"Kamu saja duluan ladys first"
"Tidak, aku harus memastikan klien ku selamat sampai rumahnya"
"Aku tidak bisa membiarkan wanita pulang sendiri"
"Aku sudah biasa pulang sendiri, jadi berhenti berdebat kita akan menuju rumahmu dulu"
"Tidak. Jatuh harga diriku jika aku diantarkan seorang wanita"
"Harga dirimu sudah jatuh dari kamarin kau datang menemuiku tuan"
"Stopp!! Berhenti berdebat, kemana saya harus membawa kalian mbak mas ini sudah muter-muter dari tadi" ucap sang supir menengahi
Pasalnya dari tadi, mereka berdua berdebat memperebutkan siapa yang berhak memakai taxi ini. Hingga Filza memutuskan bahwa mereka berdua akan pergi bersama, setelah mereka duduk di dalam taxi mereka berdebat tentang siapa yang akan pulang ke rumahnya lebih dulu
"Rumah dia dulu pak" ucap Tania
"Tidak, antarkan wanita ini dulu"
"Tidak pak dia saja dulu"
"Jadi dimana rumah kalian? Biar saya yang tentukan siapa yang akan saya turunkan lebih dulu"
○○○
Suara bising di sekitar komplek perumahan membuat Tania mengerjap dalam tidur lelapnya. Setelah perdebatan panjang dengan kliennya yang ternyata supir itu menurunkannya lebih dulu karena jarak rumahnya yang lebih dekat membuatnya dipermalukan di depan kliennya. Danial dengan seringainya mengejek Tania dan sedikit menggodanya. Membuat mood Tania buruk hingga ia menggumamkan sumpah serapahnya dan melakukan aktivitas yang bisa melupakan semua hal memalukan siang itu dengan olahraga malamnya bersama samsak. Ya, kebiasaan Tania jika kesal adalah memukul samsak dan latihan beladiri itu sudah terjadi 7 tahun lalu untuk pengalihan pikirannya.
Tania menggerjapkan matanya, membukanya secara perlahan melihat sekeliling dan menemukan jam yang menunjukan pukul 08.30.
Masih terlalu pagi mengingat bahwa ini adalah hari libur, Tania siap menarik lagi selimutnya dan menenggelamkan wajahnya ke kasur empuknya jika saja suara bel rumahnya tidak terdengar.
Tania melangkah gusar berniat memukul siapa saja yang berani mengganggu waktu tidurnya yang berharga.
Ketika Tania membuka pintu, matanya langsung membulat, ia mengucek matanya membuka tutup mengerjap semoga ini tidak nyata pikirnya. Hingga sebuah tangan menjolorkan kepalanya membuatnya hampir terjungkal.
Tania memegang kepalanya sambil menatap orang di depannya dengan sinis
"Ngapain kamu ke rumahku?"
"Menjemputmu" ucapnya sambil tersenyum

KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER SUN
General FictionTania Nasution seorang pengacara muda yang cantik, lulusan terbaik di salah satu Univ terbesar di Indonesia. Bekerja di Firma Hukum terbesar, tapi.. meskipun prestasi akademik memuaskan ia tak pernah memenangkan satu kasuspun di meja hijau! kehidupa...