yang pendek sehabis berlari
Danial mengambil kunci mobil dari sakunya, sebelum ia mengatakan apapun Tama langsung berlari kearahnya merebut kunci dari genggamannya. Sebelum Danial protes tentang kelakuan sahabatnya itu Tama sudah kembali berlari meninggalkannya.
Kenapa dengan anak itu? Dia tidak akan menjual mobilku kan

KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER SUN
General FictionTania Nasution seorang pengacara muda yang cantik, lulusan terbaik di salah satu Univ terbesar di Indonesia. Bekerja di Firma Hukum terbesar, tapi.. meskipun prestasi akademik memuaskan ia tak pernah memenangkan satu kasuspun di meja hijau! kehidupa...