30

1.7K 98 1
                                    

Pagi ini terasa berat untuk Tania membuka kedua kelopak matanya, ia tidak bisa tidur nyenyak semalam setelah mimpi buruk. Karena dirasa sinar matahari menerobos masuk kamarnya dan menyilaukan mata akhirnya kedua matanya terbuka perlahan menyesuaikan sinar yang masuk kedalamnya.

"Morning cantik"

Sapaan itu membuat mata Tania membulat sempurna, seorang pria tengah berdiri dihadapannya dengan santai sampil menampilkan senyum menawannya.

"Kenapa kau masih disini?" Tanyanya tajam.

"Tidak ada alasan aku meninggalkan rumah ini" jawabnya acuh.

Mendengar jawaban itu membuat Tania kesal, kemudian ia beranjak untuk membersihkan diri dari pada meladeni pria sinting dihadapannya.

"Aku sudah menyiapkan sarapan. Bergegaslah!"

○○○

Tania duduk berhadapan dengan kakaknya, ia tidak ingin menghancurkan harinya dengan berdebat di pagi hari. Maka ia akan turuti kemauan kakaknya itu untuk pagi ini saja.

"Wah.. sudah lama sekali aku tidak memasak makanan indonesia" ucapnya bangga

Tania berdecak, "seolah kau biasa memasak saja"

Kemudian ia memakan makanan sederhana di hadapannya sop bening. Benar-benar bening tidak ada daging cincang yang menemani wortel dan kol didalamnya.

"Kenapa kau memasak ini?" Tanya Tania disela makannya.

"Ini makanan tersehat yang bisa ku masak" ucapnya bangga.
"Jangan hanya makan nasi goreng dan junk food tidak baik untuk kesehatan" lanjutnya.

"Tidak bisakah kau tambahkan sedikit daging ataupun sosis di dalamnya?"

"Makanlah yang ada tidak baik protes di depan makanan" ucapnya mengelak.

Tania terpaksa melanjutkan makannya tanpa protes, sebenarnya ia sangat ingin menangis saat ini. Sudah sejak lama ia merindukan masakan kakaknya. Telur goreng gosong, tempe dan tahu goreng tentu saja sop bening andalan. Makanan rumah yang biasa ia makan berdua dengan kakaknya semenjak kedua orang tuanya tiada.

Tania merindukan kakaknya, tapi ia teramat kecewa dengan segala keputusan kakaknya yang tidak pernah sekalipun mendengarkan pendapatnya.

"Pulang kerja nanti, kita akan kembali bicara"

Tania menatap kakaknya tajam, "aku tidak akan pulang"

"TANIA!"

"Kenapa? Kau bisa lihat sendiri sekarang aku sudah terbiasa hidup tanpamu!"

"Tapi aku tidak terbiasa dengan itu" ucap Andra melembut.

Tania kembali berdecak, lucu sekali. "Setelah beberapa tahun tidak ada kabar? Pergi begitu saja tanpa persetujuan dariku sekarang datang dan bilang tidak terbiasa hidup tanpaku? Ku kira kau teramat pintar untuk mengerti apa yang kau katakan"

"Tania! Selama ini aku menahannya agar tidak ada penyesalan kau tau bagaimana rindu dan khawatirnya aku meninggalkanmu sendiri disini? Aku hanya mencoba bertahan agar kita bisa melanjutkan hidup dengan layak. Aku juga tersiksa meninggalkanmu.."

"Setidaknya kau harus menghubungiku, menanyakan kabarku dan meyakinkanku bahwa apa yang kulakukan adalah yang terbaik. Kau tau betapa bodohnya aku menunggu panggilan darimu? Kau tau bagaimana perjuanganku mencoba menghubungimu? Kau tau bagaimana susahnya aku melewati kehidupan ini!"

Tania menumpahkan segalanya, ia tidak bisa lagi terus bertahan dan menahan segala sesak didalam dadanya.

"Maaf.."

Raut penyesalan diwajah kakaknya membuat hati Tania sakit, ia merasa menyesal telah berkata tidak baik kepada kakaknya bahkan sampai membentaknya. Tapi.. ia tidak sanggup mengucapkan kata seperti yang kakaknya ucapkan.

"Aku pergi!"
Hanya ini yang bisa Tania lakukan untuk saat ini. Pergi dari situasi yang membuat hati dan pikirannya berkecambuk.

●●●

Terimakasih 😙

MASTER SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang