Re-published because of some error. Sorry for the inconvenience.
"Udah siap?" tanya Chanyeol saat mereka sudah tiba di kediaman keluarga Park. Tadi pagi Chanyeol menjemput Jisoo di rumah keluarganya untuk sama-sama pergi menemui orang tua Chanyeol. Mereka sepakat untuk memberitahu keluarga mereka terlebih dahulu sebelum melakukan meeting dengan pihak SM dan YG.
Jisoo menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Gadis yang hari ini sudah berpakaian rapi dibalut blouse dan rok midi serta kitten heels itu mengangguk mantap.
"Mereka sudah gue kasih tahu lewat telepon. Ibu kayaknya kaget banget sampai nggak ngomong apa-apa. Lo jangan takut ya. Ayah dan ibu gue orang yang baik kok. Noona harusnya nggak ada di rumah, dia ada siaran pagi," kata Chanyeol saat mereka berjalan masuk melewati taman rumah Chanyeol.
Seorang ibu paruh baya yang cantik membukakan pintu setelah bel dibunyikan sekali.
"Ibu!" Sapa Chanyeol dan memberikan pelukan pada wanita itu.
"Ibu ini Jisoo, Jisoo ini ibuku." Chanyeol memperkenalkan kedua orang itu.
Ibu itu tidak menampakkan emosi apapun saat melihat Jisoo. Jisoo membungkuk memberi salam dengan canggung karena bisa merasakan aura tidak bersahabat yang dipancarkan nyonya Park.
Di dalam rumah bergaya minimalis itu ada ayah Chanyeol yang sedang duduk di sofa sambil membaca koran. Menyadari kedatangan putranya, pria bertubuh kurus tinggi itu meletakkan korannya.
"Ayah perkenalkan ini Jisoo," kata Chanyeol.
Jisoo membungkuk lagi ke ayah Chanyeol. Ayah Chanyeol balas membungkuk. Kemudian Chanyeol menatap Jisoo dan mereka berdua berlutut bersama-sama seperti yang sudah mereka rencanakan semalam.
"Ayah, ibu maafkan aku karena semua ini terjadi secara mendadak. Maaf juga karena aku sudah mengecewakan kalian. Tapi aku harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah kuperbuat. Karena itu aku mohon ijin dari kalian untuk menikahi Jisoo." Chanyeol sudah menghapalkan kalimat ini bolak balik sejak semalam. Ia tidak berani menatap kedua orang tuanya dan hanya terus melihat ke bawah.
Jisoo yang sedaritadi diam saja, diam-diam melirik ke arah orang tua Chanyeol. Ibunya yang tadi tidak memancarkan emosi apapun saat ini terlihat agak kesal. Sedangkan sang ayah terlihat sedang banyak pikiran.
"Sebagai laki-laki memang sudah seharusnya kamu bertanggung jawab. Setelah kamu memberitahukan kami semalam lewat telepon mengenai kehamilan dan pernikahan yang kalian rencanakan, ayah tidak tahu harus merasa senang atau sedih." Tuan Park diam sejenak untuk mengambil nafas, kemudian kembali melanjutkan.
"Tentu saja sebuah pernikahan dan cucu adalah hal yang patut dirayakan. Tapi disituasi kalian-" ayah Chanyeol menghela nafas dan menggelengkan kepala.
"Apa yang sebenarnya ada dipikiran kalian? Bagaimana bisa kalian sebodoh ini? Kamu sudah menyia-nyiakan masa depan anak orang Yeol!" Ibu Chanyeol yang diam kini buka suara.
"Aku minta maaf Bu. Tapi ini sudah terlanjur terjadi. Kami sudah membicarakannya dan sepakat untuk mempertahankan anak kami. Karena itu kami akan menikah." Tegas Chanyeol.
Ibu Chanyeol tampak seperti mau pingsan. Tapi Ayah Chanyeol tersenyum sedikit dan berkata, "baiklah, aku akan menghubungi pengacara seperti yang kamu minta. Besok kita temui SM dan YG."
"Lo kenapa?" tanya Chanyeol pada Jisoo yang tampak badmood.
Jisoo menoleh pada Chanyeol yang duduk di sofa sebelahnya.
"Nyokap lo keliatannya nggak suka sama gue."
"Halah itu perasaan lo doang. Dia mungkin masih nggak bisa terima keadaan kita."
Jisoo sebenarnya ingin membantah lagi, tapi ibu Chanyeol tiba-tiba muncul membawakan senampan kue dan minuman.
"Jisoo, kamu tahu konsekuensinya kalau kamu menjadi istri Chanyeol kan?" tanya Ibu Chanyeol dengan wajah serius.
Jisoo tidak menjawab karena dia agak bingung dengan maksud pertanyaan tersebut.
"Maksud ibu, berarti kamu tidak bisa lagi menjadi seorang idol. Kamu juga akan menerima banyak sekali komentar buruk dan hujatan dari para fans. Apa kamu sanggup?"
Jisoo mencerna apa yang dikatakan oleh ibu Chanyeol. Ia tahu ia tidak mungkin lagi menjadi anggota Blackpink. Walaupun berat, tapi ia tidak punya pilihan lain. Dan untuk komentar-komentar buruk yang akan diterimanya nanti, ia sendiri tidak tahu apakah ia sanggup menerimanya. Tapi sekali lagi, Jisoo berusaha menguatkan dirinya demi mempertahankan anaknya.
"Sanggup tante. Memang banyak yang harus saya korbankan, kecuali anak ini." Balas Jisoo dengan senyum tipis.
"Ibu, ibu seharusnya menyemangati Jisoo bukan menakut-nakutinya." Kata Chanyeol.
"Kamu sendiri, apakah kamu sudah memikirkan apa yang akan kamu lakukan setelah menikah? Kamu pikir kamu bisa tetap ada di EXO?" Kali ini nyonya Park beralih mengomeli anaknya.
"Kalaupun aku harus keluar dari EXO, aku masih bisa menulis lagu dan menjualnya. Selama ini aku mendapat cukup banyak royalti. Ibu tidak perlu khawatir untuk masalah itu!"
"Kalian menikah hanya demi anak itu! Apa kalian yakin kalian bisa mempertahankan pernikahan kalian?!" Rasa khawatir ibu Chanyeol yang sesungguhnya pun terungkap.
Chanyeol dan Jisoo saling berpandangan. Memang pernikahan mereka sebenarnya hanyalah kesepakatan demi menyelamatkan image dan anak mereka. Mereka bahkan sudah berpikir untuk berpisah setelah anak mereka berusia cukup besar dan saat media tidak lagi memperdulikan mereka.
"Witing tresno jalaran soko kulino bu," ujar Chanyeol.
Ngomong apaan sih Chanyeol. Jisoo menatap Chanyeol dengan heran.
"Cinta ada karena terbiasa." Kata Chanyeol lagi, menjelaskan arti kata barusan.
Ibu Chanyeol tampak tak berdaya untuk mengatur anaknya. Jadi terserah sajalah.
"Jangan datang minta tolong sama ayah ibu kalau kalian tidak bisa mengurus keluarga kalian nanti!" Serunya lalu bangkit dan meninggalkan Chanyeol dan Jisoo.
"Apa gue bilang kan? Nyokap lo nggak suka sama gue." Bisik Jisoo.
"Dan nyokap otw nyoret gue dari KK." Kata Chanyeol.
PS
Besok gue test IELTS guys. Wish me luck!
Sorry for the boring update. Have a nice day tho!
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally
FanfictionHamil di luar nikah bahkan dengan orang yang tak ia kenal. Jisoo ingin mati saja. Published on December 24th 2017