19

1.2K 28 4
                                    

Rafael tiba di rumah dengan cepat, dia merasa panik sungguh.

"assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, den rafael?" Ucap bi inem pembantu rumah keluarga alindra.

"Bi nazilla mana? Udah di periksa dokter belum?" Tanya rafael.

"Ada di kamar nya den lagi istirahat, kata dokter non nazilla cuman kecapean. Terus itu muka den rafael kenapa?" Tanya bi inem khawatir.

"Biasalah bi" ucap rafael.

"Tawuran?"

"Kalau gituh aku mau langsung ke kamar aja yaa bi" ucap rafael tanpa menjawab pertanyaan bi inem.

"Den obatin dulu lukanya" teriak bi inem karena rafael sudah berlari menaiki tangga.

"Engga usah bi" teriak rafael yang masih di dengar bi inem.

Rafael berdiam diri sejenak di depan pintu kamar, dia sedikit ragu untuk masuk dan bertemu dengan nazilla.

'Apa yang harus gue lakuin nanti kalau ketemu nazilla, nyapa dia gituh? Hai nazilla gimana kabarnya? Begitu? Gila canggung banget, terus gue harus gimana dong? Kok gue deg degan banget yaa' ucap rafael dalam hati.

Dengan rasa canggung yang tiba-tiba melanda, akhirnya rafael membuka pintu dengan perlahan. Dia melihat nazilla masih tertidur dengan lelap, rafael menghampiri nazilla dan melihat wajah damai istrinya itu.

Tiba-tiba rasa bersalah itu pun kembali "maaf" ucap rafael lirih.

"Maaf karena bukannya jaga in lo, gue malah bikin lo nangis dan sakit" ucap rafael sambil mengecup kening nazilla sayang.

Rafael pun memilih duduk di sofa untuk menunggu nazilla terbangun dari tidur nya, namun tidak lama azan dhuzur berkumandang. Rafael tidak segera pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, dia merasa aneh karena sudah lama menginggalkan kewajibannya sebagai muslim. Karena dulu dia merasa tuhan tidak adil kepadanya, namun dengan segala perdebatan yang terjadi di dalam hati, akhirnya rafael memutuskan untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat.

Dalam shalatnya rafael menangis terharu karena dia merasa bersalah telah meninggalkan kewajibannya sebagai muslim, rakaat demi rakaat dia laksanakan dengan hikmat. Setelah shalat selesai rafael tidak langsung beranjak dari tempatnya, dia pun berzikir dan berdo'a kepada sang maha kuasa.

"Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa hamba mu ini. Maafkan lah segala perbuatan hamba, maafkan hamba karena hamba melalaikan tugas hamba sebagai seorang muslim, tapi hamba kini berjanji kepada-Mu yaa rabb. Hamba akan melaksanakan semua perintah-Mu dan menjauhi semua larangan-Mu, yaa rabb hamba memohon kepada mu angkatlah penyakit yang di derita istri hamba. Hamba tau hamba telah berdosa karena memaksanya, hamba hanya tidak ingin merasakan kehilangan untuk kedua kalinya, hamba hanya ingin di cintai layaknya seseorang yang pantas untuk dicintai" ucap rafael yang kembali menangis.

"Ya Allah, engkau yang maha membolak balikan hati manusia. Hamba mohon kepada-Mu ampunilah segala dosa-dosa ku dan jangan engkau jauhkan istri hamba dari hamba mu ini, hamba tidak akan sanggup jika harus kehilangan yang kedua kalinya. Hamba mohon kepada mu yaa rabb kabulkan lah segala do'a-do'a hamba, ampunilah segala dosa-dosa hamba. Aamiin" ucap rafael lalu mengusap wajahnya dan kembali bersujud dengan derai air mata yang masih mengalir.

A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang