"Hai ganteng.."
Tania memangku Azka, bayi kecil itu terlihat diam saja dengan iris mata yang mengisaratkan kehati-hatian. Matanya mengipit, Bibir mungilnya tertarik kebawah pertanda bahwa ia akan menangis."Hai sayang, jangan takut ini tante, mau eskrim? Tante belikan eskrim.. jangan nangis yaa.."
Tania memangku Azka sambil sesekali mengayunnya menenangkan agar baby itu tidak menangis. Dan ia juga mencoba memperkenalkan diri dengan baik.
"Azka belum dikenalkan eskrim Tania"
Suara berat itu membuat Azka meronta, menangis kencang meminta dilepaskan dari orang yang sedang memangkunya.
Danialpun membawa Azka kepangkuannya. Ternyata berkenalan dengan baby itu tidak semudah apa yang ia bayangkan.Melihat bagaimana Danial memperlakukan Azka, dan melihat senyuman merekah baby itu ketika ia digendong ayahnya membuat hati Tania menghangat, ia jadi teringat apa yang dikatakan Danial waktu itu.
"Azka ditinggal wanita itu tepat setelah ia lahir, bahkan ia tidak sempat merasakan ASI dan pelukan hangat ibunya.. ck! Aku sangat bodoh waktu itu. Hingga mengijinkan Azka meminum susu botol sejak bayi. Bahkan ASI peraspun tidak sempat ia rasakan. Anakku yang malang"
Danial menatap Tania yang sedang memperhatikannya teduh, bahkan wanita itu berkaca-kaca hampir meneteskan air matanya.
"Hai Tante cantik, mana ice cream yang tante janjikan?"
Suara menggelikan Danial yang menirukan anak kecil menyadarkan Tania dari lamunannya. Bahkan wanita itu sempat tersenyum renyah."Bukankah Azka belum pernah mencobanya? Baiklah.. kita akan merasakan ice cream pertamamu ganteng"
Tania mencubit pipi gembul Azka, yang membuat baby itu terdiam bingung. Kemudian ia melangkah pergi menuju lemari es.
"Danial... tidak ada ice cream disini!"
Suara melengking Tania di dapur membuat Danial terkekeh, kemudian ia menghampiri Tania masih dengan Azka digendongannya.
"Tidak ada ice cream disini! Kau ingin membuatku buruk didepan Azka?!"
Tania merasa kesal sekarang, lemari es itu kosong, tidak ada apapun selain air putih dalam kemasan. Bahkan bahan makananpun tidak ada, apalagi cemilan dan eskrim. Sungguh, tidak seperti ada bayi yang tinggal disini ini benar-benar seperti kulkas seorang pria.
"Kau yang ingin memberikan Azka eskrim bukan? Bukan aku" jawab Danial acuh.
Tania terdiam ditempatnya, mendengar ucapan Danial. Memang benar apa yang diucapkan Danial, tapi.. mengapa ia tidak mempunyai persedian minimal untuk cemilan dirinya sendiri. Membuat Tania menutup matanya menahan amarah.
"Kau.. sungguh!!"
○○○
Akhirnya Tania terpaksa pergi keluar bersama Danial, mereka mengunjungi kedai eskrim terdekat.
Azka masih belum terbiasa dengan kehadiran Tania, ia masih saja menempel pada ayahnya. Ia bahkan menangis ketika tangan Tania mencoba mengambil alih dirinya dari pangkuan ayahnya. Tania menyadari betul peran seorang Danial bagi Azka, sehingga ia sangat lengket dengan ayahnya. Tidak mudah menjalankan bisnis sambil menyandang status singel parent.
Pesanan mereka datang, satu mangkuk besar eskrim vanilla. Tania mengambil sendokan kecil pertama dan mengarahkannya pada Azka.
Azka terdiam sambil mengernyit, mungkin ia ragu dengan suapan dari tangan Tania membuat wanita itu berdecak sebal.
"Apa sesusah ini mendapatkan hati anak kecil?"
Danial tertawa renyah mendengar kekesalan Tania,
"Mengapa kau ingin mengambil hati Azka? Bukankah kau bilang kita tidak ada hubungan lagi untuk bertemu?"Benar, Tania mengatakan kalimat itu sewaktu terakhir kali persidangan. Tapi sepertinya Tania melupakannya ketika ia mengetahui alasan dibalik sikap pria itu.
"Aku hanya.. merasa kasihan pada Azka"
Tania menyibukan diri dengan mengaduk eskrim didepannya menghindari kontak mata dengan Danial. Dan aksinya itu membuat Danial kembali tersenyum."Azka mempunyai ayah yang sangat menyayanginya, jadi ia tidak butuh belas kasihan orang lain tante"
Ternyata seperti ini rasanya menggoda seseorang. Danial menyukainya. Menyukai dimana wanita didepannya menunduk bahkan memalingkah wajah merahnya.
●●●
Terimakasih para sahabat zara yang selalu nungguin zara up😙😙
Terimakasih banyak bintang dan support nyaa 😙😙😙

KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER SUN
Fiksi UmumTania Nasution seorang pengacara muda yang cantik, lulusan terbaik di salah satu Univ terbesar di Indonesia. Bekerja di Firma Hukum terbesar, tapi.. meskipun prestasi akademik memuaskan ia tak pernah memenangkan satu kasuspun di meja hijau! kehidupa...