13

8.7K 881 92
                                    

Jisoo merentangkan tangan untuk menggapai vas bunga yang ada disebelahnya.

"Loh mana vasnya?!" Jisoo berseru bingung.

Sebagai gantinya ia mengambil nampan obat dan melemparkannya ke Chanyeol.

"Woy! Ngaco lo buset!" Seru Chanyeol sambil menangkis nampan bulat dari aluminium yang hampir mengenai kepalanya.

"Yah lo yang bener aja! Skill negosiasi lo nol apa gimana?! INI SAMA AJA SAMA BUNUH DIRI NIH ISI PROPOSAL INI!" Giliran proposal setebal 300 halaman berukuran A4 itu yang melayang ke arah Chanyeol. 

Chanyeol berhasil menghindar lagi, sepertinya refleknya semakin baik.

"Emangnya lo punya rencana lain hah?! Gue udah nggak bisa mikir! Mereka beneran mau ngeluarin gue dari EXO kalo gue nggak mau nurutin keinginan mereka!"

"Kan lo bilang lo siap keluar dari EXO! Kenapa sekarang jadi takut hah?! Dasar pengecut lo!"

"Sialan mulut lo nggak bisa sopan dikit ya! Kalo cowok udah gue gampar lo!"

"Gampar aja, gampar! Nih gue gak takut!" Jisoo menyodorkan pipinya pada Chanyeol.

Chanyeol mengangkat tangannya.

Namun bukan tamparan yang diterima Jisoo melainkan tahu-tahu saja ia sudah dipeluk Chanyeol. Tangan Chanyeol melingkari pundaknya, sedangkan tangan satunya mengusap-usap kepalanya. 

Wajah Jisoo berhadapan dengan dada Chanyeol, dan dia bisa menghirup wangi Chanyeol yang manly banget.

Chanyeol kok wangi banget sih. Pikir Jisoo.

Hah! Gila lo, sadar woy. Kenapa lo malah nyiumin wangi Chanyeol begini! Lagian ngapain nih orang mendadak meluk gue? Batin Jisoo. Ia hendak mendorong Chanyeol tapi Chanyeol malah mempererat pelukannya, membuat Jisoo jadi sulit bernafas.

"Nah gitu dong, yang akur jangan berantem terus." Suara Ayah Chanyeol memenuhi ruangan rawat Jisoo.

"Hehehe kita sebenarnya memang akur kok Yah, ya kan sayang?" Chanyeol menjauhkan tubuh Jisoo dan menatapnya dengan tatapan gencatan-senjata-berantemnya-lanjut-nanti , Jisoo tersenyum dan mengangguk.

"Kamu sudah bereskan meeting dengan YG dan SM kan?" tanya ayah Jisoo.

"Iya Om, harusnya mereka akan memberikan konfirmasi ke media-" Chanyeol melihat ke arah jam yang sekarang menunjukkan pukul 8 pagi.

"Sekarang." Lanjutnya.

"Hah sekarang? Mana hape gue?" Tanya Jisoo.

"Hp kamu aku simpen dulu sayang," Chanyeol memberikan penekanan lebih di kata aku dan kamu untuk mengingatkan Jisoo. Kalau sedang ada orang tua mereka, Chanyeol dan Jisoo bicara dengan aku-kamu, tapi kalau cuma sedang berdua balik gue-lo lagi. Pencitraan memang mereka.

"Kenapa? Aku kan juga mau baca berita."

Sepanjang malam Jisoo benar-benar kebosanan karena tidak ada hp, bahkan tv di kamar rumah sakitnya dipindahkan, supaya dia tidak bisa lihat berita.

"Kamu diminta untuk tidak stress, jadi lebih baik kamu nggak usah lihat berita dulu ya Jis." Ucap ibu Jisoo. Keluarga mereka hari ini datang untuk membawa Jisoo keluar dari rumah sakit.

Jisoo memutar bola matanya. Hidup tanpa hp itu ternyata sungguh berat. Jisoo merasa ada yang kurang kalau dia tidak memegang ponselnya.

"Hai semua maaf ya aku terlambat!" Dari arah pintu muncul seorang wanita berambut pendek yang cantik sekali.

"Noona!" Chanyeol memeluk kakaknya sekilas.

"Hai Jisoo, aku Park Yoora, panggil saja unnie ya!" Seru Yoora dengan riang. Jisoo hendak mengajaknya bersalaman, tapi Yoora malah menarik Jisoo ke dalam pelukannya.

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang