27

1K 27 3
                                    

Di pagi buta ini nazilla sudah bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya, meskipun hanya cairan yang di keluarkan namun semua itu sukses membuat nazilla lemas tak berdaya. Rafael sebagai suami siaga pun ikut membantu nazilla ketika dia sedang mengalami morning sickness, dia sungguh tidak tega melihat nazilla yang kini berbaring sambil memeluk boneka beruangnya.

"Sayang kamu mau apa nanti aku ambilin?" Tanya rafael yang sedang mengelus kepala nazilla.

"Engga mau apa-apa" jawab nazilla lirih.

"Masih mual?"

"Dikit"

Tanpa pikir panjang rafael langsung mengelus perut nazilla yang masih rata "anak daddy jangan bikin mommy kesusahan yah, kasihan tuh mommy nya jadi lemes" ucap rafael kepada anaknya yang masih di dalam perut.

"Zil mending nanti kamu engga usah sekolah dulu yah" pinta rafael.

"Aku mau sekolah raf, sekarangkan kita ujian" ucap nazilla lirih.

"Kamu pucet gini loh, kalau nanti kenapa-napa gimana?"

"Aku engga apa-apa"

"Zil" panggil rafael tegas tanda memperingati.

"Raf please aku mau ikut ujian" ucap nazilla yang kini sudah menatap rafael dengan mata yang berkaca-kaca.

"Oke oke kamu boleh sekolah dan ikut ujian" ucap rafael mengalah.

"Terima kasih"

"Etts tapi ada syaratnya"

"Apa?"

"Jangan kecapean, jangan mati in handphone jadi kalau ada apa-apa cepet telpon aku, jangan makan-makanan instan dan pedes, jangan minum-minuman yang bersoda, jangan lirik laki-laki lain" ucap rafael memberi wejengan.

"Possessive" komentar nazilla.

"Hey aku cuman engga mau kamu kenapa-napa"

"Iya raf"

"Kamu mending sekarang tidur lagi, mumpung masih ada waktu nanti aku bangun in"

"Hmm" gumam nazilla lalu tidak lama dia sudah tertidur karena merasa nyaman dengan usapan lembut di perutnya.

Rafael yang melihat nazilla sudah tertidur pun mengembangkan senyumnya, seharusnya kelembutanlah yang rafael berikan sejak awal. Bukan dengan tingkah absrudnya yang sering membuat nazilla menangis, namun semua itu hanya bisa dia ratapi dan mengubah sifatnya agar lebih baik lagi dia jadi teringat akan pesan papah mertuanya yang berarti ayah nazilla.

"Raf ayah mau ngomong sama kamu" ucap anwar di sela kegiatan kumpul keluarga.

"Mau ngomong apa yah?" Tanya rafael sambil mengikuti langkah kaki ayahnya yang menuju ruang keluarga.

"Kamu mencintai nazilla kan?" Tanya anwar langsung.

"Iya aku mencintai nazilla" jawab rafael yakin, meskipun dia belum mengungkapkan isi hatinya kepada nazilla tapi dia merasa yakin akan perasaannya itu.

"Nazilla sekarang sedang hamil muda di usia yang masih muda, mungkin sifat dan kemauannya akan membuat kamu pusing dan merasa lelah. Ayah ingin kamu menjaga nazilla seperti kamu menjaga diri kamu sendiri atau bahkan lebih, nazilla itu sebenarnya manja tapi karena ayah dan bunda sibuk kami jadi tidak bisa memanjakan nazilla. Ayah harap kamu mengerti dengan apa yang ayah ucapkan raf"

"Iya ayah aku mengerti, aku akan menjaga dan menghadapi segala sifat nazilla. Ayah engga perlu khawatir" ucap rafael tegas dan tanpa keraguan dalam setiap katanya.

A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang