18

7.4K 809 108
                                    

Jisoo meringkuk di sofa dengan selimut membungkus dirinya dan segelas susu hangat ditangannya.

"Jangan nangis lagi, nanti jagoan kita ikut sedih Jis."

Jisoo menghirup hidungnya dengan kencang. Akibat dari menangis terus-terusan hidungnya jadi meler.

"Jorok ih." Chanyeol membersihkan hidung Jisoo dengan tissue.

Jisoo menatap Chanyeol yang sedang mengelap wajahnya.

"Apa?" Tanya Chanyeol.

Jisoo beralih melihat kedepan, menerawang.

Chanyeol meletakkan gelas yang dipegang Jisoo ke meja dan meraih tangan Jisoo ke dalam genggamannya.

"Jis, semua yang tadi lo denger antara gue dan Seulgi-"

Ada jeda sejenak sebelum ia melanjutkan, "gue emang sayang sama Seulgi."

Jisoo melirik Chanyeol dari sudut matanya, menantikan kalimat selanjutnya.

"Tapi gue cuma sayang dia sebagai teman. Sebagai sahabat gue, nggak lebih. Gue nggak tahu kenapa dia berharap lebih dari gue. Jadi lo nggak usah khawatir soal Seulgi. Kalo ada yang nyakitin dia, itu gue. Bukan elo."

"Seulgi itu udah kayak adek gue sendiri. Gue mana bisa sih bilang di depan mukanya kalo gue nggak sayang sama dia. Mana tega gua." Tambah Chanyeol.

Jisoo hanya memandang Chanyeol dalam diam.

"Jis, please jangan salahin diri lo terus menerus."

"Kita egois Yeol," kata Jisoo. "Banyak orang tersakiti karena kita."

"Emang kenapa kalo kita egois? Kalo kita nggak egois, dan memilih untuk menyenangkan semua orang. Berarti kita harus mengorbankan si jagoan. Kalo kita lebih mentingin karir kita, kontrak kita, orang-orang yang suka sama kita, itu berarti anak kita nggak boleh ada di dunia ini. Lo mau kayak gitu?"

Jisoo menggeleng.

"Keputusan yang egois itu nggak selamanya salah. Dan keputusan yang tidak egois belum tentu benar. Dan gue memilih untuk egois." Tegas Chanyeol.

Jisoo tertunduk lesu, ia melepaskan genggaman Chanyeol.

"Gue takut Yeol."

Jisoo menangkupkan wajah ke kedua tangannya.

"Gue takut gue nggak bisa jadi ibu yang baik. Gue takut sama komentar orang-orang. Gue takut kalo semua omongan tentang gue itu bener!"

"Jangan didengerin! Yang tahu lo yang sebenarnya ya diri lo sendiri. Jangan mau disetir mereka. Lo nggak boleh takut!" Chanyeol merangkul Jisoo dan membuat calon istrinya itu bersandar padanya.

"Nggak segampang itu Yeol!"

"Siapa yang bilang gampang? Emang susah. Hidup itu sulit. Gue juga merasa semua ini berat banget untuk dilalui, tapi kalo inget jagoan, gue jadi semangat lagi."

Mata mereka saling bertemu.

"Tumben lo wise banget." ujar Jisoo.

"Iya dong, calon hot papa hehehehehee."











"Ngomong-ngomong," Chanyeol merogoh sesuatu dari dalam kantong jaketnya.

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang