2

18.6K 1.6K 44
                                    


"Halo?"

Diam.

Tidak ada jawaban dari telepon yang baru saja Chanyeol angkat. Walau tidak bersuara Chanyeol tahu siapa yang ada diujung telepon sana.

"Jisoo?" Tanyanya lagi mencoba mencari jawaban.

"Chan..."

"Jisoo ada apa?"

"Lo... please temuin gue!" Suara Jisoo nyaris tidak terdengar karena ia seperti sedang menahan tangis.

Mendengar hal itu Chanyeol tahu ada yang tidak beres. Ia bangkit dari kursinya dan mengenakan jaketnya.

"Mau kemana?" Tanya Suho. Mereka saat ini sedang mengerjakan lagu untuk album EXO selanjutnya.

"Cari angin bentar!" Seru Chanyeol sebelum melesat pergi.
























Terkejut tidak cukup untuk menggambarkan perasaan Chanyeol saat melihat Jisoo berdiri dibalik pagar pembatas jembatan. 

Dengan panik Chanyeol menghentikan mobil dan meloncat keluar dari mobil.

"JISOO LO GILA YA?! NGAPAIN DISANA!" Chanyeol berteriak sambil berlari menghampiri Jisoo.

Gadis itu tidak menoleh dan terus menatap ke sungai dibawahnya.

Tangan Chanyeol meraih tangan Jisoo yang sedang berpegangan pada pagar, berusaha menarik gadis itu ke sisi jembatan yang aman. Namun Jisoo malah berusaha menepis tangan Chanyeol.

"Jis lo gila ya! Jangan berdiri di situ! Bahaya! Lo mau mati?!" hardik Chanyeol.

"IYA GUE MAU MATI AJA!" Suara teriakan Jisoo bergetar.

"Please jangan, please ayo balik kesini Jisoo!"

"NGGAK YEOL! GUE MENDING MATI AJA SEKARANG!"

"LO APAAN SIH?! NELPON GUE KESINI CUMAN BUAT JADI SAKSI BUNUH DIRI LO?! LO KALO ADA MASALAH TUH DISELESAIN BUKAN MATI!" Chanyeol ikut berteriak karena ia panik sekali melihat tindakan Jisoo.

Jisoo menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar. 

"Gue..." Ia diam sejenak, menelan ludahnya sebelum melanjutkan kembali, "gue..."

"Gue gue apaan?! Yang jelas Jis!" Seru Chanyeol, masih memegangi tangan Jisoo dengan kedua tangannya, takut kalau tiba-tiba Jisoo melepaskan dirinya.

"Gue..." Air mata kembali mengalir dari mata Jisoo.

"Gue hamil Yeol..."

Mendengar 3 kata itu, Chanyeol merasa seakan habis disiram balok es batu. Rasanya sungai gelap yang ada dibawah sana, terasa jauh lebih menyenangkan dibandingkan dunia dia berada saat ini.

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang