29

7.4K 799 99
                                    

"Sepertinya laki - laki."

"Yessssssss!" Chanyeol mengepalkan kedua tangannya begitu mendengar kata dokter. Kedua matanya berbinar mengikuti senyum lebar yang menghiasi wajahnya, ingin sekali Chanyeol memeluk Jisoo tapi istrinya itu masih terbaring untuk di USG.

Jisoo ikut tersenyum mendengar hal itu dan bertatapan dengan Chanyeol. Tangan kirinya berada dalam genggaman Chanyeol.

"Bayi bapak dan nyonya terlihat sehat, jauh lebih baik dari kondisinya beberapa waktu yang lalu. Saya harap nyonya terus mempertahankannya ya," ujar dokter Choi, turut bahagia dengan perubahan yang ia temukan.

Sekembalinya mereka dari Phillipines, Jisoo dan Chanyeol melakukan check-up di rumah sakit. Kandungannya sudah memasuki minggu ke-15.

"Trisemester pertama sudah berlalu, yang berarti nyonya Jisoo sudah tidak akan mengalami mual-mual lagi. Akan tetapi level hormon anda masih bisa naik turun sehingga anda harus menjaga kondisi fisik dan psikis dengan seimbang. Karena semua yang dirasakan sang ibu, akan mempengaruhi bayi yang ada dikandungannya." Lanjut dokter Choi pada kedua calon orang tua itu di mejanya. Chanyeol dan Jisoo mengangguk - angguk.

"Habiskan waktu anda dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan ya nyonya Jisoo. Karena saya tahu anda sangat rentan terhadap stress. Saya harap bapak Chanyeol selalu siap membantu nyonya Jisoo. Selain itu, melakukan hubungan suami istri juga sangat baik untuk mengurangi stress."

"Hah apa dok?" Chanyeol membelalakkan matanya yang sudah besar itu sehingga seperti mau meloncat keluar. Jisoo menyikut lengannya dengan agak keras membuat Chanyeol mengaduh.

Dokter Choi tertawa.

Chanyeol ikut tertawa.

Sedangkan Jisoo diam karena malu. Dokter Choi memang tidak salah, hormonnya akhir-akhir ini memang terasa seperti roller coaster to the point she doesn't know how to handle it.












"Lo tau kan, kalau emang kepengen. I'm ready all the time." Kata Chanyeol di sela menyetir.

"Hah?"

"You know what I mean," lanjut Chanyeol dengan senyum jahil yang minta ditabok.

Jisoo mendengus. "No thanks, I'm fine."

"Masa? Lo nggak tahan pengen cium gue kan? Kalo mau lebih juga nggak apa-apa loh." Goda Chanyeol lagi.

"Apa sih Yeol?!" sewot Jisoo.

"Nah udah sampe." Potong Chanyeol.

Mobil mereka berhenti di depan sebuah rumah dengan pagar tembok tinggi yang tidak memungkinkan siapapun untuk mengintip ke dalam. Chanyeol turun untuk membuka pintu garasi yang terpisah dengan pintu masuk utama, kemudian memasukkan mobilnya kedalam.

Garasi mereka terhubung langsung dengan bagian dalam rumah, begitu masuk Jisoo langsung di sambut ruang tamu luas dengan jendela kaca besar yang menghadap ke taman belakang.

"Kalau jagoan udah besar, kita bisa bikin kolam renang disana." Chanyeol membawa Jisoo mendekat ke jendela kaca itu dan membuka pintu kaca yang ada disana. Angin musim semi yang sejuk bertiup masuk membuat ruangan terasa lebih dingin.

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang