Nazilla dan rafael sudah tiba di rumah sakit, mereka pun segera menuju ruang rawat inap yang telah di beri tahu oleh sang ayah.
"Raf inget pasang muka yang baik jangan jutek kaya biasa nya" ucap nazilla memperingati rafael sebelum masuk ke dalam ruang rawat inap.
Rafael pun hanya menghela nafasnya, bayangkan saja nazilla sudah mengatakan hal yang sama semenjak mereka di perjalanan tadi.
"Iya sayang kuh" ucap rafael gemas lalu mencubit pipi nazilla.
"Sayang sayang pala lo peyang" ucap nazilla sinis.
"Ekh tapi kalau kita saling panggil sayang kayanya lucu deh zil"
"Lucu apa an sih raf? Halu aja hidup lu"
"Kenapa harus halu? Kan aku punya kamu zil"
"Udah akh ayo buru an masuk" ucap nazilla lalu membuka pintu dihadapannya.
"Assalamualaikum" ucap nazilla dan rafael bersamaan.
"Waalaikumsalam" jawab mamah dan papah.
"Pah mah gimana kabarnya sehat?" Tanya nazilla berbasa-basi sambil menyalami kedua mertuanya.
"Alhamdulillah sehat, kamu gimana ill udah sehat?" Tanya mamah.
"Alhamdulillah udah mah" jawab nazilla tersenyum.
"Rafael ngerawat kamu gak waktu kamu sakit?" Kali ini papah yang bertanya.
"Iya pah" jawab nazilla, seakan ingin melancarkan aksinya nazilla pun mengalihkan topik.
"Oh iya mah pah adek bayi nya mana?" Tanya nazilla.
"Baru aja di bawa sama suster ke ruangan bayi ill" jawab mamah memberitahu.
"Yahh padahal aku pengen banget liat adek nya" jawab nazilla lalu pura-pura sedih.
"Iya udah yuk papah anterin kamu liat adek nya" ajak papah yang sudah bangun dari duduknya.
"Nanti yang jaga in mamah siapa pah?" Tanya nazilla.
"Ekh mamah engga apa-apa kok di tinggal sendiri" ucap mamah tidak enak.
"Yaa jangan dong mah, nanti kalau mamah butuh apa-apa gimana??" Nazilla pun terdiam sebentar lalu berkata lagi "gimana kalau rafael aja yang jaga mamah, setuju engga pah?"
"Yaa setuju dong, jadi mamah kan ada yang jaga in" ucap sang papah mendukung.
"Raf kamu jaga mamah dulu yaa sebentar" pinta sang papah.
Nazilla memberi tatapan tajam kepada rafael, karena rafael hanya diam saja seolah dia patung menekin.
"Iya pah engga apa-apa" jawab rafael akhirnya, lalu dia pun duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
"Iya udah kalau gituh papah tinggal dulu yaa sebentar, titip mamah kamu" ucap papah, rafael pun hanya membalasnya dengan anggukan kepala.
Setelah nazilla dan digantara papah mertuanya keluar, keadaan di dalam ruang inap sangat sunyi seolah tidak ada pembahasan yang ingin di bicarakan. Namun seolah ingat dengan janjinya kepada nazilla rafael pun memulai pembicaraan, karena dia tidak mau membuat nazilla terus kecewa karena sikapnya yang kekanak-kanakan.
"Ekhem" rafael pun berdehem hanya untuk menghilangkan rasa canggungnya.
"Terima kasih" yunita sang mamah tiri terkejut ketika rafael tiba-tiba berbicara kepadanya, namun dengan seulas senyum dia pun bertanya.
"Terima kasih untuk apa?"
"Terima kasih karena sudah memberikan papah saya kebahagiaan lagi setelah ibu saya meninggal"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Feeling
Teen FictionKisah seorang gadis yang merasa kesepian dalam hidupnya di karenakan seluruh anggota keluarga nya sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga mereka lupa bahwa ada seorang gadis yang masih membutuhkan sebuah kasih sayang dan perhatian. Bahkan dia...