32

1.1K 88 0
                                    

"Sandra..."
Ucapan lirih itu keluar dari mulut Danial kala ia membuka pintu ruang kerjanya.

Seorang wanita dengan rambut glow berwarna merah kecoklatan, dress navy selutut  sedang duduk anggun di ruangannya.

Wanita itu menoleh ketika terdengar suara pintu terbuka dan memandang tajam orang yang masih terdiam diambang pintu.

Wanita itu menyuruh Danial masuk dengan tatapan tajamnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"
Tanya Danial setelah ia duduk dihadapan wanita itu.

"Apa yang kau katakan pada Nicol?"
Sandra kembali bertanya dengan nada tinggi dan mata tajamnya. Terlihat sekali kilat kemarahan dikedua matanya.

Danial menghela napas lelah, "kukira kau ingin bertemu Azka"

"Kau mengatakan tentang Azka padanya?"

Danial mengambil kopi dihadapannya kemudian menyesapnya pelan.

"Sudah kubilang Azka itu ANAKMU untuk apa kau memberi tahu dia? Ini peringatan terakhirku. Jangan kau campuri lagi urusanku! Urusi urusanmu sendiri. Atau aku tak segan-segan melakukan hal buruk pada anakmu itu"

Danial tercekat, ia menatap wanita yang mulai berdiri meninggalkannya. Ia tidak percaya ada wanita seperti itu di dunia ini. Terbuat dari apa hatinya hingga ia ingin mencelakai anaknya sendiri. Danial menahan amarahnya,

"Kau kira orang-orang akan percaya kalau Azka terlahir dari kandunganku?" Ucapnya sesantai mungkin.

"DANIAL!!!"

Danial menghampiri wanita itu, "jangan kau macam-macam pada Azka. Kau tahu betul apa yang akan terjadi padamu jika kau berani menyentuhnya! Ku kira kau akan berubah dan memeluk Azka serta bermain dengannya. Tapi sekarang, jika sampai kau melihat Azka saja dari kejauhan saja aku tidak akan mengizinkannya!"

Danial kembali melangkah dan membuka pintu dengan lebar, "sekarang kau bisa pergi"

Sandra melangkah dengan menghentakkan kakinya dan mendelik kearah Danial.
"Ini sudah berakhir kau ingat! Jangan campuri urusanku dan jangan kau berani bilang macam-macam pada Nicol!"

○○○

Tania membuka matanya perlahan, kemudian ia meregangkan tangannya sambil menguap.
Suara cekikikan kecil membuatnya terperanjat.

Tania baru menyadarinya, seorang pria tengah menatapnya sambil menahan tawanya membuat ia malu.

"Apa yang kau lakukan seharian ini? Pulas sekali tidur kalian"ucapnya ramah

"Sejak kapan kau disini?"

"Ehm.. mungkin sekitar 10 menit yang lalu"

Tania merapihkan penampilannya dan membenarkan duduknya. Tak bisa ia bayangkan jika Danial melihat ia tertidur, apa saja yang ia lakukan ketika tertidur saja. Apa ia mendengkur, ileran? Tania cepat-cepat berdiri dan berlari ke kamar mandi.

Tania membasuh wajahnya, melihat apakah ada benda menjijikan di kedua matanya dan sekitar mulutnya, kemudian ia kembali membasuh wajahnya. Setelah dirasa bersih Tania kembali ke kamar dimana ia tadi menidurkan Azka yang berakhir dengan ia juga tertidur.

Danial masih disana, memperhatikannya sambil menahan senyumannya.

"Ah.. masih ada belek dimatamu"

Tania melotot kearahnya dan refleks menyentuh kedua bagian matanya dengan wajah dan telinga yang merah karena malu.
Kemudian terdengar suara tawa keras dari pria dihadapannya.

"Kau lucu sekali Tania" ucapnya disela-sela tawanya.

"Kau membodohiku?" Tanya Tania hati-hati.

Tidak ada jawaban, hanya tawa keras yang Tania dapatkan dari pria dihadapannya. Itu sudah cukup membuatnya malu berkali-kali lipat. Tania menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Sambil berjalan melintasi Danial dan mengambil bantal disebalah Azka kemudian melemparkannya pada Danial.

"Apa yang kau lakukan?"
Danial menangkap bantal itu dengan raut wajah bingung.

"Membuatmu berhenti mentertawakanku"

Danial mengamati wajah merah Tania kemudian ia kembali tertawa dan tentu saja dubalas dengan lemparan bantal yang berada di dekat Tania.
●●●

Terimakasih 😙😙

Maaf nunggu lama terimakasih buat yang udah dukung dan suka sama cerita ini.

Kalau mau kasih masukan dan saran jangan lupa comment nyaa yaa ditunggu loh😉

Terimakasih banyak 😙😙😙
Love you 😙😙😙

MASTER SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang