34

986 26 12
                                    

Vote dulu sebelum baca 😝😉
Dan berikan tanggapan mu di akhir cerita






Nazilla prov

Aku segera keluar kamar mandi setelah menyelesaikan mandi, sebenarnya aku tidak merasa kesal dengan ucapan rafael yang mengatakan aku bau. Karena aku yakin dia hanya mengejek ku agar aku segera bangun dan menuruti kata-katanya untuk mandi, jadi aku pun berpura-pura marah saja agar rafael tidak terlalu cerewet.

'Sudah macam emak-emak aja rafael lama-lama' batin ku.

Aku menyernyit bingung ketika tidak melihat rafael di dalam kamar, namun yang ku lihat hanya sebuah kotak berukuran sedang ada di atas kasur. Segera aku mendekat untuk melihat isinya guna mengusir rasa penasaran yang hinggap di dalam diri ku, aku kembali bingung ketika di dalan kotak terdapat gaun yang panjangnya sampai lutut berwarna biru muda beserta flat shoes dengan warna yang senada. Aku melihat kembali ke dalam kotak, barang kali ada petunjuk tentang siapa pengirimnya dan ternyata ada secarik kertas dengan tulisan tangan yang aku kenali siapa penulisnya.

"Pakai gaun itu dan berdandanlah, nanti akan ada seseorang yang menjemput mu. INGAT HARUS DI PAKAI GAUN NYA" gumam ku yang membaca pesan yang tertulis dan terkekeh ketika membaca tulisan di akhir kalimat.

"Oke tuan pemaksa" jawab ku lalu segera kembali masuk ke dalam kamar mandi guna memakai gaun yang sudah di sediakan, setelah selesai dengan semuanya aku langsung turun dan melihat seorang pria sudah berdiri disana.

"Perkenalkan nama saya andi dan saya yang akan mengantarkan nyonya" ucap andi memperkenalkan diri setelah aku sudah berada di dekatnya.

"Ohh baiklah, kemana kita akan pergi?" Tanya ku yang bingung dengan situasi ini.

"Mari nyonya alindra saya antar" ucap andi tanpa menjawab pertanyaan ku, seketika pipi ku menghangat ketika dia memanggil ku dengan panggilan nyonya alindra.

Aku hanya mengikuti langkah andi, menuju mobil yang sudah terpakir di depan villa. Aku melihat pemandangan malam dari jendela mobil, kalian tahukan kalau aku sangat menyukai malam dan kini aku sangat-sangat menikmati pemandangan ini.

"Nyonya kita sudah sampai" suara andi yang mengagetkan ku karena tanpa sadar aku melamun.

"Mall?" Tanya ku bingung entah kepada siapa karena andi sudah keluar dari mobil, ternyata dia membuka pintu di sebelah ku.

Aku kembali bingung ketika andi memberi ku sebuah kertas, kali ini apalagi yang ingin dia beritahu.

'Pergilah ke tempat biasa orang-orang menonton film'

"Bioskop?" Tanya ku tidak yakin, lagi? Aku hanya dapat bertanya kepada diri ku sendiri karena andi tidak memberitahu ku apapun, bahkan dia hanya berbicara tanpa menjawab semua pertanyaan ku.

Aku pun berjalan dengan sedikit ragu menuju bioskop di dalam mall ini yang terdapat di lantai 3, setelah tiba disana ada seorang wanita menghampiri ku.

"Mari nyonya alindra saya antar" ucapnya dan langsung berjalan begitu saja tanpa memberi ku waktu untuk sekedar bertanya dan lagi aku hanya bisa mengikuti tanpa suara.

"Silahkan nyonya" ucapnya mempersilahkan aku duduk di kursi ke tiga dari bawah, aku melihat kesekeliling dan ternyata sepi.

"Saya permisi" pamit wanita itu lalu langsung pergi tanpa membiarkan aku menjawab atau sekedar mengeluarkan suara.

Lampu bioskop mulai di matikan dan layar bioskop pun mulai menayangkan film yang akan di putar, sepertinya aku akan menonton sebuah film animasi terlihat dari gambar tokoh-tokohnya.

A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang