Pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi adalah gambaran hidup dari seorang wanita remaja ini, bahkan tidak untuk saat ini saja tapi di setiap pagi, siang dan malam. Dimana kesunyianlah yang selalu membelenggu dirinya, semua orang di rumahnya hanya mementingkan kesibukan mereka masing-masing, bahkan mereka sampai lupa kapan terakhir kali mereka berbicara dan tertawa bersama.
Dia tidak pernah iri dengan mereka yang memiliki harta berlimpah, tetapi dia selalu iri jika melihat sebuah keluarga yang hidup dalam kesederhaan namun harmonis. Remaja wanita itu adalah Nazilla alzena shabnamnoya, remaja berusia 17 tahun yang selalu hidup dalam rasa rindu yang selalu membelenggu hatinya.
"Illa kamu engga mau sarapan dulu?" tanya seseorang wanita paruh baya.
"Engga bi, illa makan di sekolah aja nanti" jawab seorang remaja yang tidak lain adalah nazilla.
"Kamu nanti pulang kerja jam berapa?" tanya wanita paruh baya itu lagi.
"Seperti biasa paling sekitar jam 9 berarti nyampe rumah sekitar setengah 10"
"Kamu engga cape sekolah sambil kerja?"
"Bibi apa an sih kita kan udah sering ngobrolin masalah ini dari pertama aku kerja dan jawabannya tetap sama, aku baik-baik aja dan aku suka pekerjaan ini lagi pula aku engga merasa terbebani kok”
"Ya kan bibi cuman takut kamu kecapean, lagi pula itukan cafe kamu sendiri kenapa kamu harus kerja jadi pegawainya juga?"
"Bibi udahlah engga usah khawatir in aku, mereka aja engga pernah khawatir bahkan untuk peduli sama aku aja engga" nazilla lalu melihat arjoli di tangan kirinya "Bibi udah yaa... kita udah sering obrolin masalah ini jadi sekarang aku mau berangkat dulu udah siang nanti aku telat lagi"
"Tapi ill.."
"Assalamualaikum" ucap nazilla dan langsung memilih pamit dari pada harus menjawab pertanyaan yang sama setiap hari nya.
"Waalaikumsalam" jawab wanita paruh baya itu sambil menghela nafas dan geleng kepala, seolah tidak mengerti apa yang di pikirkan anak remaja itu.
Nazilla berjalan ke halte bus untuk pergi sekolah, setelah lima menit menunggu akhirnya bus yang di tunggunya pun tiba. Lalu nazilla memilih duduk di pinggir dekat jendela tempat favoritnya jika dia sedang di bus, karena dari sini dia bisa melihat kemacetan sambil memikirkan lebih tepatnya melamunkan kehidupannya.
Jika kalian bertanya atau sekedar ingin tahu tentang siapa wanita paruh baya yang tadi pagi berbincang dengan nazilla, maka dengan senang hati nazilla akan menjawab dia adalah asisten rumah tangga atau sering di sebut sebagai pembantu rumah tangga. Kalau kalian berfikir beliau adalah ibu atau bibi nya maka kalian salah besar, beliau hanyalah seorang pembantu yang sudah di anggap ibu oleh nazilla.
Kedua orang tua nazilla sangat sibuk bahkan kedua kakak nya pun sama seperti mereka, selalu sibuk dengan pekerjaan bahkan kedua kakaknya memilih untuk tinggal di apartemen dari pada tinggal di rumah bersamanya. Nazilla selalu berfikir mungkin ini takdir hidupnya, hidup dalam sebuah kesunyian yang selalu menemaninya setiap malam. Maka dari itu nazilla menutup identitas dirinya di sekolah, meskipun sekolah itu milik orang tuanya maka tidak ada alasan untuk nazilla sombong atau memamerkan harta kedua orang tuanya.
Sudah cukup nazilla hidup dalam kesunyian jadi dia tidak ingin lagi hidup di penuhi dengan orang yang bermuka dua, maka bukan tanpa alasan kenapa nazilla mengaku anak dari seorang pembantu dan bisa bersekolah karena beasiswa. Karena dengan begitu nazilla beruntung bisa bertemu dengan sahabat yang baik dan menerima keadaannya, mereka adalah nurrosydah dan annisa, nama panggilan mereka oci dan ica. Mereka baik, ramah dan tidak pernah membeda-bedakan orang, mereka jugalah yang selalu menghibur nazilla ketika dia sedang sedih.
Back to story
Nazilla tiba di sekolah setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, kini dia sedang berjalan di koridor menuju kelas. Setelah melewati beberapa ruang kelas dan tangga akhirnya nazilla tiba di kelas XII IPS 1, dia masuk sambil mengucap salam lalu duduk di barisan kedua dari depan. Selang beberapa menit kemudian kedua sahabatnya datang dan duduk dibelakang kursi nazilla.
"Assalamualaikum nazilla, pagi" sapa mereka berdua.
"Waalaikumsalam oci ica, pagi juga"
"Lo udah ngerja in tugas al?" tanya oci.
"Udah dong, kalian emang belum ngerjain?" tanya nazilla balik, di sekolah nazilla memang di panggil dengan al dan panggilan illa hanya untuk keluarga atau orang yang sudah mengenalnya dari kecil.
Mereka berdua kompak tersenyum dan memamerkan deretan giginya yang rapih, sedangkan nazilla hanya menghela nafas di tempatnya. Seolah tau apa yang di inginkan kedua sahabatnya itu "nih buru an catet sebentar lagi masuk"
"Thanks al" ucap mereka kompak, lalu dengan cepat mereka menyalin catatan nya, setelah 10 menit berlalu dan bel tanda masuk pun berbunyi.
"Selamat pagi anak-anak" sapa ibu guru yang baru saja masuk.
"Selamat pagi juga bu" dan pembelajaran pada pagi hari itu di mulai dengan tenang.
Bel istirahat berbunyi bertanda seluruh siswa SMA bakti mulia di perbolehkan istirahat sejenak dari penatnya pelajaran untuk sekedar makan, minum atau melakukan hal yang lainnya. Seperti ketiga gadis remaja yang sudah duduk di salah satu meja katin, mereka sedang menunggu pesanannya tiba.
"Ini neng pesanan nya satu nasi goreng, satu mie ayam, satu bakso dan tiga jus jeruk" ujar abang tukang jualan.
"Terima kasih yaa bang" ucap mereka kompak yang di balas dengan senyuman dan anggukan kepala.
"Ekh nanti pulang sekolah jalan yuk, ngilangin penat abis belajar ekonomi" ujar oci sambil memakan mie ayam nya.
"Iya gue setuju tuh" ujar ica menyetujui usul oci "lo gimana al?" tanya ica
"Sory gue kan harus kerja, kalian aja deh yaa yang pergi" ucap nazilla tidak enak, sebenarnya dia juga ingin pergi tapi dia tidak ingin menjadi seseorang yang tidak bertanggung jawab hanya untuk bersenang-senang.
"Selalu kaya gituh" ucap mereka kompak, sontak hal itu membuat nazilla tertawa.
"Hahaha kalian lucu bisa kompakan gituh" ucap nazilla namun tidak mendapat respon dari ke dua sahabat nya itu, mungkin mereka kesal "oke oke gimana kalau hari sabtu aja kita jalan bareng?" ucap nazilla mengalah.
"Janji?" ucap mereka berbarengan.
"Janji" ucap nazilla mantap sambil menganggukan kepalanya "kalian ternyata kompak juga yah, cocok loh kalau kalian jadi anak kembar" ucap nazilla mengulangi perkataan yang tadi sempat tidak mendapat respon.
Sontak saja mereka saling memandang dengan tatapan tajam satu sama lain, lalu berkata "najis" secara bersama an.
"Hahaha tuhkan sehati banget kalian tuh" ucap nazilla mengejek mereka.
"Lo ngapain sih ngikutin gue?" ucap ica sengit.
"Lo tuh yang ngikutin gue" jawab oci yang tak kalah sengit.
Nazilla tahu bahwa mereka berdua marahnya hanya bercanda, maka yang di lakukan nazilla dari tadi hanyalah memperhatikan mereka bertengkar sambil memakan nasi goreng nya.
"Udah-udah kalian kapan selesai makannya coba, sebentar lagi bel masuk loh" ucap nazilla mengingatkan.
"Lo sih"
"Lo tuh"
"Udah eyy sekarang makan dulu nanti di lanjut lagi debatnya" ucap nazilla lagi, sontak mereka bertiga langsung terdiam dan memakan-makanan mereka masing-masing.
Setelah hening beberapa saat dan akhirnya
"Hahahaha" tawa mereka bertiga tiba-tiba setelah sekian menit terdiam, entahlah apa yang mereka tertawakan, mungkin kekonyolan atau drama yang tidak sengaja mereka lakukan.
-------------------------------------
Haloha 👋👏 i'm come back with new storyVote and comment di tunggu yaw, sory kalau ada typo 😍😘

KAMU SEDANG MEMBACA
A Feeling
Teen FictionKisah seorang gadis yang merasa kesepian dalam hidupnya di karenakan seluruh anggota keluarga nya sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga mereka lupa bahwa ada seorang gadis yang masih membutuhkan sebuah kasih sayang dan perhatian. Bahkan dia...