Extra Part

830 22 51
                                    

Beberapa bulan sudah terlewati, kini kehamilan nazilla sudah menginjak usia 8 bulan. Banyak suka cita yang sudah dia alami selama kehamilan bayi pertamanya, begitu pun dengan rafael. Dia berubah menjadi sosok yang lebih protektive dan menyebalkan jika manjanya suka kumat, terkadang nazilla harus menambah kesabarannya ketika menghadapi sifat rafael yang tiba-tiba manja.

Seperti saat ini, seharian ini rafael hanya berdiam diri di rumah dan meminta nazilla untuk memanjakannya.

Makan minta di suapin, mandi minta di mandi in, tidur minta di elus-elus kepalanya. Huft untung rafael BAB engga minta di cebokin yang ada nanti nazilla langsung minta orang-orang buat kafanin aja itu suami ngeselinnya, ekh jangan deh nanti dia jadi janda muda dong kan kasian nanti rafael nya engga tenang di alam kubur sana kalau dia banyak yang goda in.

"Sayang... aku mau di suapin buah" ucap rafael menghampiri nazilla yang sedang duduk di depan televisi.

"Makan sendiri apa susah nya sih raf" ucap nazilla kesal.

"Aku pengennya di suapin" rengek rafael manja.

"Ck! Udah mau jadi bapak juga tapi kelakuan masih kaya anak kecil" sungut nazilla marah.

"Kan mumpung baby nya belum lahir jadi aku pengen di manja sama kamu, nanti kalau baby udah lahir kamu pasti lebih perhatian sama dia"

"Selalu jawab itu" ucap nazilla seraya memutar bola matanya karena jengkel.

Alasan yang rafael gunakan sungguh klasik bukan? Bagaimana bisa seorang ayah cemburu dengan anaknya sendiri, ada-ada aja memang suami dari nazilla itu.

"Iya udah sini buah nya" ucap nazilla pasrah, jika tidak di turuti yang ada suaminya itu akan terus merengek.

"Nah gituh dong dari tadi" ucap rafael lalu mengembangkan senyumnya senang, sedangkan nazilla hanya diam saja enggan menjawab perkataan rafael.

"Sayang" panggil rafael yang terus menerima suapan buah dari nazilla sambil memperhatikan wanita itu.

"Nazilla sayang" panggil rafael lagi karena nazilla tidak kunjung meresponnya.

Cup

"Apa sih raf" ucap nazilla kesal karena acara menonton tv nya terganggu, rafael mengembangkan senyumnya.

"Abis kamu di panggilin sama suami juga bukannya jawab"

"Iya raf, ada apa?" Tanya nazilla lembut dengan senyum yang terkesan di paksakan.

"Kita pindah rumah yuk?" Ajak rafael hati-hati, bagaimana pun dia tahu bahwa nazilla masih membenci kesunyian.

Nazilla diam tidak menjawab pertanyaan rafael bahkan suapan buahnya pun ikut berhenti.

"Sayang kalau kamu belum si..." ucapan rafael terhenti ketika melihat nazilla menganggukkan kepalanya.

"Kamu mau kita pindah rumah?" Tanya rafael memastikan.

"Iya raf" jawab nazilla lalu tersenyum.

"Aku engga maksa kamu kok, kalau emang kamu belum siap mah engga apa-apa bisa kapan aja" ucap rafael memberi penjelasan agar istrinya itu tidak merasa terbebani.

"Aku siap kok raf, aku juga tahu kamu pasti ingun bertanggung jawab penuh atas aku kan? Kamu engga mau ngerepotin orang tua kamu terus dengan cara hidup mandiri, justru aku yang harusnya minta maaf karena baru ngerti keinginan kamu" ucap nazilla lalu menundukkan kepalanya.

"Sayang" panggil rafael lalu menarik nazilla lembut ke dalam pelukkannya.

"Engga perlu minta maaf, aku ngerti perasaan kamu kok. Udah jangan sedih lagi yaa kasian babynya nanti ikut sedih loh" ucap rafael lalu mencium puncak kepala nazilla.

A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang