"Tidak nazilla... hanya bapak yang tau" ucap pak hadi yang membuat nazilla menghela nafas lega "tapi kenapa kamu menyembunyikan identitas kamu al?"
"Awalnya aku cuman mau mencoba bagaimana jika aku di kenal sebagai anak pembantu, apakah aku mendapat teman yang tulus atau tidak. Ternyata benar tidak ada yang mau berteman dengan ku karena malu karena aku anak pembantu, hingga akhirnya aku ketemu sama kedua sahabat aku ica dan oci. Mereka tulus mau berteman sama aku tanpa malu dengan status ku, dari situ aku bisa melihat mana orang yang tulus dengan ku mana yang tidak. Lalu semakin kesini aku hanya nyaman saja dengan status ku yang sebagai anak pembantu" jawab nazilla.
"Tapi kamu tau kan? cepat atau lambat semuanya akan terbongkar, apalagi sekarang sudah beredar gosip bahwa anak pemilik yayasan sekolah ini bersekolah disini juga"
"Iya pak aku juga tau akan hal itu, karena itulah aku tidak konsen latihan" ucap nazilla menunduk lesu.
"Sudahlah... jangan terlalu di pikirkan, kamu hadapi semuanya dengan lapang dada. Kamu memulai semua ini kamu juga harus menanggung resikonya"
"Baiklah pak"
"Kalau begitu ayo pulang hari sudah mulai gelap, bahkan teman-teman kamu sudah pada pulang" ucap pak hadi yang berdiri terlebih dahulu, lalu dia mengulurkan tangannya kepada nazilla yang disambutnya dengan senang hati.
"Hehehe iya pak, kita ngobrol nya kelamaan" ucap nazilla sambil terkekeh.
"Mau bapak antar pulang?" Tawar pak hadi.
"Tidak perlu pak terima kasih, aku bisa pulang sendiri kok assalamualaikum" ucap nazilla menyalami tangan pak hadi lalu pergi begitu saja.
Nazilla pergi menuju loker untuk mengambil tas dan seragamnya, dia ingin langsung pulang tanpa ingin repot-repot mengganti bajunya. Ketika sedang berjalan menuju gerbang sekolah tiba-tiba ada suara yang mengagetkannya.
"Udah pacaran sama gurunya?" Ucapan kesal seseorang membuat nazilla membalikkan tubuhnya dan mendapati seseorang sedang bersidekap dada dengan tatapan tajamnya.
"Bukan urusan lo" ucap nazilla acuh, lalu meninggalkan orang itu.
seseorang itu mencengkram pergelangan tangan nazilla "Itu jadi urusan gue sekarang, karena orang tua lo engga berhenti nelponin gue buat nanya in keberadaan lo doang" ucap nya membentak.
"Engga usah bentak berapa sih? Lagi pula gue udah izin kok ke mereka kalau gue bakal pulang telat, sekarang lepasin tangan lo" ucap nazilla memberontak dan terus berusaha melepaskan cengkraman yang menyakitkan itu.
"Engga bisa sekarang ayo masuk mobil, gue anter lo pulang sesuai permintaan kedua orang tua lo" ucap nya lalu menarik nazilla menuju parkiran mobilnya berada.
"Gue engga mau.... lepasin gue rafael" ucap nazilla terus memberontak, yaa kalian tau lah siapa tukang pemaksa selain rafael.
"Udah diem lo atau..." ucap nya sengaja menggantungkan kalimatnya dan mendekat kearah nazilla.
"Atau apa?" Ucap nazilla menantang.
"Atau gue akan cium lo disini" ucap rafael sambil tersenyum miring.
"Apa an sih lo, kita itu bukan mukhrim tau... maen cium-cium anak orang"
"Tapi 2 minggu lagi kita akan menikah, remember? Jadi engga apa-apa dong kalau gue cuman nyicip sedikit"
"Najis, iya udah gue diem ayo pulang buru an"
Selama perjalanan pulang menuju rumah kediaman sabnamnoya, rafael dan nazilla saling diam. Mereka tidak tahu harus memulai percakapan dari mana, maka dari itu nazilla memilih tidur untuk menghilangkan kecanggungan dan karena dia merasa lelah juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Feeling
Teen FictionKisah seorang gadis yang merasa kesepian dalam hidupnya di karenakan seluruh anggota keluarga nya sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga mereka lupa bahwa ada seorang gadis yang masih membutuhkan sebuah kasih sayang dan perhatian. Bahkan dia...