7

1.1K 37 0
                                    

Sudah 2 minggu nazilla di rawat di rumahnya dan selama itu pula dia baru merasakan bagaimana memiliki keluarga yang utuh, keluarga yang selalu hadir menemaninya. Rasa kesepian itu pun sirna selama 2 minggu ini, nazilla merasa bersyukur dan selalu ingin merasakan kehangatan keluarga ini. Namun sepertinya semua itu hanya mimpi belaka bagi nazilla setelah kenyataan pahit yang di terimanya dia tidak lagi bisa merasakan kehangatan keluarga ini, kanyataan dimana kedua orang tuanya harus pindah ke australia untuk melebarkan bisnis mereka disana.

Nazilla memang tersenyum bahagia ketika bersama kedua orang tuanya, namun disisi lain hatinya merasa begitu sedih mengingat tidak lama lagi dia akan berpisah dengan kedua orang tuanya.

"Sayang nanti malam kita harus bertemu dengan keluarga calon suami kamu" ucap sang bunda, nazilla yang mendengar kata calon suami merasa agak aneh.

"Iya bun" jawab nazilla pasrah.

"Jangan cemberut gituh dong nanti cantiknya hilang loh" ucap sang ayah menggoda.

"Apa kalian engga bisa tetap disini? Aku baru ngerasain kehangatan sebuah keluarga dan kalian ingin meninggalkan ku begitu?" Tanya nazilla tanpa mengindahkan godaan sang ayah.

"Sayang... ini tentang kelangsungan hidup banyak orang, jadi kami mohon mengertilah. Kamu bisa mengunjungi kami kapan pun kamu mau" ucap sang bunda memberi pengertian.

"Apa aku boleh ikut kalian aja kesana?" Nazilla menatap kedua orang tua nya dengan mata memohon.

"Engga bisa sayang... bukannya dua minggu lagi kamu ada pertandingan basket dan sebentar lagi kamu akan UN, lagi pula ayah sama bunda berani jamin kalau keluarga calon suami kamu itu baik kok" ucap ayah memberi pengertian kepada nazilla dan nazilla pun hanya terdiam kehabisan kata-kata.

Waktu berjalan begitu cepat jika kita tidak menunggu sesuatu, hal itu pun di rasakan oleh nazilla. Jika dia boleh memilih maka dia ingin tidak ada malam setidaknya untuk hari ini saja, hari dimana dia akan bertemu dengan seseorang yang sudah di jodohkannya.

"Nazilla ayo turun sayang tamu nya udah dateng" teriak bunda dari lantai bawah.

Nazilla segera keluar kamar dan berjalan menuju ruang tamu, namun langkahnya terhenti ketika dia melihat siapa tamu yang datang.

'Mampus gue itu kan si playboy sekolah, jangan bilang kalau dia yang...' nazilla pun terkejut ketika sang ayah memanggilnya untuk mendekat karena tanpa sadar nazilla telah melamun.

"Ill ayo sini malah bengong disitu" ucap ayah nazilla, dia pun segera mendekat dan duduk di samping bunda nya. Disana semua orang sudah berkumpul, kakak kembar nazilla pun ada disini.

"Illa kenalin ini om digantara alindra dan ini istri nya  yunita alindra" ucap sang ayah memperkenalkan tamu yang datang.

"Halo om tante saya nazilla alzena sabnamnoya" ucap nazilla lalu menyalami om dan tante tamu sekaligus camer (calon mertua) nya sopan.

"Halo nazilla salam kenal, oh iya kenalkan juga anak-anak om yang perempuan itu anak om yang pertama nama nya putri dan yang laki-laki nama nya rafael dan yang masih di dalem perut katanya sih laki-laki" ucap om dirgantara memperkenalkan semua anggota keluarga nya.

"Iya salam kenal teh putri, rafael dan dede bayi" ucap nazilla sambil menundukkan kepala sopan.

"jangan canggung ill anggap saja kami ini orang tua kamu, bukannya sebentar lagi kamu akan jadi anak kami? Iya tidak pak anwar sabnamnoya?" Ucap om digantara kepada ayah nazilla sambil sedikit menggoda.

"Bener tuh ill apa kata digantara kamu jangan canggung dan anggap aja mereka seperti orang tua kamu sendiri" ucap ayah nazilla memberi persetujuan.

A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang